Kemenpora menyatakan, vaksinasi Covid-19 untuk para atlet yang akan mengikuti PON Papua baru bisa dilaksanakan seusai Idul Fitri, dan ditargetkan selesai Agustus. Kemenpora juga memastikan vaksin itu bebas dari doping.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH dan FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 untuk para atlet daerah yang bakal mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua baru bisa terealisasi paling cepat seusai Idul Fitri, 13-14 Mei 2020. Pemerintah kini masih fokus menuntaskan vaksinasi bagi atlet-atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan para pemain profesional, seperti sepak bola.
”Sebagian besar atlet pelatnas telah mendapatkan dua kali suntikan vaksin. Adapun atlet profesional yang mengikuti turnamen sepak bola Piala Menpora 2021 dan Liga Basket Indonesia (IBL) baru sekali divaksin. Kemungkinan besar vaksinasi mereka selesai April. Lalu, karena ada Ramadhan, vaksinasi atlet daerah (peserta PON) baru bisa dimulai sehabis Idul Fitri dan ditargetkan tuntas pada Juli atau Agustus,” tutur Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto yang dihubungi dari Jakarta, Selasa (23/3/2021).
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas pada Senin (15/3/2021), Gatot berkata, vaksinasi terkait PON Papua bukan hanya ditujukan untuk atlet, pelatih, dan ofisial. Vaksinasi Covid-19 juga perlu dilakukan untuk semua pihak yang terlibat, termasuk masyarakat di sekitar lokasi arena laga, supaya PON itu bisa berjalan lancar.
Namun, ungkap Gatot, realisasi vaksinasi itu bukan wewenang Kemenpora, melainkan Kementerian Kesehatan. Akibat terbatasnya jumlah tenaga kesehatan, vaksinasi harus dilakukan secara bertahap sesuai skala prioritas. Meskipun demikian, ia optimistis vaksinasi untuk atlet-atlet PON bakal selesai dua bulan sebelum perhelatan itu digelar pada Oktober 2021.
Pada bidang olahraga, vaksinasi gelombang pertama ditujukan kepada para atlet pelatnas yang bakal mengikuti berbagai kejuaraan internasional, macam Olimpiade Tokyo. Gelombang kedua ditujukan kepada para atlet profesional yang mengikuti kompetisi nasional.
Produk vaksin yang digunakan itu aman dari produk doping. Jadi, atlet tidak perlu khawatir bakal terdeteksi doping jika sudah divaksin.
Pentingnya pendataan
Khusus untuk para atlet peserta PON, tambah Gatot, perlu ada pendataan lebih dulu sebelum dilakukan vaksinasi. Akurasi dalam proses pendataan itu sangat penting. ”Pendataan ini menjadi titik lemah saat vaksinasi atlet pelatnas yang lalu. Ada sejumlah kesalahan atau ketidaksesuaian data yang dimasukkan dengan nomor induk kependudukan atau alamat yang ada. Urusan data ini adanya di Kemenkes,” tutur Gatot kemudian.
Sementara itu, dari Papua dilaporkan, Pemerintah Provinsi Papua mewajibkan seluruh atlet di wilayahnya divaksin Covid-19. Jumlah atlet kontingen Papua yang akan divaksin sekitar 1.100 orang.
Lewat vaksinasi itu, para atlet diharapkan bisa ikut menyukseskan PON Papua. Sejumlah arena PON Papua, misalnya Kota Jayapura, saat ini masuk dalam wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi.
”Atlet Papua yang tidak divaksin akan membahayakan atlet dari provinsi lainnya yang berlaga di PON,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum.
Meskipun demikian, sejumlah atlet khawatir vaksin Covid-19 mengandung senyawa yang bisa digolongkan sebagai zat doping yang dilarang dalam olahraga. ”Perlu kajian sebelum vaksinasi guna mencegah indikasi penggunaan doping setelah atlet divaksin (Covid-19),” ujar Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua Kenius Kogoya.
Kekhawatiran dari para atlet Papua itu pun ditepis Kemenpora. Gatot menjelaskan, Badan Anti Doping Dunia (WADA) telah memastikan bahwa produk vaksin yang dipakai sejumlah negara, termasuk Indonesia, tidak mengandung senyawa doping.
”Sekitar satu setengah bulan lalu, saya sudah bertanya kepada Mr Kazu (Kazuhiro Hayashi, Direktur WADA Wilayah Asia dan Oceania) melalui rapat daring. Dia memastikan bahwa produk vaksin yang digunakan itu aman dari produk doping. Jadi, atlet tidak perlu khawatir bakal terdeteksi doping jika sudah divaksin,” ujar Gatot.