Stamina para pemain klub-klub elite sudah terkuras banyak pada akhir Maret ini. Leicester memanfaatkan celah ini untuk memburu trofi Piala FA.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LEICESTER, SENIN — Leicester City mendapat posisi terbaik untuk melaju ke final Piala FA musim ini seusai mengalahkan Manchester United, 3-1, di Stadion King Power, Senin (22/3/2021) pagi waktu Indonesia. Tim berjuluk ”Si Rubah” ini jeli melihat MU yang sudah kelelahan dan mengeksploitasi kelemahan para pemain ”Setan Merah” itu dengan taktik yang jitu.
MU yang belum lama kembali dari Italia setelah melawan AC Milan di ajang Liga Europa pada akhir pekan lalu harus merombak susunan pemain untuk menghadapi Leicester. Salah satu keputusan terberat yang harus diambil Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer adalah mengistirahatkan bintang mereka, Bruno Fernandes, yang selama ini menjadi kekuatan di lini tengah tim.
Solskjaer sama sekali tidak menyesal karena keputusan ini sudah dirasa paling tepat. ”Fernandes telah bermain setiap tiga atau empat hari sekali dan ia adalah manusia biasa. Saya rasa ini waktu yang tepat untuk memainkan Donny van de Beek dan Paul Pogba sekaligus,” katanya.
Namun, Leicester memiliki cara yang ampuh untuk membuat Pogba dan para pemain tengah MU menjadi tidak berdaya. Si Rubah bermain dengan pola menekan dan tidak membiarkan para pemain MU untuk mendapatkan bola walau hanya sejenak. Mereka sadar bahwa MU akan kewalahan apabila diajak beradu fisik.
Penulis yang kerap menganalisis taktik, Michael Cox, dalam artikelnya di laman olahraga berbayar The Athletic tertarik dengan cara Leicester menguasai laga dengan memanfaatkan momen lemparan ke dalam. Setiap kali MU mendapat lemparan ke dalam, para pemain Leicester berhasil membuat pelempar tidak mempunyai banyak pilihan. Bola akhirnya dilempar ke pemain yang sudah dikawal ketat, dan akhirnya Leicester bisa merebut bola untuk melancarkan serangan balik.
Sempurna
Taktik ini berjalan sempurna untuk menutupi skuad Leicester yang pincang karena tidak diperkuat sejumlah pemain kreatif, terutama James Maddison dan Harvey Barnes. Mereka masih mempunyai Kelechi Ihenacho yang tampil sebagai pahlawan dengan menyumbang dua gol. Satu gol Leicester lainnya dicetak Youri Tielemans. Sementara itu, MU hanya bisa mencetak satu gol melalui Mason Greenwood.
Fernandes telah bermain setiap tiga atau empat hari sekali dan ia adalah manusia biasa. Saya rasa ini waktu yang tepat untuk memainkan Donny van de Beek dan Paul Pogba sekaligus.
Berkat taktik jitu ini, Leicester melaju ke babak semifinal untuk pertama kali sejak 1982. Mereka akan bertemu Southampton yang menyingkirkan Bournemouth, 3-0, pada laga perempat final lainnya, Minggu (21/3/2021).
”Kami memiliki peluang untuk melaju ke final dan mencatat sejarah baru,” ujar Manajer Leicester Brendan Rodgers.
Rodgers dan Leicester sangat percaya diri karena mereka pernah melibas Southampton, 9-0, pada Oktober 2019. Pertemuan terakhir di Liga Inggris pada pertengahan Januari lalu juga dimenangi Leicester, 2-0.
Chelsea vs City
Performa Southampton saat ini sedang buruk dan mereka masih berada di peringkat ke-14 di Liga Inggris. Keuntungan ini tidak dimiliki Chelsea dan Manchester City, yang akan bertemu pada laga semifinal lainnya.
Chelsea menantang City, tim calon juara Liga Inggris, setelah mengalahkan Sheffield United, 2-0, di Stamford Bridge, Minggu. Duel antara Chelsea dan City akan menjadi duel di antara dua tim yang saat ini konsisten di jalur kemenangan.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel yang belum pernah merasakan kekalahan setelah menggantikan posisi Frank Lampard akan berusaha menghancurkan mimpi City untuk meraih sejarah yang fantastis, yaitu menyabet empat trofi dalam semusim.
Namun, misi ini juga tidak mudah karena Chelsea, sama seperti City, masih tampil di Liga Champions. Sebelum menjalani laga semifinal Piala FA, Chelsea harus menghadapi Porto, sedangkan City bertemu Bayern Muenchen.
Chelsea juga masih harus bekerja ekstra keras untuk mempertahankan posisi empat besar di Liga Inggris, sedangkan posisi City di puncak klasemen sudah sangat kokoh dengan keunggulan 14 poin di atas MU yang berada di posisi kedua.
Saat bertemu Sheffield, Tuchel sudah merasakan sinyal bahaya yang harus segera ia antisipasi. ”Kami sempat kehilangan kendali pada babak kedua. Setelah tampil tak terkalahkan dalam 14 laga di semua kompetisi, saya merasa kami juga mulai lelah dan melakukan banyak kesalahan,” katanya.
Chelsea beruntung menghadapi Sheffield United, tim yang saat ini masih berada di dasar klasemen Liga Inggris ketika tidak bisa menunjukkan permainan terbaiknya. Hal yang sama tidak bisa mereka lakukan ketika menghadapi City pada babak semifinal yang akan berlangsung pada pertengahan April mendatang. (AP/AFP/REUTERS)