Serangan Bayern Muenchen terancam tumpul saat menjalani laga ”ulangan final” versus Paris Saint-Germain di perempat final. Tanpa lumbung golnya, striker Robert Lewandowski, ”Die Roten” dituntut tampil lebih kolektif.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
MUENCHEN, SELASA — Pelatih Hans-Dieter ”Hansi” Flick dipaksa menghadapi situasi sulit yang telah lama dicemaskannya ketika mulai memimpin Bayern Muenchen, akhir 2019 lalu. Timnya bakal kehilangan mesin gol, Robert Lewandowski, saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) pada dua laga babak perempat final Liga Champions Eropa musim 2020-2021.
Lewandowski, pemain terbaik dunia 2020, menderita sobek otot ligamen di lutut kanannya sehingga harus menepi paling tidak sepuluh hari. Tak pelak, ia harus absen pada ”laga ulang” final musim lalu, yaitu versus PSG, baik pada duel pertama di Arena Allianz, Jerman, Kamis (8/4/2021) pukul 02.00 WIB, maupun saat laga kedua di Perancis, pekan depan.
Padahal, Lewandowski adalah lumbung gol Bayern. Jumlah golnya mencapai 36,8 persen atau sepertiga dari 114 gol yang dibuat ”Die Roten” dari 38 laga di enam ajang selama musim 2020-2021. ”Cederanya Lewy (Lewandowski) adalah kabar pahit bagi kami. Waktunya pun tidak bisa lebih buruk,” ujar Thomas Mueller, pemain Bayern, menatap laga versus PSG.
Meskipun demikian, Bayern menolak panik. Menurut Flick, ia sudah mengantisipasi masalah itu dan menyiapkan skenario bermain tanpa striker terbaik Liga Champions musim lalu itu. Ia berkata, Bayern adalah tim yang bermain kolektif sehingga tidak perlu bergantung pada satu atau dua pemain tertentu.
”Tidak diragukan, Lewandowski penting bagi kami. Namun, kami memiliki beberapa pemain lain di posisi sama. Maka itu, kami akan menjalani tantangan ini dengan senang hati,” ucap Flick dilansir Bein Sports, Selasa (6/4/2021).
Kolektivitas yang dimaksud Flick telah diperlihatkan Bayern saat menghadapi RB Leipzig di Liga Jerman, akhir pekan lalu. Tampil tanpa Lewandowski, Bayern masih bisa menang, 1-0. Dalam laga itu, Flick menurunkan Eric Choupo-Moting sebagai ujung tombak. Selain dia, Bayern masih memiliki Serge Gnabry yang bisa dimainkan sebagai penyerang tengah.
Selain kedua striker alternatif itu, Bayern juga memiliki banyak amunisi untuk mencetak gol. Dari total 22 pemain yang telah diturunkan Flick sebagai pemain inti pada musim ini, 16 di antaranya silih berganti mencetak gol. Banyaknya pencetak gol Bayern itu tidaklah terlepas dari gaya bermain mereka yang kerap menekan tinggi, eksplosif, dan menyerang dari berbagai sisi.
Saat melawan Leipzig, misalnya, gol tercipta dari lini kedua, yaitu gelandang Leon Goretzka. ”Bayern memiliki pengalaman dan tahu cara meraih kemenangan di pertandingan ketat. Lini depan mereka mungkin akan berkurang ketajamannya (tanpa Lewandowski). Namun, Bayern punya senjata dari tiga pemain tengah, yaitu Mueller, Goretzka, dan (Joshua) Kimmich,” ujar Luis Garcia, mantan pemain Liverpool, di acara CBS Sports.
Masalah tersembunyi PSG
Di kubu sebaliknya, PSG bisa diperkuat trisula penyerang hebatnya, yaitu Kylian Mbappe, Angel Di Maria, dan Neymar Jr, untuk pertama kalinya pada babak gugur Liga Champions musim ini. Saat menghadapi Barcelona pada dua laga babak 16 besar lalu, Neymar Jr dipaksa absen akibat cedera.
Sangatlah berat bagi saya tidak bisa tampil. Tetapi, saya yakin seluruh rekan setim bisa tampil lebih baik secara mental untuk membalas kekalahan dari Bayern di final musim lalu. (Leandro Peredes)
Meskipun demikian, PSG bukanlah tanpa masalah. Mereka kehilangan motor serangan di lini tengah, yaitu Marco Verratti dan Leandro Paredes, masing-masing akibat positif Covid-19 dan akumulasi kartu kuning. Padahal, kedua gelandang itu adalah dua pemain kunci PSG saat menghancurkan Barca, 4-1, di Stadion Camp Nou, Spanyol, 16 Februari lalu.
Verratti dan Paredes merupakan gelandang PSG dengan tingkat akurasi operan tertinggi, yaitu rata-rata 91 persen, di Liga Champions musim ini. Kolaborasi keduanya pun telah menghasilkan tiga asis. Ketidakhadiran Verratti terbukti membatasi kreativitas PSG di lini tengah.
Dalam laga lanjutan Liga Perancis, akhir pekan lalu, melawan Lille, serangan ”Les Parisiens” mudah diantisipasi lawan. PSG pun tumbang 0-1 dalam duel perebutan posisi puncak liga tersebut. Tak pelak, absennya kedua pemain menjadi tantangan bagi Pelatih PSG Mauricio Pochettino.
”Sangatlah berat bagi saya tidak bisa tampil. Tetapi, saya yakin seluruh rekan setim bisa tampil lebih baik secara mental untuk membalas kekalahan dari Bayern di final musim lalu,” ucap Paredes dilansir laman resmi PSG. (AFP)