Meskipun menang 1-0 di laga kedua, Porto dipastikan tersingkir dari Liga Champions. Tim asal Portugal itu tampil mendominasi, tetapi gagal menciptakan keunggulan tiga gol yang menjadi syarat untuk melaju ke semifinal.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SEVILLA, RABU — Penyerang asal Iran, Mehdi Taremi, mencetak satu-satunya gol pada pertemuan kedua Porto dengan Chelsea di babak perempat final Liga Champions, Rabu (14/4/2021) dini hari WIB. Itu adalah gol keduanya di Liga Champions musim ini yang sayangnya belum mampu menghindari Porto dari kekalahan agregat 1-2 dari Chelsea.
Seperti di laga pertama, pertemuan kedua Porto dan Chelsea berlangsung di tepat netral, Stadion Ramon Sanchez-Pizjuan, Sevilla, Spanyol. Demi mengejar skor agregat 0-2, Porto mengambil inisiatif serangan dengan menempatkan tiga penyerang untuk menggempur pertahanan Chelsea.
Tim berjuluk ”Si Naga” itu memang mampu menguasai jalannya laga dengan memegang kendali penguasaan bola sebesar 55 persen, kemudian menghasilkan 10 tembakan. Namun, lini depan Porto gagal tampil efektif.
Di babak pertama, Porto mendapat kesempatan perdana untuk mencetak gol setelah kiper Chelsea, Edouard Mendy, melakukan kesalahan operan, sayang sepakan penyerang Moussa Marega dapat ditepis Mendy.
Penampilan lini depan Porto membaik setelah Pelatih Porto Sergio Conceicao memasukkan Taremi di menit ke-63. Pada laga pertama, Taremi tidak bermain karena hukuman kartu merah di laga kedua babak 16 besar melawan Juventus.
Kehadiran Taremi membuat trio bek Chelsea, yaitu Cesar Azpilicueta, Thiago Silva, dan Antonio Ruediger, lebih fokus menutup ruang di kotak penalti sendiri. Apalagi, pemain sayap Porto beberapa kali melancarkan umpan dari kedua sisi sayap untuk memanjakan penyerang berusia 28 tahun itu.
Buah kerja keras Porto sepanjang laga baru bisa dipetik di menit terakhir. Taremi mencetak gol melalui tendangan salto setelah menerima umpan dari sesama pemain pengganti, Nanu. Gol itu tercipta di menit 90+4.
Kami bermain sangat baik, kami menunjukkan bahwa kami adalah salah satu tim terbaik di Eropa. Tetapi, sayangnya gol saya tidak cukup membawa kami melaju, itu normal karena bagian dari sepak bola.
”Kami bermain sangat baik, kami menunjukkan bahwa kami adalah salah satu tim terbaik di Eropa. Tetapi, sayangnya gol saya tidak cukup membawa kami melaju, itu normal karena bagian dari sepak bola,” ucap Taremi dilansir laman UEFA seusai laga.
Adapun Taremi baru menjalani debut di Liga Champions musim ini. Ia adalah salah satu pemain baru yang didatangkan Porto di bursa transfer musim panas 2020. Taremi dibeli dari tim Portugal, Rio Ave.
Meskipun berstatus pemain baru, Taremi telah memimpin daftar pencetak gol sekaligus pemberi asis bagi ”Si Naga” di seluruh ajang musim ini. Pemain tim nasional Iran itu telah mencetak 17 gol dan 13 asis.
”Ini adalah perasaan yang luar biasa, sebuah kesempatan berharga bagi saya bisa bermain di Liga Champions,” ujar Taremi yang menjadi pemain Iran kelima yang mampu mencatatkan nama di papan skor pada kompetisi kontinental paling bergengsi di dunia itu.
Bangga
Meskipun harus mengakhiri petualangan di Liga Champions musim ini, Conceicao bangga dengan penampilan anak asuhannya. Satu-satunya penyesalan yang dirasakan Conceicao adalah kegagalan timnya mencetak gol di awal-awal laga.
Padahal, kunci utama Porto mengalahkan Juventus di babak 16 besar ialah mencetak gol di permulaan laga. Pada kemenangan 2-1 di laga pertama melawan raksasa Italia itu, Si Naga mencetak gol pada menit pertama setiap babak.
”Kami tidak mampu menciptakan peluang berbahaya, kecuali jelang menit-menit akhir. Meski begitu, seluruh pemain telah menjalankan strategi dengan baik serta kokoh dalam menerapkan pola bertahan sehingga saya bangga dengan perjuangan mereka,” kata Conceicao.
Hasil yang pantas
Manajer Chelsea Thomas Tuchel menilai, timnya pantas lolos ke babak semifinal karena mampu tampil lebih baik dalam dua laga menghadapi Porto. Di laga kedua, lanjutnya, Porto memang tampil dominan, tetapi Chelsea mampu menunjukkan organisasi permainan yang baik untuk meredam agresivitas permainan sang lawan.
Laga melawan Porto menjadi kali pertama bagi Chelsea sejak ditangani Tuchel, Januari lalu, hanya mampu menciptakan satu tembakan mengarah ke gawang. Sebelumnya, catatan tembakan tepat sasaran Chelsea paling minim ialah tiga tembakan yang tercatat pada laga pertama melawan Porto dan Sheffield United di babak perempat final Piala FA, 21 Maret.
”Porto adalah sebuah tim yang bisa membuat lawannya bermain buruk, itu telah dilakukan di fase grup dan saat menumbangkan Juventus. Oleh karena itu, bagian dari rencana permainan kami adalah meredam penampilan terbaik mereka, kami berhasil sampai mereka mendapat tembakan beruntun di menit terakhir,” ujar Tuchel kepada BT Sport.
Selanjutnya, Chelsea akan menunggu pemenang antara Liverpool dan Real Madrid untuk berduel di babak empat besar. Apabila bisa memilih, Tuchel ingin laga di semifinal tidak bertemu sesama tim asal Inggris.
”Saya tidak mengharapkan apa pun, siapa pun lawan di semifinal, kami akan siap. Tetapi, secara umum di Liga Champions, saya tidak suka bermain dengan tim dari liga yang sama,” kata manajer asal Jerman itu.
”Si Biru” akan menjalani penampilan ketujuh di semifinal Liga Champions. Terakhir kali kesempatan itu terjadi pada musim 2013-2014. Kala itu, Chelsea ditumbangkan Atletico Madrid dengan agregat 3-1. (REUTERS)