Tim-tim kuat Eropa seperti Portugal dan Belgia tampil di bawah standar pada laga kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa. Masalah itulah yang kian menyulut amarah bintang Portugal, Cristiano Ronaldo.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BEOGRAD, MINGGU - Amarah pemain bintang Portugal Cristiano Ronaldo ketika golnya dianulir wasit pada laga kontra Serbia yang berakhir imbang, 2-2, Minggu (28/3/2021) pagi waktu Indonesia, tidak sekadar mengingatkan pentingnya peran teknologi yang membantu wasit bekerja. Namun, amarah itu juga mengungkap sinyal bahaya di dalam skuad Portugal yang tampil kurang menggigit dalam dua laga pertama kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa.
Gol Ronaldo yang dianulir wasit itu terjadi ketika laga masih imbang 2-2 dan laga memasuki waktu tambahan karena waktu normal 90 menit telah berakhir. Pemain bintang Juventus itu lantas memprotes wasit karena ia melihat bola telah melewati garis gawang sebelum dibuang oleh bek Serbia, Stefan Mitrovic tetapi wasit justru memberinya kartu kuning.
Ronaldo sudah tidak bisa menahan amarah dan ia lantas keluar lapangan meski wasit belum meniup peluit panjang. Dalam perjalanannya keluar lapangan, Ronaldo sempat mencampakkan ban kaptennya ke atas lapangan. “Saya selalu memberikan semua yang saya punya untuk negara dan ini tidak akan berubah. Namun, ada masa-masa sulit terutama ketika kami merasa dirugikan,” tulis Ronaldo melalui akun instagram, Cristiano.
Dukungan kepada Ronaldo dan Portugal mengalir deras di jagat maya. Sebagian besar menilai Portugal sedang “dirampok” dan ajang sekelas Kualifikasi Piala Dunia seharusnya sudah menerapkan teknologi modern seperti VAR atau video asisten wasit maupun teknologi untuk menganalisa posisi bola ketika melewati garis gawang. Teknologi tersebut sudah umum dipakai di liga-liga top Eropa.
Meski demikian, masalah terbesar malam itu adalah mengapa Portugal yang sudah unggul 2-0 pada babak pertama, kemudian kebobolan dua gol pada babak kedua. Portugal sudah unggul melalui dua gol Diogo Jota pada menit ke-11 dan ke-36. Pada babak kedua, Serbia menyamakan kedudukan melalui gol Aleksandar Mitrovic pada menit ke-46 dan Filip Kostic pada menit ke-60.
Tragedi pada babak kedua itu sangat merugikan Portugal yang kini hanya berada di peringkat kedua klasemen sementara Grup A dengan empat poin. Serbia juga memiliki empat poin tetapi berada di puncak klasemen. Kemenangan tipis 1-0 atas Azerbaijan pada laga pertama dan hasil imbang pada laga berikutnya belum mencerminkan karakter Portugal sebagai tim juara Piala Eropa 2016 dan juara Liga Nasional Eropa musim 2018-2019.
Saya telah memperingatkan para pemain saat turun minum jika Serbia bakal mengubah formasi untuk memperkuat lini tengah dan saya tidak bisa menjelaskan kenapa kami membiarkannya.
“Saya telah memperingatkan para pemain saat turun minum jika Serbia bakal mengubah formasi untuk memperkuat lini tengah dan saya tidak bisa menjelaskan kenapa kami membiarkannya,” kata pelatih Portugal, Fernando Santos. Satu hal yang harus disyukuri Santos adalah timnya bisa tetap memegang kendali setelah Serbia bisa menyamakan kedudukan.
Bagi pelatih Serbia, Dragan Stojkovic, hasil itu membuktikan sikap pantang menyerah para pemainnya. “Istilah ‘menyerah’ tidak ada dalam kamus kami dan hasil ini menunjukkan kami berada di jalur yang benar. Jangan lupa kami baru saja melawan tim jawara Eropa,” katanya.
Hasil yang tidak memuaskan juga dirasakan Belgia pada laga lainnya. Padahal Belgia sebagai tim peringkat pertama dalam daftar tim terbaik dunia versi FIFA. Belgia nyaris dikalahkan Ceko jika saja striker Romelu Lukaku gagal menyamakan kedudukan pada menit ke-60.
Ceko unggul lebih dulu melalui gol Lukas Provod pada menit ke-50. “Saya rasa kami tidak bermain seperti biasanya dan kami melawan tim yang memiliki banyak momentum," kata pelatih Belgia, Roberto Martinez.
Menurut Provod, mereka tidak mau duduk diam dan menunggu Belgia menyerang lebih dulu. "Mereka (Belgia) adalah pemain hebat dan Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Kami ingin aktif, karena menunggu mereka dalam sebuah permainan bertahan seperti menunggu kematian," ujar Provod.
Belgia berpeluang menambah gol melalui Kevin De Bruyne menit ke-70, sedangkan Ceko mendapat kesempatan melalui Jan Boril menit ke-84. Namun, upaya keduanya gagal.
Belgia tidak bisa tampil tajam seperti saat mengalahkan Wales, 3-1, pada laga pertama. Dengan hasil dari dua laga pertama ini, Belgia masih menduduki peringkat kedua klasemen sementara Grup E, sementara Ceko menduduki peringkat pertama klasemen sementara Grup E. (AFP/REUTERS)