“Setan merah” dihantui memori kelam kekalahan telak jelang bertamu ke markas Spurs. Trauma kekalahan itu akan jadi ujian sekaligus pembuktian bagi skuad asuhan Solskjaer.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SABTU — Manchester United tidak akan pernah bisa melupakan kekalahan telak dari Tottenham Hostpur, 1-6, di Stadion Old Trafford pada awal Liga Inggris musim ini. Tidak hanya memalukan, kekalahan tersebut juga sempat mengguncang kondisi psikologis skuad ”Setan Merah”.
Kapten tim Harry Maguire, sebagai kambing hitam kekalahan, menjadi yang paling terdampak. Sepekan setelah laga itu, ketika jeda internasional, Maguire kembali jadi biang kekalahan Inggris dari Denmark. Bek tengah termahal Liga Inggris tersebut diganjar kartu merah akibat tekel keras yang amat ceroboh.
Kekalahan telak tersebut juga berbuntut isu pemecatan sang manajer, Ole Gunnar Solskjaer. Beruntungnya, mereka mampu bangkit perlahan melewati badai besar itu, lewat hasil-hasil positif melawan tim papan bawah.
Memori buruk itu kembali menghampiri Maguire dan rekan-rekan pekan ini. MU akan berkujung ke markas Spurs di Stadion Tottenham Hotspur, pada Minggu (11/4/2021) pukul 22.30 WIB. Kedatangan tim ”Setan Merah” ke London ini akan disambut kembali oleh mantan manajer MU yang kini menukangi Spurs, Jose Mourinho.
”Saya pikir para pemain akan mengingat kekalahan itu dengan banyak rasa sakit hati. Kebanggaan mereka tersakiti sebagai pemain karena hasil waktu itu. Cara kami kalah, tidak menunjukkan diri kami sebenarnya. Skuad ini memahami itu,” kata Solskjaer dalam konferensi pers sebelum laga.
Solskjaer meminta para pemainnya tidak tenggelam dalam memori kelam tersebut. Sebab, mereka bukanlah tim yang sama seperti pada kekalahan itu. Tim sudah jauh lebih solid dengan hanya 2 kali kalah dari 27 laga setelah melawan Spurs.
Menurut manajer asal Norwegia itu, MU bisa kalah telak karena kebugaran tim belum berada pada kondisi terbaik. Apalagi, tim asuhannya juga harus bermain dengan 10 pemain karena kartu merah yang diterima penyerang Anthony Martial pada awal laga.
Kebanggaan mereka tersakiti sebagai pemain karena hasil waktu itu. Cara kami kalah, tidak menunjukkan diri kami sebenarnya. Skuad ini memahami itu.
”Hal terbesar yang sudah berkembang dari kami adalah tingkat kebugaran, yang sebelumnya sangat rendah. Saat itu adalah laga ketiga musim baru. Kami telah belajar banyak dari kekalahan itu. Saya yakin kami akan tampil lebih baik nanti,” tambah Solskjaer.
Setan Merah akan datang bersama rekor menakutkan, 15 kali belum terkalahkan di markas lawan. Rekor itu diraih berkat permainan sangat efektif di sepertiga akhir lapangan. Terutama dengan kombinasi serangan cepat gelandang Bruno Fernandes dan penyerang Marcus Rashford.
Sangat sulit mengalahkan MU saat ini. Ketika dalam laga besar, Solskjaer kerap menginstruksikan permainan pragmatis. Mereka lebih bermain aman dan mengandalkan serangan balik. Gaya tersebut sempat melukai tim terbaik di Inggris saat ini, Manchester City.
Ahli
Namun, ketika berbicara gaya pragmatis, tidak ada yang lebih ahli dibandingkan dengan Manajer Spurs Jose Mourinho. Gaya bermain aman juga selalu ditunjukkan mantan arsitek MU tersebut dalam setiap laga besar sepanjang musim ini.
Mourinho berkata, kemenangan telak pada pertemuan pertama sama sekali tidak menunjukkan realitas kedua tim. Dia menyadari, kualitas skuad Spurs tidak lebih baik dibandingkan dengan MU. Karena itu, manajer asal Portugal ini kemungkinan besar tidak akan mengambil risiko untuk langsung tampil menyerang.
”Musim lalu, kami kalah 2-1 di Old Trafford, lalu imbang 1-1 di kandang. Saya pikir ini lebih menggambarkan realitas yang ada. Kami tidak berbeda jauh, jadi ini akan jadi laga yang sangat sulit bagi kedua tim,” ucap Mourinho.
Dengan permainan pragmatis yang sering ditunjukkan kedua tim, efektivitas akan jadi pembeda dalam laga nanti. Hal ini akan jadi pembuktian bagi dua striker Inggris yang merupakan andalan masing-masing tim, Rashford di MU dan Harry Kane di Spurs.
Berdasarkan data Understat, baik MU maupun Spurs, merupakan dua dari tiga tim terbaik dalam hal efektivitas. Mereka mencetak gol jauh lebih banyak daruipada catatan metriks potensi peluang jadi gol atau expected goals (xG).
”Saya ingin tim ini bisa bermain dengan perasaan positif dan melepas tekanan yang ada. Saya senang berlaga melawan tim besar dan bagus. Tentunya dengan ambisi mengambil poin. Ketika laga dimulai, poin itu akan berada di rumput lapangan,” kata manajer berambut putih tersebut.
Pengamat Sky Sports Lewis Jones menilai, laga ini berpotensi ditentukan lewat penalti. MU merupakan tim kedua terbanyak yang mendapatkan penalti musim ini, sembilan kali. Sementara itu, Spurs sering sekali memberikan penalti ketika laga besar.
”Spurs sudah kemasukan tujuh gol penalti musim ini. Mereka sering membuat pelanggaran tidak perlu di kotak penalti, yang lebih berisiko ketika melawan tim-tim enam besar. Kecelakaan dari empat bek sejajar Spurs ini yang berpotensi terjadi lagi,” ucap Jones. (AP/REUTERS)