Gagalnya wakil Indonesia bertanding secara penuh di Kejuaraan All England 2021 diambil sebagai tempaan dan ujian oleh para atlet untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi sebelum Olimpiade Tokyo 2021.
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kegagalan tim Indonesia bertanding secara penuh pada turnamen bulu tangkis All England 2021 dianggap sebagai tempaan oleh para atlet untuk mempersiapkan diri lebih baik menghadapi Olimpiade Tokyo 2021.
Tim bulu tangkis Indonesia tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/3/2021) pukul 20.00. Dengan membawa perlengkapan masing-masing, mereka tiba di Gedung VVIP Terminal 3.
Pebulu tangkis ganda putri, Greysia Polii, menjadi yang pertama disambut para pejabat PBSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Merefleksikan insiden ini, Greysia mengatakan, ia dan anggota tim lainnya merasa peristiwa ini adalah ujian yang positif yang justru semakin menempa mental mereka jelang Olimpiade Tokyo.
”Ini hal yang positif setelah kami renungkan bersama-sama. Ini jadi kesempatan dan motivasi kami untuk melakukan yang terbaik di Olimpiade nanti,” ujar Greysia.
Gelombang dukungan masyarakat dan upaya pemerintah menanggapi kasus ini membuat Greysia mengatakan, ia dan kawan-kawannya merasa diperjuangkan dan dilindungi.
”Kami ingin berterima kasih sebagai atlet kepada bangsa yang telah melindungi kami. Apa yang telah dilakukan pemerintah luar biasa dan kami mengapresiasi,” kata Greysia.
Saya rasa ini hal yang positif setelah kami merenung bersama-sama. Ini jadi kesempatan dan motivasi kami untuk melakukan yang terbaik di Olimpiade nanti.
Greysia mengatakan, meski tak termasuk kualifikasi Olimpiade, poin All England penting untuk peringkat dunia. Peringkat dunia yang akan menentukan daftar unggulan pada Olimpiade Tokyo.
Ia berharap, BWF dapat bertindak sebagai perantara antara atlet dan otoritas negara tempat pertandingan. Greysia menyesalkan keputusan BWF yang langsung meminta pemain Indonesia meninggalkan area kejuaraan tanpa ada komunikasi yang jelas terlebih dahulu.
Pebulu tangkis ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon, menilai, BWF perlu benar-benar memastikan kejadian ini tidak terulang. ”Bagi saya terlihat sekali ketidakadilannya. Ini harus diperjelas dan tidak semudah itu minta maaf,” kata Gideon.
Semangat
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, atlet Indonesia yang gagal berlaga di All England tidak perlu patah semangat karena ini masih banyak kejuaraan internasional lain.
”Seorang pejuang yang tangguh mampu bangkit setelah menghadapi masalah. Seorang yang mampu bangkit adalah yang punya mental juara. Teman-teman memiliki itu semua,” kata Listyo.
Kemarin bagi saya terlihat sekali ketidakadilannya. Ini harus diperjelas dan tidak semudah itu minta maaf.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan, pemerintah telah menerima surat dari BWF yang berisi permintaan maaf dan janji agar kejadian serupa tidak terulang.
Zainudin juga menyampaikan terima kasih atas upaya Kementerian Luar Negeri melalui Duta Besar RI di London dan koordinasi dengan berbagai pihak sehingga tim All England Indonesia dapat bisa segera pulang dari Inggris.
Zainudin memastikan bahwa bulu tangkis masih menjadi urutan pertama dari 14 cabang olahraga unggulan. ”Itulah mengapa pemerintah sangat berkepentingan. Pak Presiden memberikan arah agar ini diselesaikan secepatnya dan tim tidak boleh terlantar,” kata Zainudin.
Kepala Bidang Humas dan Media PBSI Broto Happy mengatakan, tim pulang tiga hari lebih cepat dari kewajiban menjalani isolasi, yang seharusnya berakhir pada 23 Oktober. Setiba di Indonesia, para pemain menjalani isolasi wajib selama lima hari sebelum kembali berlatih untuk menghadapi tiga turnamen, yakni India Terbuka, Singapura Terbuka, dan Malaysia Terbuka, yang berlangsung sebelum Olimpiade Tokyo 2020.
”Saya optimistis bulu tangkis dapat menjaga tradisi emas di Olimpiade Tokyo. Mohon doa restu dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah,” kata Broto.