Fabio Quartararo dan Maverick Vinales merunut alur yang berbeda saat memacu YZR-M1 pada balapan perdana MotoGP di Qatar. Respons motor bertolak belakang karena M1 2021 meminta dipacu dengan agresif sekaligus lembut.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LOSAIL, SELASA – Motor Yamaha YZR-M1 versi 2021 memunculkan teka-teki untuk diurai oleh para pebalap dan insinyur tim asal Iwata, Jepang, itu. Perilaku M1 kembali labil seperti dialami oleh Fabio Quartararo dan Valentino Rossi yang mengalami keausan ban dengan sangat cepat saat balapan.
Sedangkan Maverick Vinales bisa memacu M1 dengan degradasi ban yang terkendali, hingga meraih podium tertinggi di seri Qatar, akhir pekan lalu. Jawaban teka-teki itu tersembunyi dalam data telemetri Vinales.
M1 menunjukan perilaku yang sangat bagus saat tes pramusim serta latihan bebas menjelang seri Qatar di Sirkuit Losail, akhir pekan lalu. Para pebalap tidak mengalami degradasi ban yang sangat cepat hanya dalam beberapa putaran selama tes dan latihan.
Bahkan, M1 masih bisa dipacu dengan pace yang kompetitif dalam lap panjang dengan ban aus. Karakter M1 2021 yang jauh membaik dari tahun lalu itu membuat para pebalap tim pabrikan dan satelit Yamaha optimistis bisa meraih podium.
Namun, saat balapan, Minggu (28/3/2021) lalu, M1 mulai berperilaku aneh. Quartararo dan Rossi kehilangan daya cengkeram hanya dalam beberapa putaran setelah start. Posisi Quartararo pun anjlok dari posisi ketiga hingga ketujuh, sebelum bisa menemukan ritme untuk finis di posisi kelima.
Adapun Rossi yang start dari posisi keempat, semula sempat berada di urutan kelima. Namun, degradasi ban memaksa Rossi terus melorot hingga finis di posisi ke-12. Sebaliknya, Vinales mampu mengontrol degrasi ban hingga finis terdepan.
“Saya sedikit kesulitan seperti Valentino. Dia mengalami (masalah) seperti saya. Jadi, ini situasi yang agak aneh,” ujar Quartararo dikutip Motorsport, Selasa (30/3/2021).
Quartararo melesat ke posisi ketiga pada lap-lap awal setelah mendahului pebalap Pramac, Jorge Martin, dan pebalap Ducati, Jack Miller. Tetapi, memasuki putaran ke-10, dia mulai kehilangan daya cengkeram ban belakang dan didahului oleh rekan setimnya di Monster Energy Yamaha, Vinales. Pebalap asal Perancis itu pun terus merosot, yaitu di posisi ketujuh saat balapan menyisakan tujuh putaran.
“Saya merasa sangat kuat sejak awal dan segera mendahului Jack. Saya pn bisa mengejar Johann (Zarco di posisi dua) dengan sangat cepat. Tetapi, saya merasakan kemerosotan daya cengkeram ban belakang yang tidak kami perkirakan. Dalam tes dan latihan, saya tidak pernah mengalami penuruman tajam cengkeraman ban belakang,” ungkap Quartararo.
Ini (motor baru) bukan seperti motor sebelumnya (2020) yang seperti mentega (lembek). Kini, Anda perlu memaksa motor dan membuka gas dengan agresif. Tetapi, pada saat yang sama, juga perlu lembut. (Maverick Vinales)
“Ketika Maverick mendahului saya, dia berada di level berbeda. Dia memiliki daya cengkeram yang lebih baik dibandingkan saya,” lanjut pebalap berusia 21 tahun itu.
Penurunan tajam daya cengkeram ban belakang itu tidak diperkirakan oleh Quartararo karena dia membalap dengan gaya yang sama dengan saat tes pramusim dan latihan bebas. Ia berusaha tetap lembut saat mengendalikan M1 supaya tidak terlalu membebani ban belakang. Namun, taktik itu tidak berjalan dengan baik saat balapan.
“Saat mendahului Jack, gaya membalap saya lembut. Saya tidak menghanguskan ban dan segalanya. Saya merasa sangat bagus, menikung dengan sangat cepat, dan kemudian ban menurun tajam. Jadi, saya tidak memahami itu (masalah keausan ban dalam balapan),” tegas Quartararo.
Maka itu, Quartararo penasaran ingin membaca data penampilan rekan setimnya, Vinales. "Apakah dia (membalap) lebih lembut dari kami atau ada hal yang lainnya? Saya merasa sudah membalap dengan sangat lembut di awal, tetapi sayangnya saya mengalami penurunan tajam itu (keausan ban),” ungkap Quartararo.
Data telemetri Vinales berpotensi menguak teka-teki perilaku M1 yang berubah dengan sangat cepat itu. Pebalap asal Spanyol itu menegaskan, ia membantu M1 untuk bekerja dengan maksimal saat balapan.
“Apa yang coba saya lakukan adalah banyak membantu motor. Saya berusaha agresif, tetapi di saat yang sama tetap lembut. Saya berusaha mengerem lambat dan keras, tetapi pada saat yang sama saya berusaha tidak menggerakan motor terlalu banyak. Apa yang perlu kami lakukan saat ini adalah lebih banyak memahami (karakter) motor,” ungkap Vinales.
“Ini (motor baru) bukan seperti motor sebelumnya (2020) yang seperti mentega (lembek). Kini, Anda perlu memaksa motor, mengerem dengan lambat, dan membuka gas dengan agresif. Tetapi, pada saat yang sama, juga perlu lembut,” ungkap salah satu favorit juara dunia musim 2021 itu.
Balapan seri kedua MotoGP masih akan berlangsung di Sirkuit Losail pada akhir pekan ini, 2-4 April. Balapan beruntun di sirkuit yang sama ini akan menaikkan level persaingan karena semua tim memiliki data segar yang bisa langsung dipakai untuk memperbaiki performa motor.
Selain Yamaha, para pebalap Ducati juga mengalami degradasi ban sangat besar akhir pekan lalu. Bahkan, Miller mengaku seperti menghantam dinding karena motor sudah tidak bisa dipacu akibat keausan ban yang sangat cepat di sirkuit itu.