Valentino Rossi akan menjalani balapan dari posisi terendah di sepanjang kariernya, yaitu posisi ke-21, pada MotoGP seri Doha. Rossi kecewa dan resah karena menemui jalan buntu untuk memperbaiki daya cengkeraman ban.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LOSAIL, SABTU — Valentino Rossi bak menggigit buah simalakama. Semua yang dia lakukan untuk memperbaiki daya cengkeram ban belakang menemui jalan buntu. Bahkan, saat dia bisa memperpanjang usia ban, daya cengkeram justru merosot tajam.
Akibatnya, dia kehilangan kecepatan dan tidak mampu mencetak waktu lap kompetitif yang berujung posisi start ke-21 pada seri kedua MotoGP 2021 di Sirkuit Losail, Qatar, Senin (5/4/2021) mulai pukul 00.00 WIB.
Start dari posisi ke-21 menjadi catatan start terendah Rossi di ajang MotoGP. Dia hanya unggul dari pebalap Aprilia, Lorenzo Savadori, yang sebelumnya merupakan pebalap penguji. Bahkan, dia kalah cepat dari tiga pebalap rookie, yaitu Enea Bastianini, Luca Marini, serta Jorge Martin yang tampil sensasional meraih pole position.
”Ini penurunan yang besar karena saya 1,5 detik lebih lambat dibandingkan pekan lalu. Kami telah mencoba banyak hal, berusaha memodifikasi setelan motor dan mengubah setelan elektronik, tetapi sayangnya itu tidak berhasil. Saya kehilangan daya cengkeram saat melakukan time attack dan pace saya juga tidak cukup cepat,” ujar Rossi di laman MotoGP.
Rossi berada dalam situasi serba salah karena apa yang dia lakukan untuk memperbaiki daya cengkeram ban belakang tidak berhasil. Akhir pekan ini, Rossi menempuh cara baru dalam menyetel motor setelah pekan lalu mengalami laju keausan ban yang sangat cepat.
Pada seri pembuka musim 2021 itu, Rossi mampu meraih posisi start keempat saat kualifikasi. Dia juga mengawali balapan dengan baik, yaitu pada posisi kelima. Namun, hanya dalam beberapa putaran, ban belakangnya sudah mengalami keausan sehingga dia kehilangan kecepatan. Posisi Rossi terus merosot hingga akhirnya finis di posisi ke-12.
Dia kemudian melakukan pendekatan baru dengan melihat data pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, yang mampu finis terdepan. Data itu menjadi acuan Fabio Quartararo, pebalap Yamaha yang juga mengalami keausan ban sangat cepat pada seri Qatar. Quartararo masih bisa tampil kompetitif pada kualifikasi seri Doha dengan meraih posisi start kelima atau dua tingkat di bawah rekan setimnya, Vinales.
Untuk besok (balapan) akan sulit karena saya start dari belakang, khususnya karena saya sangat bermasalah dengan pace. Saya tidak cukup cepat.
Sementara Rossi justru semakin terpuruk dan hanya bisa meraih posisi start ke-21 akhir pekan ini. Rekan setimnya di Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, start dari posisi ke-10. Morbidelli memacu YZR-M1 edisi 2019 dengan paket perbaikan. Adapun Rossi, Vinales, dan Quartararo menggunakan M1 edisi 2021.
”Hari yang sangat sulit karena saya tidak pernah bisa kuat. Kami berusaha memperbaiki rasa pengendalian pada ban belakang, tetapi saya sangat kesulitan. Saya sangat minim daya cengkeram saat akselerasi. Setelah beberapa putaran, saya sangat kesulitan dan pace saya tidak bagus,” ungkap Rossi seusai kualifikasi, Minggu (4/4/2021) dini hari WIB.
Pebalap berjuluk ”The Doctor” itu berada di posisi kesembilan saat sesi latihan bebas ketiga (FP3), Sabtu siang waktu Losail. Namun, FP3 merupakan sesi latihan dengan kecepatan lambat karena berangin sehingga tidak menjadi indikator ideal untuk menilai performa pebalap.
”Tetapi, ketika saya menggunakan ban lunak, saya terlalu banyak membebani ban belakang. Setelah itu, saya tidak bisa memacu motor karena saya juga mengalami banyak getaran. Sepertinya, ban menjadi terlalu panas dan juga saya tidak cukup cepat,” ujar pebalap berusia 42 tahun itu.
Namun, Rossi juga memahami bahwa para pebalap lain menggunakan ban depan-belakang lunak saat kualifikasi dan bisa memacu motornya. Ban lunak menjadi pilihan utama untuk balapan, sama seperti akhir pekan lalu, karena memberi daya cengkeram paling bagus meskipun cepat habis.
”Qatar selalu seperti ini. Dalam tahun-tahun lalu, kami mencoba banyak kombinasi ban yang berbeda, tetapi pada akhirnya semua menggunakan ban (depan-belakang) lunak-lunak. Tetapi, ban sama untuk semua pebalap. Jadi, jika pebalap lain bisa menggunakan ban-ban itu (kompon lunak), kami seharusnya juga bisa. Saya pikir, ini bukan masalah ban,” kata Rossi.
Ia pun menyadari beratnya tantangan start dari posisi belakang. ”Untuk besok (balapan) akan sulit karena saya start dari belakang, khususnya karena saya sangat bermasalah dengan pace. Saya tidak cukup cepat. Jadi, saya perlu berusaha tetap bersama dengan rombongan pebalap di depan. Pekan lalu, semua pebalap lebih kurang setara. Tidak ada perbedaan besar dalam rombongan. Saya akan berusaha tetap bersama mereka,” tutur Rossi.
”Balapan ini sangat penting bagi kami untuk mengetahui apakah kami cukup kompetitif. Yang pasti, kami kecewa dan juga khawatir. Tetapi, kami akan terus berusaha dan kita lihat hasilnya,” lanjutnya.
Terkait posisi start dari urutan ke-21 dari 22 pebalap, Rossi menilai, itu bukanlah start terburuk bagi dirinya. Dia justru merasa posisi start terburuknya adalah saat membela Ducati. Ketika membela tim asal Italia itu, Rossi meraih posisi start terendah dari urutan ke-18 dalam kondisi cedera pada balapan di Assen, Belanda, 2006. Namun, posisi start yang dia nilai paling buruk adalah saat mengawali balapan dari posisi ke-16 pada seri Jerman 2011.
”Bagi saya, ini (start di seri Doha) bukanlah kualifikasi terburuk. Saya pikir saya melakukan yang terburuk bersama Ducati,” ucap Rossi.