Joan Mir mengakhiri sesi latihan 1 dan 2 MotoGP seri Qatar dengan muram karena gagal mencetak waktu satu ”lap” yang kompetitif. Sang juara bertahan, bahkan menghadapi tantangan berat untuk menembus kualifikasi kedua.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LOSAIL, JUMAT — Joan Mir merasa gelar juara dunia MotoGP tidak berarti apa-apa saat kompetisi musim baru mulai bergulir. Pebalap tim Suzuki Ecstar itu kesulitan menemukan kecepatan untuk menembus 10 besar dalam dua latihan bebas seri pembuka di Sirkuit Losail, Qatar, Jumat (26/3/2021) atau Sabtu dini hari WIB. Namun, dia masih bisa sedikit lega karena memiliki pace kompetitif, terutama dengan ban aus.
Mir mengakhiri sesi latihan pada hari Jumat di posisi kelima tercepat, tetapi kemudian meredup hingga tergusur hingga posisi ke-11 pada akhir sesi latihan kedua (FP2). Posisi itu hasil buruk bagi pebalap yang menyandang juara bertahan MotoGP itu. Ia berada di luar zona kualifikasi kedua (Q2) yang akan ditentukan dalam FP3, Sabtu malam ini. Jika harus menjalani kualifikasi dari Q1, peluang meraih posisi start di baris terdepan akan sangat sulit.
Namun, itu tidak berlaku bagi rekan setim Mir, Alex Rins, yang mengakhiri FP2 di posisi kelima. Rins menunjukkan konsistensi waktu satu lap serta pace yang kompetitif. Bahkan, musim lalu, dia dua kali start dari baris depan meskipun gagal meraih pole position.
Pencapaian Rins dalam dua sesi latihan bebas Jumat itu menunjukkan GSX-RR 2021 sebenarnya bisa bersaing untuk meraih posisi start pada dua baris terdepan. Menemukan setelan yang pas untuk FP3 serta kualifikasi menjadi pekerjaan rumah Mir dan tim mekaniknya.
”Sebenarnya, saya sangat kesal hari ini. Menjadi juara saat ini tidak bermakna apa-apa di lintasan balap. Akan sulit (untuk lebih cepat) pada FP3 karena lintasan akan sangat panas,” ujar Mir, pebalap asal Spanyol, dikutip Motorsport.
Latihan bebas ketiga akan berlangsung pukul 15.15-16.00 waktu Losail atau pukul 19.15-20.00 WIB. Saat itu, temperatur aspal akan sangat tinggi, mirip dengan kondisi FP1 yang berlangsung pukul 15.40-16-25 pada Jumat waktu setempat. Sementara kondisi FP2 lebih mirip dengan sesi Q1 dan Q2 yang berlangsung malam hari waktu setempat atau selepas Sabtu tengah malam waktu WIB.
Pekerjaan rumah
Meraih hasil kualifikasi yang kompetitif merupakan pekerjaan rumah terbesar Mir. Musim lalu, dia rata-rata start dari posisi ke-10. Saat menjadi juara dunia MotoGP 2020, dia juga tidak pernah meraih pole position, sama seperti saat Wayne Rainey juara pada 1992. Fokus utama Mir pada FP3 ini adalah mencari setelan motor untuk merunut jejak Rins yang kompetitif dalam waktu satu lap.
”Alex memiliki FP2 yang bagus, jadi tidak perlu ada yang menunjukkan kepada saya bagaimana Suzuki bekerja. Kami memiliki sangat banyak ruang untuk menjadi lebih baik dengan motor ini. Namun, benar bahwa penting bagi kami berdua mencurahkan 100 persen dan dia meraih FP2 yang bagus,” tutur Mir.
”Kami harus terus bekerja dan memperbaiki titik-titik lemah kami. Saya tidak mengatakan untuk bersaing meraih posisi start terdepan, yang cukup sulit bagi kami. Akan tetapi, setidaknya bisa untuk berada di baris kedua dari depan dan tidak jauh dari itu,” kata pebalap berusia 23 tahun itu.
Mir tidak sepenuhnya menjalani sesi latihan Jumat dengan buruk. Dia bisa sangat kompetitif saat balapan karena memiliki pace yang bagus. Bahkan, saat menggunakan ban aus saat simulasi lap-lap akhir balapan, Mir lebih berbahaya. Ini berkat karakter GSX-RR yang sangat seimbang sebagai kompensasi defisit kecepatan puncak.
”Dengan ban aus, kami memiliki pace 1 menit 54,6 detik dan 1 menit 54,7 detik, dan kami melambat tidak lebih dari sedetik dibandingkan dengan ban baru. Itu berarti masih ada ruang untuk perbaikan,” pungkas Mir.
Miller waspadai Morbidelli
Sesi latihan kedua pada Jumat berakhir dengan pebalap Ducati, Jack Miller, menjadi pebalap tercepat. Dia konsisten seperti saat tes pramusim di sirkuit yang sama. Rekan setimnya, Francesco Bagnaia, menempati posisi kedua, hanya selisih 0,035 detik. Johan Zarco, yang juga memacu Ducati, menempati posisi keempat, di bawah pebalap tim pabrikan Yamaha Fabio Quartararo yang terpaut 0,188 detik dari Miller.
Rins berada di posisi kelima disusul rekan setim Quartararo, Maverick Vinales. Pebalap tim satelit Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, di posisi keenam setelah pada FP1 menjadi pebalap tercepat.
Miller sempar terjatuh pada tikungan 4 saat FP1, tetapi tidak mengalami cedera dan motornya tidak rusak.
Persaingan ketat para pebalap itu membuat Miller ekstra waspada dan berusaha tidak melakukan kesalahan saat kualifikasi. ”Seperti yang Anda lihat, catatan waktu luar biasa ketat. Ini FP2. Saya di puncak, tetapi Xarco keempat dan bahkan tidak terpaut hingga 0,2 detik dari saya,” ujar Miller dikutip Crash.
”Saya sedikit mengkhawatirkan kualifikasi. Sebab, itu akan menentukan arah kami. Ada banyak pebalap yang akan cepat. Sebelumnya, Frankie luar biasa cepat dan kuat. Dia melakukan waktu lap tercepat petang ini pada kesempatan ketiga dan dia tidak mengganti ban seperti kebanyakan pebalap. Rencana saya adalah melakukan hal yang sama, menjadi seperti Frankie. Namun, saya perlu mengganti ban ketika saya terjatuh ke kerikil. Saya tidak memiliki pilihan lain,” tutur Miller.
Miller sempat terjatuh pada tikungan 4 saat FP1, tetapi tidak mengalami cedera dan motornya tidak rusak. Dia mengakhiri FP1 di posisi ketiga tercepat terpaut 0,191 detik dari Morbidelli yang tercepat.
”Saat ini, Frankie, menurut saya, menjadi orang untuk dikalahkan. Namun, kita lihat saja apa yang akan terjadi,” tegas Miller yang difavoritkan memenangi seri pembuka MotoGP, akhir pekan ini.