Berat Tubuh Menyusut, Performa di Lapangan Melejit
Penurunan berat badan beberapa pemain IBL sukses melesatkan performa mereka di lapangan pada musim ini. Fenomena itu antara lain dibuktikan Andakara Prastawa dan Lutfi Koswara.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Ada yang berbeda dari tampilan guard bintang Pelita Jaya Jakarta, Andakara Prastawa Dhyaksa (28), pada musim Liga Basket Indonesia (IBL) 2021. Tidak ada lagi tubuh agak gempal dari tulang punggung tim nasional basket Indonesia itu. Bobot tubuh Prastawa tampak menyusut signifikan. Dia jauh lebih ramping dibandingkan musim-musim terdahulu.
“Saya turun 10 kilogram dari pertama program sampai sekarang. Kemarin, sempat coba vegan (menjadi vegetarian) beberapa bulan untuk mengatur berat badan. Itu agar lebih enak pas main,” kata Prastawa saat dihubungi Sabtu (3/4/2021).
Sekarang, berat pebasket setinggi 1.72 meter ini hanya 68 kg, berkat program ketat pada pramusim panjang setahun ke belakang. Penurunan berat badan itu membuang banyak lemak tubuh, sementara massa ototnya dijaga dalam jumlah yang sama. Hasilnya sangat terlihat. Otot-ototnya lebih terlihat lebih berbentuk dan kering.
Tidak hanya bentuk tubuh, transformasi itu juga berpengaruh besar pada performa sang pemain. Pemain berposisi point guard itu jauh lebih cepat dan lincah. Dua aspek ini sangat menunjang permainan sebagai pengatur serangan sekaligus penembak jitu tim.
“Ya, pastinya lebih enteng, tubuh jadi tidak berat. Recovery jadi lebih baik karena tidak membebani badan terlalu banyak. Buat atlet, seperti saya juga, penurunan berat pasti berpengaruh untuk permainan,” ucap Prastawa yang mengaku sangat nyaman dengan bobot tubuh barunya.
Performa ikut melejit
Performanya bersama Pelita Jaya semakin melejit hingga seri ketiga IBL 2021. Pemain yang dijuluki "Stephen Curry versi Indonesia" itu membawa timnya berada di puncak Divisi Merah, sebagai tim dengan kekalahan paling sedikit di liga, yaitu 11 kali menang-1 kalah.
Prastawa berkontribusi sangat besar dalam kehebatan Pelita Jaya. Dia menghasilkan rata-rata 13,1 poin, 4,5 asis, dan 2, 6 steal, hanya dalam 24,2 menit. Dia merupakan pemegang catatan tertinggi tim dalam tiga aspek tersebut. Hal ini menunjukkan dampak nyatanya dalam serangan dan bertahan.
Dari serangan, efektivitasnya sangat mengagumkan. Effective field goal percentage (EFG%), persentase akurasi tembakan yang menilai tiga poin lebih tinggi dibandingkan dua poin, mencapai 61,1 persen.
Mengacu Basketballstatistic, untuk standar IBL, pemain yang memiliki EFG% di atas 45 persen sudah masuk dalam kategori efisien. Hebatnya, catatan Prastawa melampaui dua calon kandidat Most Valuable Player musim ini, Jamarr Andre Johnson dan Abraham Damar Grahita.
Presensi sang "Bocah Ajaib" di lini pertahanan juga impresif. Anak dari pelatih senior, Rastafari Horongbala, tersebut memuncaki daftar steal terbanyak saat ini. Bahkan dia melampaui pemegang jumlah steal terbanyak musim lalu yang dipegang pemain asing, Leshirom Montrell Williams (2,3 steal).
Saat berat berlebihan, (saya) mudah capek. Badan juga mudah sakit. Jadi, saya mencoba menurunkan itu saat pramusim ini. (Lutfi Eka Koswara)
Transformasi
Pelatih Pelita Jaya Ocky Tamtelahitu menilai, transformasi Prastawa sangat membantu timnya dengan signifikan. Sebagai pemain guard, hal yang paling dibutuhkan darinya adalah kecepatan. Karena itu, tubuh ringan sudah pasti membuatnya jauh lebih agresif. Pendekatan ini mungkin agak berbeda untuk seorang center yang butuh tubuh besar untuk beradu fisik.
“Ilustrasinya seperti drag race saja. Beberapa berat yang turun saja akan memengaruhi kekuatan, dalam hal power to weight ratio. Begitu juga performa olahraga. Jika ingin bertumbuh dalam kekuatan, pasti harus dikurangi juga beratnya. Ini sangat menguntungkan pemain dalam hal kondisi fisik dan kecepatan,” kata Ocky yang merupakan mantan guard timnas basket Indonesia era 90-an.
Agresivitas Prastawa sangat cocok terhadap sistem permainan Pelita Jaya. Di bawah Ocky, tim raksasa liga ini bermain eksplosif. Mereka sering mengincar serangan balik kilat fast break dan bertahan dengan menekan penuh satu lapangan.
Selain Prastawa, pemain andalan Bali United, Lutfi Eka Koswara, juga menurunkan berat badannya. Beratnya turun hingga 4 kg dibandingkan musim lalu, ketika masih berseragam NSH.
Rekor tembakan tiga poin
Berkat hal itu, Lutfi bertransformasi menjadi salah satu shooting guard terbaik di IBL 2021. Dia saat ini memegang rekor tembakan tiga poin terbanyak dalam tiga seri.
"Saat berat berlebihan, (saya) mudah capek. Badan juga mudah sakit. Jadi, saya mencoba menurunkan itu saat pramusim ini. Kan IBL sempat batal beberapa kali. Jadi, saya manfaatkan untuk program tambahan. Sekarang lebih enak. Lari-lari pas transisi fast break jadi enak. Saya bisa lebih luwes juga mencari posisi kosong untuk menembak," ucap Lutfi.
Fenomena tren memangkas berat tubuh sebenarnya hal biasa yang dilakukan pemain NBA. Banyak dari bintang NBA, seperti guard Brooklyn Nets, James Harden, yang menyusutkan bobotnya pada pramusim. Mereka ingin meningkatkan performa sekaligus mempraktekkan gaya hidup lebih sehat.
Menurut pelatih fisik Denver Nuggets, Steve Hess, penurunan berat badan akan berguna jika dilakukan dengan cara tepat. "Hal yang benar adalah memotong lemak tubuh serta mempertahankan atau menambah massa otot. Jika bisa, Anda seperti menaruh mesin lebih besar ke dalam mobil yang lebih kecil. Anda bisa semakin efisien dalam setiap gerakan. Itu sangat membantu terutama untuk menghadapi penuaan," katanya seperti dikutip Stack.com.
Itulah jawaban dari tubuh mungil Prastawa dan Lutfi musim ini. Mereka tampak lebih kecil, tetapi mesin dalam tubuh keduanya justru menghasilkan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya. Hal ini membuat mereka berada di level performa tertinggi.