Dampak Perubahan Jadwal Perancis Terbuka Didiskusikan
Penundaan Perancis Terbuka 2021 selama sepekan membuat penyelenggara Perancis Terbuka mendiskusikan dampak perubahan tersebut dengan ATP dan WTA, yang menyelenggarakan turnamen lain untuk pemanasan Wimbledon.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
AFP/ ANNE-CHRISTINE POUJOULAT
Stadion Philippe Chatrier di Roland Garros, Paris, jelang final tunggal putri Perancis Terbuka antara Sofia Kenin dan Iga Swiatek, 10 Oktober 2020. Federasi Tenis Perancis, Kamis (8/4/202`1), mengumumkan penyelenggaraan Grand Slam lapangan tanah liat itu tahun ini ditunda sepekan menjadi 30 Mei-13 Juni 2021.
PARIS, KAMIS — Untuk kedua kalinya beruntun di masa pandemi Covid-19, Grand Slam Perancis Terbuka dimundurkan dari jadwal semula. Diharapkan, perubahan ini tak mempersulit penyelenggara turnamen lain dan para pesertanya.
Federasi Tenis Perancis (FFT) memastikan mundurnya turnamen puncak di lapangan tanah liat itu pada Kamis (8/4/2021). Dari jadwal semula pada 23 Mei-6 Juni, Perancis Terbuka mundur menjadi 30 Mei-13 Juni akibat karantina yang diberlakukan di Perancis.
Pemerintah Perancis memberlakukan karantina untuk ketiga kalinya sejak 3 April. Semua sekolah dan toko yang tidak menjual barang kebutuhan pokok ditutup selama empat pekan, sedangkan jam malam diberlakukan pada pukul 19.00 hingga 06.00.
Presiden Perancis Emmanuel Macron berharap, pengetatan itu akan dicabut kembali pada pertengahan Mei. Namun, hal itu hanya bisa dilakukan jika situasi membaik. Jika terjadi kondisi sebaliknya, karantina bisa diperpanjang.
ANNE-CHRISTINE POUJOULAT / AFP
Petenis Spanyol Rafael Nadal berpose dengan Trofi The Musketeers lambang juara tunggal putra Perancis Terbuka setelah mengalahkan petenis Serbia, Novak Djokovic, di Stadion Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, 11 Oktober 2020.
Pada 2020, pandemi membuat turnamen yang pertama kali digelar pada 1891 itu mundur selama empat bulan, dari 24 Mei-7 Juni menjadi 27 September-11 Oktober. Perancis Terbuka pun digelar setelah Grand Slam Amerika Serikat Terbuka.
Presiden FFT Gilles Moreton mengatakan, perubahan jadwal diputuskan setelah berdiskusi dengan otoritas publik, badan tenis internasional, sponsor, dan media pemegang hak siar. Perubahan diharapkan membuat Perancis Terbuka bisa didatangi lebih banyak penonton dariapda tahun 2020. Ketika itu, turnamen hanya boleh didatangi maksimal seribu penonton per hari.
”Dimundurkannya Perancis Terbuka memberi tambahan waktu untuk melihat perkembangan situasi. Semoga ada peluang untuk mendatangkan penonton, karena itu menjadi faktor penting bagi peserta dan penyelenggara turnamen,” ujar Moreton, Kamis (8/4/2021).
Pada 2020, FFT mendapat kritik karena tak berkonsultasi dengan badan tenis internasional lain ketika memundurkan jadwal selama empat bulan. Padahal, perubahan besar tersebut berdampak pada persiapan petenis dalam mengatur jadwal perjalanan, apalagi dalam masa pandemi.
AFP/MARTIN BUREAU
Ekspresi petenis Polandia, Iga Swiatek, saat memastikan gelar juara Perancis Terbuka 2020 dengan mengalahkan petenis Amerika Serikat, Sofia Kenin, pada laga final di Stadion Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, 10 Oktober 2020.
Tahun ini, seperti disampaikan asosiasi untuk tenis putra profesional (ATP) dan asosiasi untuk tenis putri (WTA), diskusi dilakukan, terutama menyangkut dampak dari perubahan jadwal tersebut.
Mundurnya Perancis Terbuka membuat petenis memiliki jeda tiga pekan setelah turnamen besar terakhir di lapangan tanah liat, yaitu ATP Masters/WTA 1000 Roma, sebelum bersaing di Roland Garros. Akan tetapi, jeda dengan Grand Slam berikutnya yang digelar di lapangan rumput, Wimbledon, menjadi lebih pendek, yaitu hanya dua pekan.
Kompensasi
Perubahan tersebut juga akan berpengaruh pada tiga turnamen pemanasan Wimbledon yang digelar mulai 7 Juni, yaitu ATP/WTA s\'Hertogenbosch, ATP Stuttgart, dan WTA Nottingham. Jika ketiganya ditunda atau dibatalkan, FFT memiliki kewajiban membayar kompensasi pada panitia penyelenggara.
Dimundurkannya Perancis Terbuka memberi tambahan waktu untuk melihat perkembangan situasi. Semoga ada peluang untuk mendatangkan penonton, karena itu menjadi faktor penting bagi peserta dan penyelenggara turnamen.
”ATP dan WTA berkonsultasi dengan semua pihak yang terdampak akibat perubahan jadwal ini. Kami akan berusaha mengoptimalkan waktu untuk penyelenggaraan turnamen demi kepentingan peserta, penyelenggara, dan penggemar tenis,” komentar bersama ATP dan WTA.
AP PHOTO/MICHEL EULER
Penonton memakai payung saat hujan menunda sejumlah pertandingan babak awal turnamen tenis Perancis Terbuka di Roland Garros, Paris, Perancis, 27 September 2020.
Direktur Eksekutif Dewan Grand Slam Ugo Valensi, yang mengoordinasikan penyelenggarakan empat ajang terbesar di tenis, mendukung keputusan FFT untuk memundurkan Perancis Terbuka. Akan tetapi, petenis putri Perancis, Alize Cornet, memiliki pendapat berbeda. Cornet menyalahkan Menteri Olaharaga Perancis Roxana Maracineanu atas perubahan jadwal tersebut.
”Menteri Olahraga terlalu egois. Perubahan jadwal bisa mempersulit penyelenggaraan turnamen lain dan pesertanya. Saya mengerti tak mudah menggelar kejuaraan dalam situasi seperti saat ini, tetapi mereka seharusnya memikirkan kepentingan turnamen lain dan petenis,” komentar Cornet.
Tahun lalu, pemunduran Perancis Terbuka yang akhirnya digelar setelah AS Terbuka membuat sebagian besar petenis Eropa memilih tak bertanding di Flushing Meadows, New York. Demi keselamatan dan kemudahan dalam melakukan perjalanan, Rafael Nadal, Simona Halep, Elina Svitolina, dan Ashleigh Barty absen di AS Terbuka. (AFP/AP)