Laju keausan ban yang sangat cepat jadi masalah besar bagi para pebalap Yamaha dalam lima tahun terakhir di MotoGP. Pada awal musim 2021, hanya Maverick Vinales yang bisa memperpanjang usia ban hingga memenangi balapan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LOSAIL, JUMAT —Valentino Rossi akan mulai menguji cara baru menghemat ban belakang motornya dalam dua latihan bebas menjalang seri kedua MotoGP di Sirkuit Losail, Qatar, Jumat (2/4/2021) petang ini. Juara dunia sembilan kali di semua kelas itu, pekan lalu, kehilangan arah menuju podium karena ban belakangnya sudah kehilangan daya cengkeram saat balapan baru berjalan 7-8 delapan putaran dari 22 lap. Akhir pekan ini, Rossi akan mencoba setelan baru pada suspensi dan elektronik serta menyesuaikan gaya membalap.
Rossi bukan satu-satunya pebalap Yamaha yang mengalami masalah dengan laju kehausan ban yang sangat cepat. Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, juga mengalami masalah yang sama hingga terlempar dari persaingan podium meskipun sempat bisa berada di posisi ketiga. Rossi yang start dari posisi keempat lebih parah karena hanya bisa finis ke-12. Sementara rekan setimnya di tim satelit Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, mengalami masalah elektronik dan finis di posisi ke-18.
Satu-satunya pebalap Yamaha yang mampu mengoptimalkan potensi YZR-M1 adalah Maverick Vinales. Rekan setim Quartararo di Monster Energy Yamaha itu mampu menghemat ban hingga finis terdepan. Pebalap asal Spanyol itu juga menyesuaikan gaya membalapnya dengan karakter M1 2021, yaitu agresif tetapi lembut. Dia mengaku bisa melakukan akselerasi mendadak dan pengereman keras, tetapi sekuat tenaga menjaga motor tidak banyak bergerak.
Gaya membalap yang unik itu melengkapi setelan motor untuk mengatasi laju keausan ban yang menjadi masalah M1 sejak beberapa tahun terakhir. Strategi memperpanjang usia ban itu akan diuji oleh semua tim dalam latihan bebas pertama dan kedua seri Doha, Jumat ini. Balapan akan berlangsung di Sirkuit Losail, Senin (5/4/2021) pukul 00.00 WIB.
Dalam balapan pertama, saya tidak cepat seperti yang saya inginkan. Jadi, kami akan mencoba mengubah sesuatu pada setelan motor untuk memperbaiki usia ban belakang. Kami bekerja keras, kami melihat semua data dan kami harus berusaha menjadi lebih baik.
”Dalam balapan pertama, saya tidak cepat seperti yang saya inginkan. Jadi, kami akan mencoba mengubah sesuatu pada setelan motor untuk memperbaiki usia ban belakang. Kami bekerja keras, kami melihat semua data dan kami harus berusaha menjadi lebih baik,” ujar Rossi menjelang seri Doha, Kamis (1/4/2021) waktu setempat.
”Sepertinya Maverick memiliki sesuatu yang berbeda dalam setelan motor dan sistem elektronik. Mereka melakukan beberapa setelan lain. Sangat sulit memasang setelan yang benar-benar sama karena setiap pebalap memiliki perbedaan-perbedaan kecil, tetapi sepanjang akhir pekan ini kami bisa mencoba mengikuti jalan lain dengan memodifikasi sesuatu, dan kami berharap bisa menjadi lebih kuat dalam balapan,” ujar Rossi.
Menemukan setelan baru yang lebih ramah pada ban belakang juga akan menjadi fokus Quartararo. Dia mengalami masalah yang mirip dengan Rossi akhir pekan lalu. Dia sempat berada di posisi ketiga dalam beberapa putaran, tetapi kemudian merosot hingga posisi ketujuh. Pebalap muda Perancis itu beruntung bisa menemukan pace bagus di lap-lap akhir balapan hingga bisa finis di posisi kelima.
”Sekarang saya ingin melihat (data) bagaimana Maverick melakukan lap pertama, apakah dia lebih lembut dari kami atau yang lainnya. Saya merasa sudah membalap dengan sangat lembut di awal, tetapi sayangnya saya mengalami penurunan tajam itu,” ucap Quartararo.
Pebalap berusia 21 tahun itu sudah melihat data Vinales dan menemukan kemiripan dalam karakter membalap yang agresif, seperti akselerasi serta mengerem lambat dan keras. Namun, dia masih sering terlalu agresif, padahal itu tidak perlu dilakukan. Selain itu, dia kurang lembut dalam mengendalikan M1.
”Kami beruntung memiliki data dari pebalap yang memenangi balapan pekan lalu, dan saya menemukan beberapa poin di mana saya terlalu agresif, padahal itu tidak perlu. Jadi, saya akan berusaha lebih lembut pada akhir pekan ini dan, menurut saya, itu akan banyak membantu,” ujar Quartararo di laman MotoGP.
Jalan yang akan ditempuh Quartararo itu tidak berbeda jauh dengan Rossi karena masalah mereka sangat mirip. ”Saya berbicara dengan Fabio seusai balapan dan Fabio memiliki masalah yang sama dengan saya,” ujar Rossi.
”Fabio juga sedikit berbeda dibandingkan dengan Maverick. Jadi, data ini sangat penting untuk memahami. Fabio memiliki masalah yang sama, tetapi dia bisa lebih kuat dari saya, dia finis P5,” lanjut pebalap berusia 42 tahun itu.
”Jadi, kami harus bekerja dalam sudut pandang itu karena saya mulai mengalami masalah sangat awal pada balapan. Sebab, setelah 7-8 putaran saya sudah dalam masalah besar dan harus melambat. Jadi, semua usaha akan difokuskan pada sudut pandang itu dan kami harus berusaha memperpanjang usia ban belakang karena, menurut saya, kami bisa lebih cepat dibandingkan pada Minggu lalu,” kata Rossi dikutip Crash.
Optimisme Miller
Selain Yamaha, para pebalap Ducati juga mengalami keausan ban parah. Masalah itu membuat empat pemacu Ducati Desmosedici yang sempat menguasai posisi depan tergusur ke belakang. Dua pebalap mereka, Johann Zarco dan Francesco Bagnaia, bisa meraih podium kedua dan ketiga berkat keunggulan akselerasi dan kecepatan puncak. Kekuatan Desmosedici itu memaksa pebalap Suzuki finis keempat setelah didahului oleh Zarco dan Bagnaia menjelang garis finis.
Pebalap tim pabrikan Ducati, Jack Miller, yang awalnya menjadi favorit pemenang seri pertama hanya bisa finis di posisi kesembilan karena keausan ban yang parah. Dia bahkan merasa seperti menabrak tembok pada lap-lap akhir karena motornya sudah tidak bisa dipacu lebih kencang.
Akan tetapi, pebalap asal Australia itu optimistis akhir pekan ini akan lebih baik. ”Seiring waktu dan pemahaman, kami bisa menemukan apa masalahnya. Tidak sepenuhnya dalam kendali kami. Kami berharap keberuntungan jatuh di sisi kami pekan ini,” ucap Miller.
”Kami mengalami masalah getaran yang aneh dari bagian belakang, yang membuat saya tidak bisa menikung dengan cepat,” kata Miller.
”Sulit untuk dijelaskan, yang bisa saya katakan adalah ini terkait dengan ban. Masalah yang hanya sekali terjadi. Saya benar-benar mengalami masalah mulai sekitar putaran kedelapan. Saya merasa seperti saya dalam hukuman. Saya tidak bisa maju. Saya tidak bisa mundur. Saya terjebak di sana,” kata Miller.
”Seperti saya katakan, kami hanya berusaha tetap positif, terus bekerja seperti ini, bekerja lebih keras dalam setiap sesi akhir pekan ini, dan berusaha menghindari hal seperti itu sebaik mungkin,” kata Miller.