Madura United adalah tim yang paling sukses menjalankan sepak bola menyerang. Selalu mendominasi permainan, tetapi Madura belum mampu tampil efektif untuk memaksimalkan peluang menjadi gol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Madura United hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Persela Lamongan dalam laga ketiga Grup C Piala Menpora di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/4/2021) malam. Dengan raihan satu poin itu, ”Laskar Sape Kerrab” gagal menyamai perolehan poin Persebaya Surabaya yang memimpin grup tersebut dengan koleksi enam poin setelah menjalani dua laga.
Madura memang mampu mempertahankan posisi kedua dengan perolehan empat poin. Namun, koleksi poin itu telah disamakan oleh PS Sleman yang mampu memetik kemenangan perdana di Piala Menpora 2021. Pada laga yang berlangsung Kamis sore, PS Sleman menumbangkan Persik Kediri, 1-0.
Dengan kondisi itu, kedua tim harus mampu meraih kemenangan pada laga keempat untuk menyegel tiket ke fase gugur. Madura akan menjalani laga hidup mati menghadapi Persik, sedangkan PS Sleman harus mengalahkan Persebaya Surabaya untuk membuka peluang lolos ke babak 8 besar.
Akan tetapi, nasib kedua tim saling bergantung satu sama lain. Apabila Madura dan PS Sleman sama-sama meraih kemenangan, tim dengan selisih gol terbaik akan menyegel satu tiket ke babak selanjutnya. Hingga tiga pertandingan, Madura berada di atas PS Sleman karena lebih produktif dengan telah mencetak empat gol. Adapun PS Sleman baru menciptakan dua gol.
Pelatih Madura United Rahmad Darmawan tetap optimistis anak asuhannya bisa lolos dari fase grup. Modal itu, lanjutnya, didasari permainan dominan skuad ”Laskar Sape Kerrab” dalam tiga laga yang telah dijalani. Meskipun baru meraih satu kemenangan, Madura selalu mampu unggul dalam penguasaan bola dan penciptaan peluang dibandingkan dengan sang lawan.
Secara statistik, Madura mampu mencatatkan rata-rata 71,3 persen penguasaan bola di setiap pertandingan. Untuk penciptaan peluang, Madura juga menjadi tim dengan koleksi peluang terbanyak di Grup C. Anak asuhan Rahmad ini rata-rata menghasilkan 14 tembakan per laga. Namun, dari total tembakan itu, rata-rata pemain Madura hanya mampu mencatatkan enam tembakan yang tepat sasaran pada tiga laga yang telah dijalani.
Persoalan kami yang tersisa adalah kurangnya ketenangan untuk mengonversi setiap peluang menjadi gol. Itu adalah kelemahan yang harus kami atasi di dua pertandingan terakhir.
”Persoalan kami yang tersisa adalah kurangnya ketenangan untuk mengonversi setiap peluang menjadi gol. Itu adalah kelemahan yang harus kami atasi di dua pertandingan terakhir,” ujar Rahmad dalam konferensi pers virtual seusai laga.
Gelandang Madura, Asep Berlian, juga tetap menjaga ambisi untuk bisa lolos dari Grup C. Ia mengungkapkan, skuad Madura berusaha akan memaksimalkan dua laga tersisa untuk memperbaiki kelemahan yang membuat Madura gagal meraih kemenangan pada dua laga terakhir.
”Saya setuju dengan pelatih, kami perlu memperbaiki penyelesaian akhir. Apalagi, kami amat kesulitan ketika menghadapi lawan yang bermain bertahan,” kata Asep.
Dalam laga melawan Persela, Madura untuk pertama kali mampu unggul lebih dulu atas lawan. ”Laskar Sape Kerrab” sempat memimpin skor berkat tembakan terarah penyerang asing, Bruno Lopes, pada menit ke-23. Gol itu meningkatkan kepercayaan diri skuad Madura untuk mengurung pertahanan Persela yang bermain dengan garis pertahanan rendah dan mengumpul lima pemain di kotak penalti.
Akan tetapi, Madura justru terlena dalam mengantisipasi serangan balik Persela. Kiper Madura, Muhammad Ridho, membuat kesalahan karena gagal menangkap umpan lambung pemain Persela di dalam kotak penalti. Hasilnya, bola jatuh di kaki gelandang Persela, Akbar, yang tinggal berhadapan dengan gawang yang kosong. Gol Akbar itu tercipta hanya berselang tiga menit setelah gol Lopes.
Meski begitu, Rahmad tidak terlalu mempermasalahkan proses gol Persela itu. Menurut dia, skuadnya telah berusaha maksimal untuk menambah gol, tetapi pertahanan kokoh Persela menyulitkan pemainnya.
”Selanjutnya, kami harus mampu mencari solusi untuk menghadapi tim-tim yang bermain dengan compact defense. Utamanya, kami perlu lebih kreatif dalam menghasilkan variasi serangan,” ucap Rahmad.
Sementara itu, Pelatih Persela Didik Ludianto mengatakan, anak asuhannya telah tampil maksimal untuk meraih kemenangan pada laga melawan Madura, tetapi hasil akhir belum berpihak kepada Persela.
Adapun Persela telah mengumpulkan dua poin berkat hasil imbang pada dua laga awal Grup C. Persela masih berpeluang untuk melaju ke fase gugur apabila mampu meraih poin penuh pada dua laga terakhir melawan Persebaya dan Persik.
”Saya telah siapkan beberapa rencana jelang laga melawan Persebaya. Meskipun pemain kelelahan, kami akan berusaha mencari cara untuk meraih tiga poin perdana,” kata Didik.
Lebih efektif
Pelatih PS Sleman Dejan Antonic bersyukur timnya mampu meraih kemenangan. Antonic mengungkapkan, kemenangan itu merupakan buah dari keberhasilan anak asuhannya menjalankan rencana taktik yang telah disiapkan.
Berbeda dengan dua laga sebelumnya, PS Sleman bermain lebih bertahan dan memanfaatkan serangan balik. Gol yang diciptakan penyerang Nico Velez pada menit ke-10 diawali dari sebuah skema serangan balik cepat yang memanfaatkan kecepatan penyerang sayap, Irfan Jaya. Gol itu adalah satu-satunya tembakan mengaraih ke gawang yang diciptakan tim berjuluk ”Elang Jawa” dalam laga itu.
”Sejak awal laga, kami sadar butuh hasil (kemenangan) ini. Kami telah belajar dari pertandingan sebelumnya sehingga kami tidak ingin terlalu memaksakan bermain menyerang karena yang penting kami meraih hasil akhir yang diinginkan,” ujar Antonic.