Kecermatan taktik Zinedine Zidane menjadi kunci keperkasaan Real di "el clasico". Meskipun memimpin persaingan gelar liga, Real dihantui badai cedera yang bisa menghambat laju di masa krusial musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MADRID, MINGGU – Kemenangan kedua Real Madrid dalam el clasico di musim ini adalah buah dari kejelian taktik yang diterapkan sang pelatih, Zinedine Zidane. “Los Blancos” mampu membuka kelemahan Barcelona yang tampil gemilang selama 2021 setelah menggunakan taktik baru dengan mengandalkan tiga bek tengah.
Alih-alih memasang Marco Asensio sebagai penyerang sayap kanan untuk melengkapi trio penyerang bersama Karim Benzema dan Vinicius Junior, Zidane justru menempatkan gelandang, Federico Valverde, di posisi serang itu pada laga melawan Barcelona, Minggu (11/4/2021), dini hari WIB, di Stadion Alfredo Di Stefano. Meskipun di atas kertas Real tetap menggunakan formasi 4-1-4-1, nyatanya di atas lapangan strategi yang ditampilkan “Zizou” amatlah fleksibel.
Pelatih asal Perancis itu telah memahami permainan Barca dengan tiga bek akan memberikan ruang besar di kedua sisi sayap. Pasalnya, Barca hanya mengandalkan Sergino Dest dan Jordi Alba yang bermain melebar dalam formasi 3-1-4-2.
Untuk menghadirkan antitesis dari strategi yang dijalankan Pelatih Barca Ronald Koeman itu, Zidane memperbanyak pemain di kedua sisi sayap. Valverde bersama Lucas Vazquez di sayap kanan, kemudian Ferland Mendy dan Vinicius di sisi kiri.
Ketika bertahan, Valverde akan berdiri sejajar dengan empat bek, sehingga “Los Blancos” akan bertahan dengan menerapkan lima bek. Valverde bertugas menjaga sisi luar untuk menutup pergerakan Alba, sedangkan Vazquez akan mengantisipasi hadirnya kehadiran pemain Barca dari lini tengah. Dengan formasi itu, Casemiro bisa fokus mengawal Lionel Messi, lalu duet bek tengah Real, Eder Militao dan Nacho, dapat berkonsentrasi penuh bergantian menjaga Ousmane Dembele.
Kolaborasi Vazquez dan Valverde tidak hanya jitu dalam bertahan. Saat Real melakukan serangan balik, keduanya menjadi dua dari empat pemain pertama yang maju ke zona pertahanan Barca bersama Benzema dan Vinicius.
Kolaborasi keduanya di sisi kanan Real menjadi awal dari gol pertama Real yang dicetak Benzema pada menit ke-13. Gol itu diawali penetrasi Valverde yang mampu melewati Alba, kemudian mengecoh bek Barca, Clement Lenglet, sehingga membuka ruang bagi Vazquez yang tanpa pengawalan mampu memberikan asis kepada Benzema di kotak penalti.
Itu adalah rencana kami untuk menambah satu gelandang karena mereka (Barca) sangat bagus di tengah. Saya tahu Fede (Valverde) sangat cepat dan dapat membuka ruang di zona pertahanan lawan, itu yang ia lakukan pada gol pertama.
“Itu adalah rencana kami untuk menambah satu gelandang karena mereka (Barca) sangat bagus di tengah. Saya tahu Fede (Valverde) sangat cepat dan dapat membuka ruang di zona pertahanan lawan, itu yang ia lakukan pada gol pertama,” ucap Zidane seusai laga dilansir laman klub.
Skema serangan balik melalui sisi sayap juga menjadi awal terciptanya gol kedua Real yang diciptakan Toni Kroos lewat tendangan bebas di menit ke-28. Tendangan bebas itu diberikan wasit Gil Manzano karena bek Barca, Ronald Araujo, menjatuhkan Vinicius yang melakukan penetrasi dari sisi kiri lini serang “Los Blancos”.
Carlos Carpio, kolomnis Marca, menilai Valverde dan Vinicius adalah kunci utama dalam strategi cerdik yang diterapkan Zidane. “Barca memang lebih banyak menguasai bola, tetapi penyelesaian akhir lini depan Barca buruk. Sementara itu, Real menerapkan kontra strategi yang mematikan dengan kemampuan Valverde dan Vinicius membuka ruang yang tidak mampu diredam Barca,” tulis Carpio dalam Marca edisi Minggu (11/4/2021).
Ancaman cedera
Raihan tiga poin dalam el clasico harus dibayar mahal oleh Zidane. Vazquez menderita cedera lutut sehingga harus digantikan di menit ke-43, kemudian Valverde juga mengalami masalah di ototnya sehingga tidak bisa melanjutkan laga pada menit ke-61. Ia digantikan tepat setelah Barca mencetak gol melalui tendangan bek, Oscar Mingueza, di menit ke-60.
Melihat penurunan performa Valverde di awal babak kedua, Zidane pun memasukkan Marco Asensio. Tak hanya itu, pada menit ke-72, “Zizou” mengganti Vinicius serta dua pencetak gol, yakni Benzema dan Kroos, dengan Marcelo, Isco, dan Mariano Diaz. Para pemain baru itu memang tidak bisa menghadirkan serangan berbahaya, tetapi mereka mampu menjaga keunggulan 2-1 yang dimiliki Real hingga laga berakhir.
“Kami telah mencapai batas secara fisik, jadi saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kami hingga akhir musim,” ucap Zidane yang berusia 48 tahun.
Difavoritkan
Dengan kemenangan itu, Real menyamai catatan 66 poin seperti yang dimiliki Atletico Madrid. Berkat keunggulan rekor pertemuan musim ini dengan rival sekota, Real berhasil menduduki peringkat pertama. Apabila Atletico gagal membawa pulang poin dari laga tandang melawan Real Betis, Senin (12/4) pukul 02.00 WIB, maka Real adalah penguasa baru La Liga di pekan ke-30. Adapun Barca tetap di urutan ketiga dengan perolehan 65 poin.
Dengan kondisi itu, Real makin difavoritkan untuk mempertahankan gelar liga. Apalagi “Los Blancos” tidak terkalahkan dalam 13 pertandingan terakhir di La Liga. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Marca, 73 persen responden menilai Real akan menjadi juara liga. Sementara itu, Atletico dan Barca masing-masing dijagokan 14 persen dan 13 persen dari sekitar 49.600 responden.
“Kami yakin bisa menjaga performa ini. Sebab, kami memiliki skuad yang mumpuni dengan kualitas pemain yang merata dan telah menunjukkan penampilan terbaik di laga-laga penting,” tutur bek Real, Nacho.
Sementara itu, Pelatih Barca Ronald Koeman menganggap anak asuhannya tidak pantas kalah dalam laga itu. Ia pun mengecam kepemimpinan wasit yang tidak memberikan hukuman penalti bagi “Blaugrana” ketika Martin Braithwaite terjatuh dalam upaya mengejar bola bersama Mendy di menit 84.
“Kami tampil lebih dominan selama pertandingan dan memiliki beberapa kesempatan untuk membawa pulang hasil lebih baik. Kami tidak beruntung di akhir laga karena sebuah keputusan yang salah oleh wasit dan VAR (asisten wasit peninjau video),” cuit Koeman di akun Twitter pribadinya. Hasil el clasico mengakhiri catatan 14 laga tak terkalahkan Barca di liga selama 2021. (REUTERS)