Seri kedua MotoGP akhir pekan ini lebih rumit karena para pebalap akan berjuang menghemat ban tanpa mengorbankan kecepatan. Masalahnya, memimpin balapan sejak start justru bisa menggerus ban belakang lebih cepat.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LOSAIL, JUMAT — Strategi manajemen ban akan menjadi fokus utama para pebalap pada balapan seri kedua MotoGP di Sirkuit Losail, Qatar, Senin (5/4/2021) mulai pukul 00.00 WIB. Kesuksesan Maverick Vinales mengelola ban untuk memenangi balapan pertama pekan lalu di sirkuit yang sama menjadi acuan awal. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu memanfaatkan slipstream dari para pebalap di depannya untuk merangkak dari posisi kelima hingga finis terdepan.
Vinales bersabar di belakang rekan setimnya, Fabio Quartararo, selama beberapa putaran sebelum menyerang dan naik ke posisi ketiga. Dia bersabar menunggu momen yang tepat untuk mendahului. Dia kemudian mengikuti pebalap Pramac Johann Zarco sebelum agresif menyerang. Taktik serupa dia terapkan saat merebut posisi terdepan dari pebalap tim pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia.
Dengan berada di dalam slipstream pebalap di depannya, Maverick menghemat ban sehingga masih memiliki daya cengkeram yang bagus hingga putaran terakhir. Dia memainkan ritme meskipun bisa terus menekan para pebalap di depannya. Serangan baru dilancarkan saat pebalap di depannya melambat karena kehilangan daya cengkeram ban belakang.
Akan tetapi, Vinales meraih podium tertinggi pada akhir pekan lalu tidak hanya berkat kejelian memanfaatkan slipstream untuk mengurangi tekanan pada ban belakang. Dia juga mengasah gaya membalapnya untuk menyesuaikan dengan karakter YZR-M1 2021. Motor baru Yamaha itu bisa dipacu dengan agresif, tetapi dikendalikan dengan lembut. Gaya membalap serta setelan motor Vinales menjadi acuan bagi para pebalap Yamaha lainnya. Rekan setim Vinales, Fabio Quartararo, serta pebalap tim satelit Petronas SRT Yamaha, Valentino Rossi, mendalami hal itu saat latihan bebas 1 dan 2 seri Doha, Jumat (2/4/2021) malam WIB.
Pada sesi latihan pertama (FP1), Vinales kembali menunjukan pace yang bagus dengan ban berkompon keras. Namun, ban keras sepertinya tidak akan digunakan saat balapan yang berlangsung malam hari. Potensi penggunaan kombinasi ban kompon lunak dan medium masih terbuka dan diuji dalam latihan bebas. Akhir pekan lalu, semua pebalap menggunakan ban depan-belakang berkompon lunak-lunak. Ban kompon lunak menjadi pilihan paling aman karena menawarkan kestabilan dan daya cengkeram, tetapi menuntut manajemen ban yang sangat bagus untuk memperpanjang usia ban.
”Konstruksi ban selalu sulit untuk dikelola,” ujar Zarco yang finis kedua akhir pekan lalu.
”Saat balapan, saya tetap di posisi kedua di belakang Pecco (Bagnaia), dan kemudian berusaha mengikuti Maverick, saya pikir itu banyak membantu saya menjadi kompetitif hingga akhir balapan,” ujar Zarco yang memanfaatkan slipstream untuk menghemat ban di lap-lap akhir.
Pebalap tim satelit Ducati itu menilai, menjadi pemimpin balapan akhir pekan ini belum tentu menguntungkan karena tekanan dari pebalap di belakangnya bisa membuat tekanan ke ban belakang terlalu besar. ”Pebalap yang bisa memimpin balapan akan memiliki lebih banyak masalah dalam paruh kedua balapan, tetapi pada saat yang sama kami perlu cepat,” ujar Zarco.
Kita lihat saja bagaimana kami menjalani Minggu. Target kami adalah memiliki lebih banyak peluang, seperti yang dilakukan Maverick untuk menjadi cepat di akhir balapan atau yang lainnya, tetapi bisa bertarung untuk kemenangan, bukan sekadar podium.
”Kita lihat saja bagaimana kami menjalani Minggu. Target kami adalah memiliki lebih banyak peluang seperti yang dilakukan Maverick untuk menjadi cepat pada akhir balapan atau yang lainnya, tetapi bisa bertarung untuk kemenangan, bukan sekadar podium,” ujar Zarco di laman MotoGP.
Persiapan Zarco menghadapi balapan seri Doha tidak mulus karena dia terjatuh pada FP1 dan tidak bisa melanjutkan latihan. Ini kerugian besar karena dia tidak bisa mengumpulkan data untuk mematangkan strategi balapan. Masalah juga dialami oleh rekan setim Rossi, Franco Morbidelli, yang mengalami kerusakan teknis. Motornya berasap dan kehilangan tenaga sehingga dia harus masuk garasi. Namun, saat dia melanjutkan latihan, motornya kembali kehilangan tenaga.
Ini awal yang mengkhawatirkan bagi Morbidelli yang pekan lalu hanya bisa finis ke-18 karena masalah pada motornya. Penyebab motor tidak bekerja maksimal terkait dengan start device. Sejumlah komponen yang diperkirakan berkontribusi menyebabkan masalah juga diganti. Namun, perbaikan itu ternyata belum menyelesaikan masalah pada M1 2019 yang dipacu Morbidelli.
Terkait dengan start device, Vinales berharap Yamaha bisa menemukan setelan yang bagus sehingga perangkat itu bekerja maksimal dan tidak bermasalah saat balapan. Dia memerlukan start yang lebih bagus untuk mendapatkan posisi bagus sejak awal. Pekan lalu, empat pebalap bisa menguasai posisi depan karena terbantu oleh start device pada Desmosedici.
Vinales menghadapi akhir pekan ini dengan optimisme tinggi, tetapi tidak mau terlena. Balapan kedua beruntun di sirkuit yang sama biasanya lebih ketat karena semua pebalap menjadi lebih cepat.
”Tidak ada keraguan, sudah pasti saya sangat percaya diri. Namun, kami tetap tenang dan tidak menjadi sangat antusias terlalu dini karena kami harus bekerja. Akan ada trek di mana kami perlu lebih cepat dibandingkan dengan biasanya dan untuk memacu lebih kencang, dan itu akan sulit bagi motor,” kata Vinales dikutip Crash.
Para pebalap Suzuki masih fokus memperbaiki hasil kualifikasi karena tanpa start dari dua baris terdepan akan sangat sulit bersaing meraih podium. Alex Rins mengakui, dirinya mengalami malapetaka akhir pekan lalu karena start yang buruk. Situasi menjadi lebih buruk karena dia kehilangan daya cengkeram ban di paruh kedua balapan. Degradasi ban yang cepat bukanlah karakter Suzuki GSX-RR. Oleh karena itu, Rins fokus memperbaiki gaya membalapnya. Setali tiga uang, rekan setimnya, Joan Mir, juga fokus pada kualifikasi dan manajemen ban.
”Kami memiliki pace yang bagus juga mesin untuk berada di depan, jadi perlu memperbiki start karena start saya pekan lalu sebuah bencana. Mari perbaiki ini dan berusaha bersaing di posisi puncak paling tidak sejak awal balapan,” kata Rins.