Ratusan pemain telah menghabiskan hampir satu bulan di ”gelembung” IBL yang terisolasi dari dunia luar. Jelang pekan terakhir, kondisi mental mereka justru berada dalam titik puncak.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Sudah lebih dari tiga minggu, ratusan pebasket dari 12 tim IBL menghabiskan malam di dalam ”gelembung” Robinson Resort, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Fase ini seharusnya sangat berat bagi para pemain karena harus diisolasi dalam satu kawasan dan tidak bisa bertemu keluarga. Namun, mereka bisa menaklukkan rasa rindu tersebut, termasuk kebosanan, yang merasuk setiap hari.
IBL 2021 yang berlangsung dalam ”gelembung” sudah memasuki hari ke-26, Minggu (4/4/2021). Setelah tiga per empat kompetisi berlalu, para pemain sama sekali tidak merasa tertekan karena harus menjalani rutinitas sama di tempat serupa. Mental mereka justru sedang dalam kondisi terbaik jelang seri terakhir kompetisi.
Pemain andalan Louvre Dewa United Surabaya, Kevin Moses Poetiray, mengatakan, dirinya sama sekali tidak merasa bosan dalam ”gelembung”. Semua itu karena dia dan rekan-rekannya sedang menjalankan pekerjaan yang dicintai, yaitu bermain basket. Liga ini merupakah hal yang sudah dinantikan selama setahun terakhir.
”Kami fokus ke tujuan saat datang ke Robinson Resort ini, tujuannya memang untuk gelembung IBL, buat main basket. Saat mungkin kami merasa bosan, kami kembali mengingat tujuan itu. Jadi, senang-senang aja menjalaninya,” kata pemain yang berada dalam radar kandidat Most Valuable Player (MVP) 2021 tersebut.
Baginya, skuad Louvre tidak punya waktu untuk merasa bosan. Mereka sedang dalam fokus penuh menatap seri keempat, mulai 5-10 April. Tim asuhan Andika Saputra ini butuh sebanyak mungkin kemenangan dalam empat laga yang dijadwalkan untuk menjaga kans lolos playoff.
Untuk mengusir kebosanan, pemain-pemain Louvre selalu mengisi kegiatan bersama. Salah satunya, mereka bernyanyi bareng di teras vila hampir setiap malam. Suasana kebersamaan para pemain tersebut ditemani oleh udara dingin khas Cisarua.
Keseruan itu terekam dalam unggahan Instagram pemain bintang Louvre, Jamarr Andre Johnson. Para pemain dari tim berjuluk ”Buaya Darat” ini begitu kompak menyanyikan lagu ”I Don’t Want to Miss A Thing” milik grup band rock Aerosmith.
Lain tim, berbeda pula cara mengatasi rasa bosan. Tim debutan Bali United punya cara sendiri mengusir kebosanan. Biasanya, tingkah para pemain debutan atau rookie, yang masih lugu, sering kali dijadikan bahan bercanda.
”Paling biasa itu kami seru-seruan aja kalau lagi ngumpul. Cari hal-hal lucu untuk bercanda biar bosannya hilang. Paling sering itu ngerjain yunior-yunior anak Bali United. Mereka lucu semua soalnya kalau dikerjain,” kata pemain senior Bali United, Lutfi Eka Koswara.
Menurut Lutfi, waktu berkumpul dengan rekan setim setiap hari justru menguatkan ikatan di antara mereka. Pemain berposisi shooting guard ini bahkan menyatakan akan sangat merindukan ”gelembung” jika musim reguler telah berakhir.
”Kami semakin dekat satu sama lain. Apalagi ini tim baru dibentuk, jadi semakin mengenal karakter masing-masing. Semua jadi berasa keluarga. Setelah selesai ini, cerita di sini pasti jadi kenangan. Malah bisa kangen nanti,” tambah penembak jauh terbaik hingga seri ketiga IBL tersebut.
Pemain kunci Pelita Jaya Jakarta, Hardian Wicaksono, juga merasa momen di ”gelembung” sangat berarti bagi tim. Selain keharmonisan, mereka bisa lebih mengembangkan permainan dengan obrolan-obrolan santai saat berkumpul.
Kami fokus ke tujuan saat datang ke Robinson Resort ini, tujuannya memang untuk gelembung IBL, buat main basket. Saat mungkin kami merasa bosan, kami kembali mengingat tujuan itu.
”Kami jadi lebih sering ngumpul, lebih sering ngobrol tentang pertandingan sebelum dan selanjutnya. Beda dari biasanya. Kalau tinggal di mes kan kadang ada yang pulang ke rumah masing-masing. Jadi, kami jarang berkumpul seperti ini,” ucap pemain tim nasional itu.
Di antara kegiatan berkumpul, para pemain juga sering menghabiskan waktu untuk bermain gim video. Mereka bermain menggunakan konsol PlayStation yang dibawa dari mes, atau juga bermain bareng gim dari gawai masing-masing.
Fasilitas
Pihak IBL menyediakan berbagai fasilitas di Robinson Resort agar pemain tidak bosan. Dalam area tersebut terdapat kolam renang, lapangan badminton, dan tenis meja, hingga tempat untuk bersantai melihat pemandangan.
Anggota ”gelembung” juga bisa memotong rambut jika sudah merasa gerah atau ingin ganti gaya. IBL menghadirkan salah satu barbershop ternama di Jakarta, Barberbar, ke dalam ”gelembung”. Jasa potong rambut itu siap sedia digunakan sebulan penuh.
Selain atlet, IBL juga fokus menjaga mental anggota ”gelembung” lain, seperti ofisial. Pada jeda seri ketiga menuju keempat, 1-3 April, mereka menggelar kompetisi bulu tangkis, catur, tenis meja, dan gim video untuk para ofisial.
Kompetisi itu menambah euforia dari para ofisial. Misalnya, kompetisi bulu tangkis. Kompetisi itu dimenangi Manajer Indonesia Patriots Andi ”Batam” Poedjakusuma. Ketika mantan pemain timnas itu memastikan juara, semua anggota ofisial lain langsung masuk ke lapangan dan menyorakinya.
”Fun games untuk ofisial supaya mereka tidak bosan karena sudah lebih 25 hari di sini. Hari ini, tanggal 4 April, kami juga berencana mengadakan kumpul-kumpul semua peserta,” kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah.
Berada dalam ”gelembung” bukanlah hal yang mudah. Terbukti, pemain-pemain NBA saja sempat merasa frustrasi karena tidak bisa bertemu keluarga ketika menjalani ”gelembung” pada akhir musim lalu. Banyak yang mengakui persoalan mental berpengaruh terhadap penurunan performa mereka.
Untungnya, hal serupa tidak terjadi di IBL. Setidaknya masa-masa kritis tersebut sudah berlalu. Sekarang, semua klub tidak punya waktu untuk rasa bosan. Mereka akan menjalani seri terakhir, pekan paling krusial.
Hasil dari laga-laga pekan ini akan mempertaruhkan pengorbanan mereka selama berlatih setahun terakhir. Pekan tersebut akan menentukan nasib banyak tim, untuk lolos atau tersingkir dari babak playoff.