Proliga 2021 Ditiadakan, Klub Tetap Perhatikan Pembinaan
Karena belum ada sponsor, PP PBVSI memutuskan liga bola voli utama, Proliga 2021, tidak diselenggarakan. Walau demikian, sejumlah klub tetap berkomitmen melanjutkan pembinaan selama tak ada kompetisi tahun ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Karena belum mendapatkan sponsor, Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia memutuskan liga bola voli utama Indonesia, Proliga 2021, tidak diselenggarakan. Walau demikian, sejumlah klub tetap berkomitmen melanjutkan pembinaan atlet selama tidak ada kompetisi hingga akhir tahun ini.
Lewat surat, Senin (29/3/2021), Direktur Proliga Hanny S Surkatty menyampaikan, pihaknya belum mendapatkan konfirmasi kerja sama dengan pihak sponsor Proliga 2021. Oleh karena itu, mereka memutuskan tidak menggelar Proliga tahun ini. Selain meminta semua peserta memahami, mereka berjanji akan menggelar Proliga 2022 pada Januari sampai Maret tahun depan.
Manajer tim putri Bandung bjb Tandamata, Ayi Subarna, saat dihubungi, Selasa (30/3/2021), mengatakan, sejak akhir tahun lalu, pihaknya sudah melakukan kontrak awal dengan pemain lokal dan seorang pemain asing asal Brasil. Kepada pemain lokal, pihak klub belum memberikan uang apa pun. Namun, untuk pemain asing, klub sudah memberikan uang muka yang nilainya puluhan juta rupiah.
Dalam situasi ini, Ayi mengaku, pihaknya tidak terlalu dirugikan karena belum mengeluarkan uang untuk mengontrak atlet lokal. ”Uang muka untuk pemain asing itu pun masih bisa ditarik kalau pemain asing tersebut meminta putus kontrak. Sebaliknya, uang itu bisa tetap diambil pemain asing tersebut asalkan tetap berkomitmen membela bjb Tandamata saat Proliga bergulir tahun depan,” ujarnya.
Menurut Ayi, yang paling dirugikan dalam kondisi ini adalah para atlet lokal. Mereka otomatis kehilangan pendapatan penuh seperti kala Proliga berlangsung. ”Walau Proliga tidak ada, pemain tetap harus menjaga kualitasnya. Kalau kendur dan kemampuan menurun, mereka akan semakin rugi karena memengaruhi pertimbangan klub untuk merekrut mereka ketika Proliga berjalan lagi,” katanya.
Untuk itu, Ayi menuturkan, pihaknya justru berupaya membantu atlet. Setidaknya, di luar gaji, mereka berjanji mendukung pembinaan atlet selama tidak ada Proliga 2021, mulai dari jersei, uang saku, konsumsi, hingga suplemen kala mereka mengikuti turnamen atau kejuaraan lokal.
Mereka juga sempat melaksanakan laga persahabatan dengan empat klub lokal di Bandung agar para pemain tidak jenuh. ”Intinya, jajaran direksi kami berkomitmen untuk mendukung pembinaan pemain lokal di Bandung. Bjb Tandamata memang berperan sebagai bapak angkat untuk bola voli Bandung,” tuturnya.
Fokus ke depan
Manajer tim putri Jakarta Pertamina Energi, Widi Triyoso, mengutarakan, menanggapi pembatalan Proliga 2021, pihaknya perlu melakukan rapat internal bersama calon atlet dan pelatih yang bakal dikontrak tahun ini dan manajemen tim. Rapat itu untuk menentukan nasib calon pemain dan pelatih pada tahun ini dan rencana ke depan untuk menghadapi Proliga 2022.
Intinya, Pertamina Energi menerima pembatalan itu karena diyakini sudah melalui pertimbangan matang dan untuk keamanan semua pihak karena pandemi Covid-19 belum berakhir. Mereka pun tidak terlalu dirugikan karena belum menjalin kontrak dengan pemain.
Walau Proliga tidak ada, pemain tetap harus menjaga kualitasnya. Kalau kendur dan kemampuan menurun, mereka akan semakin rugi karena memengaruhi pertimbangan klub untuk merekrut mereka ketika Proliga berjalan lagi.
Untuk itu, mereka lebih memilih fokus menatap kompetisi musim depan. Mempertimbangkan Proliga 2022 akan bergulir Januari-Maret tahun depan, mereka patut menyiapkan tim untuk melakukan pemusatan latihan dua-tiga bulan sebelum kompetisi itu berjalan. ”Hikmah dari pembatalan liga tahun ini, mungkin kami bisa menyiapkan tim dengan lebih matang dari jauh-jauh hari,” ujarnya.
Calon pelatih tim putri Pertamina Energi sekaligus pelatih klub lokal di Bandung, O2c Ciparay, Octavian, menyampaikan, selain atlet profesional atau pemain yang hanya bergantung pada bola voli, yang paling dirugikan dengan tidak adanya kompetisi tahun ini sebenarnya klub-klub penyuplai pemain atau yang menyewakan pemain kepada tim Proliga. Pendapatan klub penyuplai pemain juga otomatis hilang, padahal pembinaan yang dilakukan harus tetap berjalan.
Maka itu, ia berharap, PP PBVSI bisa segera mendapatkan atau meyakinkan sponsor guna menggulirkan Proliga. ”Untuk sekarang, paling tidak PP PBVSI bisa menggelar Livoli divisi utama dan divisi pertama agar atlet tetap ada wadah untuk mengevaluasi hasil latihan,” katanya.