Warganet Terbelah Jelang Laga Dewa Kipas Melawan IM Irene Kharisma
Perdebatan di kalangan warganet semakin tajam menjelang pertandingan Irene Kharisma Sukandar lawan Dewa Kipas, Senin (22/3/2021) pukul 15.00. Sebagian mendukung Irene, tetapi banyak yang menanti keajaiban Dewa Kipas.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun pertandingan antara Dadang Subur sebagai pemilik akun Dewa Kipas melawan Master Internasional (IM) Irene Kharisma Sukandar hanya tinggal menunggu hitungan jam, pada Senin (22/3/2021) pukul 15.00, perdebatan di kalangan warganet justru semakin tajam. Sebagian warganet mendukung Irene, tetapi banyak yang menanti keajaiban Dewa Kipas.
”Jika saya memetakan, para pendukung Irene adalah insan catur yang betul-betul mengerti tentang dunia catur. Mereka paham, menguasai ilmu catur harus dilakukan perlahan dan terus-menerus. Sementara pendukung Dewa Kipas adalah orang-orang yang hanya hobi, atau bahkan tidak terlalu mengerti catur,” kata Heri Darmanto, admin grup Facebook Info Catur, Senin (22/3/2021), saat dihubungi dari Jakarta.
Para pendukung Irene yakin Grand Master Wanita itu tidak akan kesulitan dalam mengalahkan Dewa Kipas yang sudah berusia 60 tahun. Pengalaman internasional Irene dinilai sangat banyak dan cukup untuk melibas Dewa Kipas dengan mudah.
Beberapa pendukung Irene membuka tebak skor dan banyak yang menjagokan Irene dengan keunggulan 2-0 jika pertandingan digelar dalam dua babak. Mereka tidak ada yang berani memastikan Irene akan menang dalam berapa langkah, tetapi hanya memastikan Irene memenangi semua babak.
”Saya pegang Irene 2-0,” kata Herman, salah satu warganet penggemar catur.
Di sisi lain, para pendukung Dewa Kipas mengajukan argumentasi, ada kecerdasan luar biasa yang tersembunyi milik Dadang Subur. Mereka yakin pecatur yang hebat tidak selalu dilahirkan dari sekolah catur dan tidak selalu berkesempatan menjadi grand master. Dalam versi pendukung Dewa Kipas, pecatur hebat itu dapat dilahirkan dari pertandingan di pos ronda atau tepi jalan.
”Saya yakin Pak Dadang menang 3-1 atau setidaknya 2-2 jika laga berlangsung 4 babak,” kata Priyo, pendukung Dewa Kipas.
Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kristianus Liem mengatakan, Irene diperkirakan tidak akan terburu-buru mematikan permainan Dadang Subur. Irene akan bermain secara normal dan mematikan lawan pada momen yang tepat.
Dia (Dadang Subur) adalah orang yang bisa bermain catur. Dia pernah juara pertama di Singkawang. Namun, kemungkinan dia bukan pecatur yang kuat karena menjadi juara dari persaingan yang tidak terlalu ketat. (Kristianus Liem)
”Dia (Dadang Subur) adalah orang yang bisa bermain catur. Dia pernah juara pertama di Singkawang. Namun, kemungkinan dia bukan pecatur yang kuat karena menjadi juara dari persaingan yang tidak terlalu ketat,” kata Kristianus.
Kristianus lebih menyoroti keberadaan wasit pada laga itu. Sampai saat ini, Kristianus tidak mendengar ada wasit dari Percasi yang diundang ke laga itu. Padahal, wasit sangat penting untuk menjadi penengah dalam laga catur.
”Misalnya aturan pegang buah catur harus jalan. Jika tidak ada wasit, pecatur bisa ingkar karena merasa belum menggerakkan buah catur meskipun sudah memegangnya. Sengketa semacam itu harus ada penengah,” kata Kristianus.
Namun, saat dikonfirmasi Kompas, PB Percasi telah membuat peraturan khusus untuk pertandingan Irene Kharisma Sukandar melawan Dadang Subur "Dewa Kipas". Peraturan tersebut terdiri dari empat butir, adapun isi peraturannya antara lain setiap peserta bertanding empat kali dengan dua kali memegang buah putih dan dua kali memegang buah hitam bergantian. Waktu berpikir masing-masing peserta adalah 10 menit tanpa tambahan.
Apabila skor imbang (2-2) pemenang ditentukan melalui sudden death, yaitu waktu pikir buah putih 5 menit dan waktu pikir buah hitam 4 menit. Apabila kedudukan imbang, maka buah hitam dinyatakan sebagai pemenang.
Bertindak sebagai Inspektur Pertandingan adalah Hendry Jamal dan Wasit adalah Agus Subandrijo.