PS Sleman menjadi pelengkap dari delapan tim yang melaju ke babak perempat final Piala Menpora 2021. Irfan Bachdim menjadi sosok protagonis bagi kemenangan PSS atas Persebaya Surabaya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – PSS Sleman menuntaskan ambisi untuk meraih kemenangan di laga pemungkas Grup C Piala Menpora 2021 melawan Persebaya Surabaya, Rabu (7/4/2021) malam, di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat. Gol tunggal penyerang, Irfan Bachdim, melalui titik putih di menit ke-47 tidak hanya mengantar PSS ke fase gugur, juga menyegel posisi puncak klasemen.
Dengan hasil itu, PSS menyamai koleksi poin Persebaya, yaitu tujuh poin. Tetapi, PSS unggul head to head sehingga berada di posisi pertama.
Sebagai juara Grup C, tim berjuluk “Elang Jawa” itu akan menjalani laga perempat final melawan Bali United, Senin (12/4). Adapun Persebaya yang berada di posisi kedua akan menghadapi Persib Bandung, juara grup D, pada Minggu (11/4). Lokasi kedua pertandingan itu akan ditentukan PT Liga Indonesia Baru, Kamis ini.
Menurut Pelatih PSS Dejan Antonic, penampilan anak asuhannya berada dalam grafik meningkat setelah menjalani empat laga di fase grup. Sempat menderita kekalahan dari Madura United dan ditahan imbang oleh Persela Lamongan, “Elang Jawa” meraih dua kemenangan beruntun atas Persik Kediri dan Persebaya.
“Awalnya orang-orang pesimistis kami bisa lolos dari fase grup, tetapi secara perlahan kami bisa memperbaiki penampilan. Saya berterima kasih kepada seluruh pemain yang tampil habis-habisan untuk menyegel tiket ke fase gugur,” ucap Antonic dalam konferensi pers virtual seusai laga.
Pelatih berkebangsaan Serbia itu mengatakan, timnya akan memanfaatkan satu hari untuk beristirahat penuh setelah laga lawan Persebaya yang menguras fisik dan mental. Ia pun tidak mempermasalahkan Bali United memiliki masa istirahat yang lebih banyak dibandingkan anak asuhannya.
Bali menjalani laga pemungkas grup D pada 2 April, sehingga memiliki waktu persiapan 10 hari jelang laga delapan besar. PSS hanya memiliki waktu lima hari untuk mempersiapkan diri sekaligus mengembalikan kondisi fisik agar dapat tampil maksimal di fase gugur.
“Yang terpenting bagi saya, seluruh pemain memanfaatkan waktu tersisa untuk beristirahat. Bali United adalah tim dengan materi pemain berkualitas, tetapi kami memiliki semangat yang selalu ingin bermain maksimal dan meraih kemenangan di setiap laga,” kata Antonic.
Gelandang PSS, Samsul Arifin berkata, timnya tidak takut dengan nama besar Bali. Skuad “Elang Jawa” memiliki kekompakan yang bisa menjadi modal untuk mengatasi keunggulan individu yang dimiliki Bali.
Tampil efektif
Untuk mengejar poin penuh di pertandingan terakhir fase grup, Antonic menurunkan empat pemain menyerang, yaitu Irfan, Arsyad Yusgiantoro, Nico Velez, dan Irfan Jaya sejak menit awal. Kolaborasi keempatnya, yang dominan memulai serangan dari sisi sayap, menghasilkan tiga tembakan yang mengarah ke gawang Persebaya dalam 90 menit laga.
Yang terpenting bagi saya, seluruh pemain memanfaatkan waktu tersisa untuk beristirahat. Bali United adalah tim dengan materi pemain berkualitas, tetapi kami memiliki semangat yang selalu ingin bermain maksimal dan meraih kemenangan di setiap laga.
Menurunkan empat penyerang tidak membuat PSS tampil menyerang dan mengurung pertahanan Persebaya. PSS justru lebih banyak menunggu Persebaya mengambil inisiatif serangan. Hal itu terlihat dari perolehan penguasaan bola yang didominasi tim “Bajul Ijo” dengan catatan 60 persen, sedangkan PSS hanya mencatatkan 40 persen penguasaan bola.
Meski kalah jauh dalam penguasaan bola, PSS bisa tampil efektif untuk mengimbangi perolehan peluang sang lawan. Tim “Elang Jawa” mengoleksi tiga tembakan tepat sasaran dari delapan kali tembakan. Persebaya memiliki peluang untuk mengancam gawang PSS melalui empat tembakan mengarah ke gawang dari sembilan kali percobaan.
“Dalam setiap pertandingan, saya harus menggunakan taktik yang sesuai dengan kondisi pemain,” kata Antonic, yang sempat bermain untuk Persebaya pada musim 1995-1996.
Sementara itu, Pelatih Persebaya Aji Santoso tidak kecewa dengan kekalahan di laga pemungkas. Laga terakhir grup memang digunakannya untuk memberi kesempatan bermain kepada pemain muda. Dua pemain muda yang belum bermain di tiga pertandingan sebelumnya, yaitu Marselino Ferdinan dan Dicky Arifin tampil sejak awal babak pertama. Aji juga mengistirahatkan penyerang senior, Samsul Arif, dan kapten Rachmat Irianto.
“Sejak awal kami tidak memilih lawan di babak 8 besar, sehingga kami beri kesempatan kepada pemain muda untuk tampil melawan PSS. Kami sudah paham kekuatan Persib dan Bali, sehingga kami telah siap untuk bertarung dengan salah satu dari kedua tim itu,” kata Aji.
Marselino menambahkan, timnya mampu mendominasi laga meskipun hasil akhir memihak kepada PSS. Hasil laga melawan PSS, kata Marselino, akan menjadi modal berharga untuk memperbaiki diri jelang menghadapi Persib.
“Kami akan fokus kepada diri sendiri untuk menyiapkan tim sebaik mungkin demi mengalahkan Persib. Jadi, kami tidak terlalu memedulikan kekuatan Persib,” ujar Marselino.