Jamarr Johnson bermasalah dengan dua cedera minor jelang pekan penentu perebutan tiket ”playoff”. Hal ini menjadi dilema bagi timnya, Louvre Surabaya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Alarm dari tubuh bintang Louvre Surabaya, Jamarr Andre Johnson, berdering keras di seri ketiga IBL 2021. Setelah bermain habis-habisan pada dua seri awal, tubuh pemain lokal naturalisasi ini tampaknya mulai lelah. Jamarr dibayangi cedera di pangkal paha dan lutut jelang momen paling menentukan perebutan tiket playoff musim ini.
Louvre akan segera menghadapi seri pamungkas, seri keempat musim reguler, pada Senin depan. Namun, forward andalan mereka justru bermasalah dengan cedera lutut ketika Louvre menaklukkan Satya Wacana Salatiga, 68-59, dalam laga terakhir seri ketiga di ”gelembung” Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021).
Ketika tampil, Jamarr sempat meminta digantikan pada medio kuarter pertama. Lalu, pebasket 32 tahun ini masuk kembali ke lapangan beberapa saat kemudian. Dia memutuskan bermain 36 menit sampai laga berakhir dengan menyumbang 6 poin, 10 rebound, dan 5 assist.
Jamarr berkata, lututnya terasa agak sakit karena terkilir. Meski begitu, dia memaksakan tetap tampil. Rasa sakit itu tidak begitu terasa selama laga karena adrenalin yang masih tinggi. ”Adrenalin memang luar biasa,” katanya saat dihubungi seusai laga.
Cedera ini merupakan yang kedua bagi Jamarr dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, dia mengalami problem pada bagian pangkal paha ketika melawan Pelita Jaya, Kamis lalu. Cedera itu sempat memaksanya menepi selama dua laga beruntun.
”Saya sudah merasa baik soal masalah di pangkal paha, tetapi kemudian lutut saya terkilir hari ini. Jadi, sekarang saya akan fokus beristirahat dalam memanfaatkan jadwal libur tim, empat hari ke depan. Saya pasti akan merasa lebih baik setelah itu,” ucap pencetak poin dan rebound terbanyak sementara dalam IBL 2021 tersebut.
Dua cedera minor ini kemungkinan besar berasal dari akumulasi rasa lelah Jamarr. Dalam dua seri awal, dia diturunkan hampir sepanjang pertandingan oleh pelatih Andika Saputra. Mantan pemain tim nasional Indonesia ini bahkan bermain hampir 40 menit dalam tiga laga beruntun sebelum cedera pangkal paha.
Ketika itu, Jamarr sempat berkata ingin meminta kepada tim pelatih untuk mendapat isitirahat lebih banyak dalam laga. Dia merasa terlalu memforsir diri. Hal itu kurang baik mengingat liga musim ini merupakan kompetisi profesional pertamanya setelah cedera achilles pada Final IBL 2019.
Membayangi
Problem ini tentu membayangi Louvre yang akan bersaing dalam perebutan tiket playoff. Mereka masih harus menjalani empat laga dalam seri terakhir. Tim berjuluk ”Buaya Darat” ini bersaing sengit dengan tiga tim lain, Pelita Jaya, Bima Perkasa, dan Bali United, untuk memperebutkan tiga tiket playoff dari Divisi Merah.
Masalahnya, penampilan pemain kelahiran Amerika Serikat ini sedikit menurun sejak cedera. Dia terlihat sangat berhati-hati ketika bermain. Jamarr kurang eksplosif dalam mencari poin dengan penetrasi. Dia lebih banyak menjadi fasilitator dalam tim.
Saya sudah merasa baik soal masalah di pangkal paha, tetapi kemudian lutut saya terkilir hari ini. Jadi, sekarang saya akan fokus beristirahat dalam memanfaatkan jadwal libur tim, empat hari ke depan.
”Kalau saya lihat, Jamarr tadi hanya bermain 40-50 persen dari kemampuan sebenarnya. Tetapi, kehadiran dia tetap berpengaruh, dia memecah konsentrasi pertahanan kami. Dia bisa mengontrol pertandingan,” kata Pelatih Satya Wacana Efri Meldi.
Penurunan tersebut tampak jelas dalam catatan statistik Jamarr. Dia hanya menghasilkan rata-rata 8 poin, 8,5 rebound, dan 3 assist dalam dua laga terakhir. Sebelum itu, dia menyumbang rata-rata 20,7 poin, 11,8 rebound, dan 6,7 assist dalam delapan laga di dua seri awal.
Louvre juga kalah dua kali dalam empat laga terakhir sejak peraih dua gelar Most Valuable Player Final IBL itu cedera. Padahal, jumlah kekalahan yang sama baru dirasakan mereka setelah delapan laga pertama.
Menurut Andika, Jamarr memang masih dalam fase pemulihan. Otot pangkal paha yang bermasalah belum sembuh total. ”Kalau dari level 1-5, sekarang sudah tidak sampai 5 lagi. Mungkin sekarang sisa 1-2 sakitnya. Jadi, semoga bisa pulih dengan waktu libur kami yang cukup panjang, empat hari,” ucapnya.
Andika mungkin tidak akan memaksakan Jamarr tampil penuh dalam seri keempat. Semua akan bergantung pada kondisi sang pemain. Jamarr tetap akan berada di lapangan meski tidak menjadi eksekutor, seperti dalam laga melawan Satya Wacana.
Pemain Louvre, Kevin Moses Poetiray, menilai, peran sang senior sangat penting di lapangan. Dia tidak hanya menyumbang dalam hal poin, rebound, dan assist. Presensinya juga mengangkat moral skuad Louvre.
”Penampilan Jamarr mungkin dilihat menurun oleh orang awam karena tidak mencetak skor sebanyak biasa. Tetapi, orang tidak bisa melihat apa yang dirasakan oleh rekan setim. Di lapangan, dia bisa sangat membantu dalam bertahan, rebound, juga sebagai fasilitator. Dia tidak menurun, hanya menyesuaikan dengan kondisi,” ucap Kevin.
Beruntungnya, pemain lain mampu tampil impresif ketika Jamarr sedang tidak dalam kondisi terbaik. Dalam laga melawan Satya Wacana, misalnya, kemenangan dipersembahkan oleh Kevin (19 poin, 7 assist) dan Dio Tirta Saputra (16 poin, 9 rebound).