Setelah setahun mati suri, industri sepak bola di Tanah Air akan kembali bangkit dan bergeliat mulai Minggu ini, yaitu ditandai Piala Menpora 2021. Antusiasme tinggi harus diimbangi tanggung jawab besar di era pandemi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dan KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Turnamen Piala Menpora, yang akan dimulai dengan laga Arema FC versus Persikabo 1973 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (21/3/2021), akan mengakhiri dahaga sepak bola nasional. Turnamen yang melibatkan 17 klub terbaik di Tanah Air itu akan menjadi gerbang budaya baru dan industri olahraga, khususnya sepak bola, di era pandemi Covid-19.
Untuk pertama kali sepanjang sejarah, laga-laga sepak bola di Tanah Air akan digelar serentak di empat kota tanpa kehadiran penonton. Keempat kota itu yaitu Solo, Malang, Bandung, dan Sleman.
Absennya penonton merupakan salah satu persyaratan yang diberikan Kepolisian Negara RI saat memberikan izin keramaian penyelenggaraan turnamen pramusim itu. Syarat lainnya adalah penegakan protokol kesehatan ketat.
PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator Piala Menpora, berkomitmen menjaga kepercayaan yang telah diberikan Polri dan pemerintah. Kepercayaan itu tidak mudah didapat, terbukti dari gagal dilanjutkannya kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim lalu yang terhenti sejak Maret 2020 lalu akibat pandemi.
”Kami berkoordinasi penuh dengan pemda, institusi keamanan, hingga Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk mengantisipasi berbagai potensi gangguan dalam turnamen. Selain mencegah penyebaran Covid-19, koordinasi itu untuk mencegah hadirnya para pendukung ke stadion,” ujar Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita dihubungi Sabtu (20/3).
Mencegah hadirnya penonton di stadion atau menggelar acara menonton bareng adalah tantangan terbesar PT LIB dan panitia pertandingan. Bukan rahasia jika suporter klub sepak bola di Tanah Air sangat sulit diatur dan acapkali saling berkelahi. Setiap musimnya, liga sepak bola Indonesia di berbagai jenjang selalu diwarnai tawuran antarsuporter.
”Kami telah mendapatkan komitmen dari organisasi fans resmi, tetapi ada segelintir pendukung yang belum mengerti aturan. Alhasil, kami pun bekerja sama dengan kelompok pendukung di empat kota tuan rumah serta aparat kepolisian untuk mengantisipasi hadirnya para pendukung tim peserta,” kata Hadian.
Diky Soemarno, Ketua Umum The Jakmania (pendukung Persija Jakarta), memastikan pihaknya siap mendukung larangan kehadiran pendukung di Piala Menpora. Manajemen klub Persija juga telah menggencarkan kampanye agar fans mendukung tim dari rumah. Suara dukungan bisa disampaikan langsung lewat media sosial.
”Saya jamin tidak akan ada Jakmania yang hadir di stadion. Tetapi, kami tengah mencari cara untuk meminimalisir kegiatan pendukung yang masih ingin melaksanakan acara nobar (nonton bareng) di wilayah masing-masing," kata Diky.
Komitmen serupa disampaikan Herru Joko, Ketua Viking (kelompok suporter Persib Bandung). Ia meminta seluruh anggotanya mematuhi aturan dari PT LIB dan Polri.
”Pendukung punya peranan penting menyukseskan Piala Menpora sekaligus mewujudkan hadirnya kembali Liga 1 2021. Kami berkomitmen penuh mendukung turnamen pramusim ini,” ujar Herru.
Piala Menpora adalah momentum mengembalikan kepercayaan publik terhadap kompetisi sepak bola nasional. Itu juga menandai era baru, yaitu kompetisi profesional, sehat, dan bermartabat.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo berkali-kali telah mengingatkan, izin keramaian yang telah dikeluarkan pihaknya bisa ditarik kembali kapan pun jika ditemui pelanggaran protokol kesehatan, termasuk kehadiran penonton. Jika Piala Menpora bisa berjalan lancar, ungkapnya, izin keramaian Liga 1 dan Liga 2 2021 bakal lebih mudah dikeluarkan.
Sementara itu, Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menyerukan seluruh pihak yang terlibat dalam Piala Menpora agar bertanggung jawab dan disiplin mematuhi aturan. PT LIB juga diminta transparan dalam penyelenggaraan turnamen itu jika ditemui berbagai kendala.
”Piala Menpora adalah momentum mengembalikan kepercayaan publik terhadap kompetisi sepak bola nasional. Itu juga menandai era baru, yaitu kompetisi profesional, sehat, dan bermartabat. Turnamen itu akan menjadi contoh bergulirnya kembali ekosistem industri olahraga di masa pandemi,” ucapnya.
Berkaca dari pelaksanaan Liga Basket Indonesia (IBL), kompetisi olahraga nasional yang bergulir lebih dulu di era pandemi, absennya penonton bukan masalah besar. Sebaliknya, gairah akan industri basket nasional kian meningkat dengan memanfaatkan tayangan virtual lewat internet.
Memecahkan rekor
IBL 2021 digelar sejak 10 Maret lalu dengan menerapkan pola ”gelembung” (lingkungan terkontrol) untuk menangkal penyebaran Covid-19. Pola serupa diterapkan sejumlah ajang olahraga berkelas dunia, seperti Liga Basket Amerika Serikat (NBA) 2020 dan Grand Slam Australia Terbuka 2021.
”Lewat tayangan virtual, basket justru kian ditunggu penggemar di era pandemi ini. Buktinya, kami berkali-kali memecahkan rekor jumlah penonton,” kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah dihubungi terpisah.
Antusiasme penonton terekam di data Youtube. Dalam 10 hari penyelenggaraan, IBL 2021 sudah tiga kali pecah rekor jumlah penonton. Rekor terbaru tercipta pada laga Indonesia Patriots versus Satria Muda, Jumat (19/3). Jumlah penonton tayangan langsung laga itu di Youtube mencapai 48.000 orang. Angka itu jauh melampaui rekor musim terdahulu, yaitu 7.000 penonton.
Menurut Junas, euforia tersebut akan kian tinggi hingga akhir musim reguler pada 10 April mendatang. Guna menambah daya tarik tontonan, IBL menghadirkan beberapa konten unik di lapangan, antara lain munculnya penonton virtual di layar raksasa sampai kehadiran reporter lapangan sebagai pengganti penonton.
Menurut Humas Satria Muda, Theodore Wira Adi, musim pandemi memberikan daya tarik lebih kepada fans. Konten-konten digital yang dirilis Satria Muda ke Youtube dan Instagram kini lebih banyak dilihat. Penggemar juga kian intens berkomunikasi dengan pengelola media sosial klub.
”Sangat menarik (IBL) ditonton. Akhirnya, Indonesia bisa beradaptasi dengan meniru protokol di NBA. Ini bentuk hiburan baru,” ujar Marco, penggemar IBL, antusias.