Keputusan Felix Auger-Aliassime untuk dilatih Toni Nadal mendapat tanggapan positif banyak pihak. Namun, dilatih paman petenis Spanyol, Rafael Nadal, itu tidak otomatis menjadikannya juara.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MONTE CARLO, SELASA — Debut bersama pelatih baru, Toni Nadal, dijalani Felix Auger-Aliassime pada babak pertama turnamen ATP Masters 1000 Monte Carlo. Meski Toni telah mengantarkan Rafael Nadal menjadi salah satu petenis terbaik era 2000-an, catatan itu tak menjamin Auger-Aliassime akan menjadi seperti ”Raja Lapangan Tanah Liat” itu.
Disaksikan Toni dan Frederic Fontang (pelatih Auger-Aliassime sejak 2017) di lapangan utama Monte Carlo Country Club, Rainier III, Selasa (13/4/2021), Auger-Aliassime bertemu petenis Chile, Cristian Garin. Dalam pertemuan ketiga di antara kedua petenis, Auger-Aliassime kalah 6-7 (3-7), 1-6, meski unggul lebih dulu 5-2 pada set pertama.
Pertandingan itu adalah lanjutan dari laga sehari sebelumnya yang terhenti karena hujan. Laga Senin dihentikan saat Auger-Aliassime unggul 4-2.
”Kita lihat apa yang akan terjadi setelah ini. Akan sangat menyenangkan jika Toni bisa memberi saya banyak masukan untuk menjadi petenis lebih baik, terutama di lapangan tanah liat. Namun, kerja sama ini tak akan membuat saya tiba-tiba menjadi juara di lapangan ini,” komentar Auger-Aliassime.
Petenis Kanada berusia 20 tahun itu mengumumkan Toni bergabung dalam tim pelatihnya pekan lalu. Kerja sama mereka dimulai ketika Auger-Aliassime diminta datang ke Akademi Rafa Nadal di Mallorca Spanyol, Desember 2020. Toni memimpin akademi yang didirikan Rafa sejak 2016 itu.
Toni adalah satu-satunya pelatih Rafa sejak keponakannya itu berusia empat tahun pada 1990 hingga 27 tahun kemudian. Bersama Toni, Rafa meraih 16 dari total 20 gelar Grand Slam. Sebanyak 13 di antaranya dari Grand Slam Perancis Terbuka. Dengan 60 gelar juara di lapangan tanah liat, dari 86 gelar di arena tenis profesional, Rafa pun mendapat julukan ”Raja Lapangan Tanah Liat”.
Toni akan mendampingi Auger-Aliassime pada turnamen-turnamen besar sekelas ATP Masters 1000, seperti Monte Carlo Masters dan Grand Slam. Adapun Fontang hadir dalam semua turnamen.
”Tak banyak pelatih yang memiliki rekam jejak seperti Toni. Saya juga menghormatinya sebagai seorang personal, begitu pula dengan pelatih saya yang lain. Menjadi kehormatan dan peluang ketika Toni bisa berada di sisi saya sebagai mentor,” ujar Auger-Aliassime.
Akan sangat menyenangkan jika Toni bisa memberi saya banyak masukan untuk menjadi petenis lebih baik, terutama di lapangan tanah liat. Namun, kerja sama ini tak akan membuat saya tiba-tiba menjadi juara di lapangan ini.
Petenis peringkat ke-21 dunia itu termasuk tiga petenis berusia 21 tahun ke bawah di posisi 30 besar peringkat dunia. Dua lainnya adalah Jannik Sinner (19 tahun) dan sesama petenis Kanada, Denis Shapovalov (21).
Potensi Auger-Aliassime terlihat dengan pencapaian tujuh final sejak 2019. Namun, tak sekali pun petenis keturunan Togo itu merebut gelar juara. Atas dasar itu, juara tunggal putra yunior Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2016 itu melengkapi timnya dengan pelatih sarat pengalaman.
Dukungan Rafa
Bergabungnya Toni dalam tim Auger-Aliassime, dinilai Rafa, akan menguntungkan kedua pihak. ”Toni memiliki banyak pengalaman, dia punya banyak pengetahuan tentang olahraga ini yang dibutuhkan orang lain. Saya yakin, Felix akan mendapatkan yang dia butuhkan dari Toni,” tutur Rafa dalam laman ATP.
Petenis yang menjadi unggulan ketiga di Monte Carlo Masters itu juga tak keberatan dengan posisi baru meski pamannya itu memiliki tanggung jawab memimpin akademi. ”Dia paman saya. Saya selalu menginginkan yang terbaik untuknya dan saya senang dia bisa berada di sini, kembali ke tur,” katanya.
Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, berpendapat, sosok yang mendapat julukan ”Paman Toni” itu mencari tantangan baru. Apalagi, Auger-Aliassime sering berlatih di Akademi Rafa Nadal dalam beberapa tahun terakhir.
”Itu akan menjadi perjalanan baru baginya bersama salah satu petenis muda terbaik. Felix adalah pekerja keras, karakter yang dinilai penting oleh Toni. Saya rasa, kerja sama ini akan memberi hasil baik. Saya juga senang melihat Toni kembali ke tur,” tutur Djokovic, yang akan memulai penampilan di Monte Carlo dengan melawan Sinner pada babak kedua.
Petenis muda lainnya, Stefanos Tsitsipas, tak menduga Auger-Aliassime memilih Toni menjadi pelatihnya. ”Yang pasti, itu baik bagi Felix. Akan banyak tips yang diberikan untuknya. Seperti apa dampaknya, akan kita lihat di lapangan,” ujar Tsitsipas.
Kasus Covid-19
Setelah petenis peringkat kedua, Daniil Medvedev, mundur dari turnamen karena terinfeksi Covid-19, pada Selasa, penggemar tenis menanti perkembangan kondisi Rafa dan Djokovic. Kedua petenis senior tersebut sempat berlatih bersama Medvedev yang ditempatkan sebagai unggulan kedua.
Video dan foto yang diunggah ATP memperlihatkan Djokovic dan Rafa berada dalam jarak dekat dengan petenis Rusia itu. Rafa dan Medvedev pun bersalaman dengan cara menyentuhkan kepalan tangan setelah latihan pada Senin.
”Rafa baik-baik saja. Seperti yang kita tahu, virus yang masuk ke tubuh tak akan memperlihatkan efek apa-apa sebelum hari ketiga atau keempat,” ujar juru bicara tim Rafa, Benito Perez-Barbadillo.
Semua peserta turnamen menjalani tes setiap empat hari sekali. Dari tes pada Senin, Perez-Barbadillo menyatakan, Rafa mendapat hasil negatif. Hingga Selasa, petenis Spanyol itu belum mendapat giliran bertanding karena mendapat bye di babak pertama. Laga pertamanya akan dijalani melawan Federico Delbonis pada babak kedua.
Sementara itu, Medvedev menyatakan kekecewaannya tak jadi tampil dalam salah satu turnamen pemanasan Perancis Terbuka itu. ”Fokus sekarang adalah memulihkan diri agar bisa kembali ke turnamen sesegara mungkin dalam kondisi sehat,” kata Medvedev yang diperbolehkan tinggal di kediamannya karena memiliki rumah di Monte Carlo. (AFP)