Asupan nutrisi yang seimbang menjadi bekal berharga bagi pemain yang berlaga di Piala Menpora. Sayangnya, kesadaran untuk disiplin menjalani program diet belum diterapkan seluruh tim dan pemain.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Pelaksanaan Piala Menpora 2021 telah mengakhiri dahaga kompetisi resmi yang telah menghilang dalam satu tahun terakhir. Turnamen pramusim itu menghadirkan kembali persaingan klub-klub terbaik di Indonesia pada masa pandemi Covid-19.
Di tengah duel panas untuk memperebutkan kemenangan di setiap laga terlihat jelas kondisi fisik para pemain belum sepenuhnya ideal untuk menjalani pertandingan. Para pemain hanya memiliki waktu persiapan efektif sekitar dua pekan untuk berlatih kembali di dalam tim. lalu bermain dengan jeda antarlaga hanya empat atau lima hari. Maka, tentunya bukan hal yang mudah untuk bisa berada di level fisik terbaik, terutama setelah satu tahun beristirahat.
Oleh karena itu, di luar hadirnya persaingan di lapangan hijau, Piala Menpora sejatinya perlu menjadi momentum bagi hadirnya budaya baru dalam sepak bola nasional, yaitu disiplin menjalankan program diet yang sesuai.
Sudah menjadi rahasia umum iklim sepak bola Indonesia masih jauh dari penerapan pendekatan berbasis sains. Pasalnya, belum banyak pemain dan klub yang menyadari pentingnya sains dalam membantu atlet mencapai performa tertinggi di lapangan hijau.
Nutrisionis tim nasional Indonesia, Mochammad Rizal, menuturkan, para atlet harus menjalani program diet yang baik dan benar sesuai dengan kondisi dan periodisasi latihan agar bisa segera mencapai level fisik terbaik. Ia mengungkapkan, menu latihan fisik berat dan intens yang diterapkan oleh Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong dibarengi dengan program diet dengan memberikan zat gizi utama seperti karbohidrat dan protein.
Seperti diketahui, sejak mememulai berbagai program pemusatan latihan timnas Indonesia, Februari 2020, Shin amat disiplin menerapkan program diet untuk memenuhi nutrisi para pemainnya. Shin melarang pemain timnas mengonsumsi makanan berminyak, seperti gorengan, dan mengurangi asupan nasi putih yang melimpah karbohidrat.
Rizal menambahkan, klub-klub kontestan Piala Menpora harus menduplikasi program diet yang telah dijalankan timnas. Ia menekankan, gizi adalah salah satu aspek yang dapat menunjang performa para pesepakbola.
“Asupan gizi yang tepat dapat mempercepat proses pemulihan tubuh antarlaga dan proses adaptasi fisik pemain setelah satu tahun tidak berkompetisi. Sebab, tubuh pesepakbola butuh melakukan berbagai penyesuaian lagi karena hanya memiliki masa persiapan singkat untuk menghadapi laga 90 menit dengan intensitas tinggi,” ucap Rizal kepada Kompas, akhir pekan lalu.
Rizal mencontohkan, para pemain yang berlaga di Piala Menpora wajib mengonsumsi asupan karbohidrat di luar nasi putih untuk mengembalikan glikogen otot yang hilang usai berlatih atau bertanding. Lalu, protein penting untuk memperbaiki sel-sel otot yang rusak. Adapun sayur dan buah-buahan yang menjadi sumber vitamin dan antioksidan dapat membantu pemulihan tubuh dan mencegah terjadinya inflamasi pasca latihan yang berlebihan.
Dalam buku Ayo Indonesia! Timo Scheunemann, mantan Kepala Bidang Pembinaan Pemain Usia Dini Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), menjelaskan, pemain tidak cukup sekedar berlatih untuk meningkatkan fisik. Maka itu, pemain harus mengetahui dan mengonsumsi asupan nutrisi yang ideal. Selain itu, tambah Scheunemann, nutrisi yang baik juga akan membantu pemain menjaga kondisi fisik dan performa dalam waktu lebih panjang dibandingkan pemain yang tidak memedulikan asupan gizinya.
Take care of your body! Ibaratnya mobil, sebagai atlet, kalian itu Ferrari. Bukan gerobak… Demi Indonesia dan masa depanmu sendiri, ubah kebiasaan burukmu!
Ia mengungkapkan, pesepakbola butuh banyak minum serta mengonsumsi protein, mineral, dan vitamin, yang melebihi dari konsumsi orang biasa untuk membantu peningkatan kondisi fisik. Selain itu, sumber karbohidrat hanya boleh dari bahan makanan mengandung karbohidrat kompleks, seperti ubi-ubian, sagu, nasi merah, kacang hijau, dan oatmeal, serta menghindari karbohidrat dari nasi putih.
Kampanye untuk program diet ideal juga kerap dilakukan Timo melalui akun media sosialnya. Pada 6 Maret lalu, Timo mengunggah foto nasi merah dengan lauk seperti tahu, tempe, sayuran, dan daging di akun Instagramnya, @timo_scheunemann.
“Jangan seperti yang di iklan ya. Take care of your body! Ibaratnya mobil, sebagai atlet, kalian itu Ferrari. Bukan gerobak… Demi Indonesia dan masa depanmu sendiri, ubah kebiasaan burukmu!,” bunyi takarir dalam unggahan foto Timo itu.
Dari 17 klub peserta Piala Menpora kedisiplinan program diet itu masih beragam. Ada klub yang ketat terhadap asupan nutrisi para pemainnya. Tetapi, ada pula klub yang masih longgar dalam memberikan asupan gizi kepada para pemain.
Bhayangkara Solo FC merupakan salah satu tim yang telah menerapkan program diet ketat kepada para pemainnya. Sejak mempersipakan diri untuk Piala Menpora, Februari lalu, Bhayangkara telah menyiapkan pemberian nutrisi terbaik para pemain demi bisa tampil dalam kondisi fisik yang baik di Piala Menpora serta di Liga 1 2021.
“Kami menyiapkan dengan betul asupan gizi para pemain. Bhayangkara Solo FC bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk menyiapkan dokter dan ahli gizi. Itu membantu kami untuk mengontrol penyajian makanan bagi para pemain, baik ketika di hotel maupun saat makanan disajikan oleh layanan catering,” ujar Chief Operating Officer Bhayangkara Solo FC Sumardji.
Dokter tim dan ahli gizi khusus juga telah dimiliki sejumlah tim, seperti Bali United dan Persita Tangerang. Bahkan, Kompas sempat merasakan makan malam bersama dengan skuad Persita, September 2020 lalu. Kala itu, menu makanan terdiri dari nasi merah, daging ayam, telur, sayur sop, serta pisang. Rasa makanan pun terasa hambar di lidah karena tidak menggunakan bumbu penyedap.
Ketika sejumlah tim cukup ketat mengatur asupan nutrisi pemainnya, Barito Putera justru sempat memberikan toleransi kepada para pemainnya. Hal itu terlihat dalam unggahan sejumlah foto di akun Instagram @psbaritoputeraofficial, Jumat (26/3). Dalam foto itu, seluruh pemain, pelatih, dan staf tim Barito Putera mendapat jamuan makan di kediaman sang kapten, Bayu Pradana, di wilayah Salatiga, Jawa Tengah.
Percuma kami melakuken edukasi sampai pemain paham pentingnya asupan gizi bagi tubuh mereka, tetapi tidak disediakan makanan yang sesuai dengan apa yang diedukasikan.
Dalam jamuan makan itu, seluruh skuad Barito dihidangkan sate dan tengkleng kambing. Padahal dua jenis makanan itu tidak dianjurkan untuk membantu pemulihan tubuh para pemain setelah berlaga karena mengandung santan dan jeroan. Pada satu hari sebelumnya, tim berjuluk “Laskar Antasari” itu baru menyelesaikan laga kedua Grup A Piala Menpora dengan mengalahkan Arema FC 2-1.
Rizal mengakui, bidang gizi olahraga adalah hal yang baru di dunia olahraga Indonesia. Atas dasar itu, lanjut dia, dirinya masih menemukan tantangan terberat untuk melakukan edukasi dan environmental setting untuk menjalankan program diet yang ideal. Menurut Rizal, kedua hal itu harus berjalan beriringan agar kesadaran pemain bisa dibarengi dengan ketersediaan makanan yang bergizi sekaligus lezat.
“Percuma kami melakuken edukasi sampai pemain paham pentingnya asupan gizi bagi tubuh mereka, tetapi tidak disediakan makanan yang sesuai dengan apa yang diedukasikan. Dalam penerapan program diet, makanan harus bervariasi dan tetap lezat agar pemain tidak bosan,” kata Rizal yang telah memiliki sertifikat nutrisionis olahraga dari Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia itu.