Talenta-talenta terbaik Jerman, baik klub maupun pelatih, akan mendominasi babak perempat final Liga Champions Eropa. Bayern Muenchen menjadi pemimpin dari kawanan dominan itu.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MUENCHEN, KAMIS - Bayern Muenchen mempertegas dominasi Jerman di kompetisi Eropa usai mengalahkan Lazio, 2-1, pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions Eropa di Stadion Allianz, Kamis (18/3/2021) dini hari WIB. Dominasi Jerman itu direpresentasikan dua klub dan empat pelatih yang bakal bertarung di babak perempat final Liga Champions musim ini.
Dua klub itu, Bayern dan Borussia Dortmund, ditangani dua pelatih asal Jerman, masing-masing Hansi Flick dan Edin Terzic. Sementara dua pelatih top Jerman lainnya mewakili klub Inggris, yaitu Manajer Liverpool Juergen Klopp dan Manajer Chelsea Thomas Tuchel. Lolosnya empat pelatih Jerman pada babak perempat final merupakan sejarah baru di Liga Champions Eropa.
Kekuatan sepak bola Jerman yang terpancar dari klub dan para pelatih tersebut perlahan menggeser cengkeraman Spanyol yang lebih dominan pada periode musim 2013-2014 hingga musim 2017-2018. Pada periode itu, klub-klub Spanyol, seperti Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid, masih bisa menembus final. Selama periode itu, Real empat kali juara dan Barcelona sekali.
Pergeseran kekuatan itu dimulai sejak Klopp dan Liverpool berhasil menembus final pada musim 2017-2018 dan ”Si Merah” lantas tampil sebagai juara pada musim berikutnya. ”Wajah” Jerman itu kian menguat pada musim 2019-2020, ketika Bayern dan RB Leipzig menembus semifinal. Laga final pun mempertemukan dua pelatih Jerman, Tuchel, yang kala itu masih menangani Paris Saint-Germain dan Hansi Flick (Bayern Muenchen).
Tidak ada wakil Italia
Pada babak perempat final musim ini, Spanyol hanya diwakili Real dan Manajer Manchester City Pep Guardiola. Italia bahkan tidak lagi punya wakil di kompetisi itu seusai Lazio tersingkir dan terang-terangan mengangkat topi untuk Bayern.
”Beberapa tim sangat mustahil untuk dikalahkan, salah satunya Bayern,” kata Pelatih Lazio Simone Inzaghi yang merasa timnya kalah secara terhormat.
Superioritas Bayern sebagai juara bertahan Liga Champions sudah terasa sejak laga pertama di Stadion Olimpico ketika menaklukkan Lazio, 4-1. Bayern lantas tidak mau melepas kaki dari pedal gas pada laga kedua.
Striker Bayern Lewandowski kembali mencetak gol melalui tendangan penalti pada menit ke-33. Ia mencetak golnya yang ke-39 di berbagai ajang pada musim ini. Golnya itu juga adalah yang ke-10 pada tujuh laga terakhirnya. Striker asal Polandia itu bahkan hampir mencetak gol ke-40 ketika tendangannya yang lain membentur tiang gawang pada laga kemarin di Muenchen, Jerman.
Tidak hanya pamer kehebatan striker garangnya, Lewandowski, Bayern juga memperlihatkan kualitas para pemain pelapisnya. Kedalaman skuad ”Die Roten” itu antara lain terlihat dari peran striker pelapis, Eric Choupo-Moting, yang masuk pada menit ke-71 untuk menggantikan Lewandowski.
Baru tiga menit tampil, Choupo-Moting sudah mencetak gol kemenangan Bayern malam itu. Adapun Lazio baru bisa membalas gol melalui sundulan Marco Parolo pada menit ke-82. Bayern pun melaju ke babak perempat final dengan jumlah agregat telak, 6-2.
Level berbeda
Dalam satu dekade terakhir, Bayern hanya sekali gagal lolos ke perempat final, yaitu pada musim 2018-2019. Kala itu, mereka disingkirkan Liverpool pada babak 16 besar. Namun, Bayern kembali berada pada level yang berbeda setelah ditangani Flick dan langsung meraih treble atau tiga gelar juara sekaligus pada musim lalu.
Di hadapan Lazio, Flick mengambil risiko dengan memasang garis pertahanan yang tinggi supaya bisa intens menekan para pemain Lazio. Strategi ini berisiko karena Lazio bisa menyerang balik sewaktu-waktu apabila Bayern lengah. Celakanya bagi Lazio, Bayern punya gelandang bertahan tangguh seperti Joshua Kimmich yang tampil sebagai pemain terbaik pada malam itu.
Kimmich berperan besar dalam merusak serangan yang dibangun Lazio sekaligus menciptakan empat peluang gol. Di Liga Champions musim ini, Kimmich sudah menciptakan 42 peluang gol, menyamai pencapaian Toni Kroos (Real Madrid) sejak musim lalu.
Megabintang Barcelona Lionel Messi bahkan baru menciptakan 40 peluang gol pada periode yang sama. Namun, seperti kebanyakan pemain hebat lainnya, Kimmich tidak pernah puas dan selalu ingin memberikan hasil terbaik.
Terbuka kemungkinan bagi Bayern bertemu mesin penghancur di Liga Inggris, yaitu Manchester City. Peluang bertemu Real Madrid, yang kini bertekad untuk mengembalikan kejayaannya di Liga Champions, juga tidak kalah besar.
Hal itu diperlihatkannya dan timnya saat menjamu Lazio di Stadion Allianz, kemarin. Walaupun telah unggul agregat 4-1, mereka tetap bermain ofensif dan berupaya mencetak gol.
Menurut Kimmich, Bayern ingin terus memenangi setiap laga yang dijalaninya. ”Ambisi ini sudah ada dalam DNA tim,” ujar Kimmich dikutip UEFA.
Undian babak perempat final pada Jumat (19/3/2021) merupakan bagian menarik lainnya karena calon lawan Bayern selanjutnya akan diumumkan. Mereka bisa saja langsung bertemu klub atau pelatih asal Jerman lainnya, seperti Klopp di Liverpool atau Tuchel di Chelsea. Pertemuan itu bakal sangat menarik, khususnya dengan Tuchel yang belum terkalahkan bersama Chelsea sejak menggantikan Frank Lampard.
Selain itu, terbuka kemungkinan pula bagi Bayern untuk langsung bertemu dengan mesin penghancur di Liga Inggris, yaitu Manchester City. Peluang bertemu Real Madrid, yang kini bertekad untuk mengembalikan kejayaannya di Liga Champions, juga tidak kalah besar.
Satu hal yang pasti, tidak akan ada Cristiano Ronaldo dan Messi pada perempat final nanti. Namun, itu tidak mengurangi daya tarik kompetisi itu.
”Tim-tim terbaik saling berhadapan dan kami ada di sana,” ujar Flick yang tidak sabar tampil di babak berikutnya.(AP/AFP/REUTERS)