MotoGP musim 2021 berpotensi menjadi momentum terbaik Yamaha untuk mengakhiri penantian gelar juara sejak 2015. Hasil tes pramusim di Qatar menegaskan potensi para pemacu YZR-M1 untuk bersaing merebut gelar juara.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LOSAIL, KAMIS — Yamaha berpotensi menjadi favorit juara MotoGP 2021 setelah para pebalapnya menunjukkan performa meyakinkan selama tes pramusim di Sirkuit Losail, Qatar.
Mereka bisa menutupi kelemahan YZR-M1 pada kecepatan puncak di trek lurus, dengan kemudahan pengendalian dan kecepatan yang lebih tinggi saat menikung. Namun, keunggulan itu masih perlu dibuktikan saat Yamaha berada di trek dengan daya cengkeram rendah seperti di Barcelona.
Para pebalap Yamaha, di tim pabrikan dan satelit, mengakhiri tes pramusim dengan optimisme tinggi. Bahkan, Valentino Rossi yang sempat kehilangan kecepatan pada dua hari tes awal, 6-7 Maret, bisa meraih momentum positif dengan perbaikan race pace dalam tiga hari tes terakhir, 10-12 Maret. Rossi mengakhiri tes di posisi ke-11 dengan pace kompetitif pada rentang 1 menit 54 detik besar.
Sementara tiga pebalap lainnya, Maverick Vinales, Fabio Quartararo, dan Franco Morbidelli, konsisten di papan atas. Mereka berada di posisi kedua hingga keempat catatan waktu tercepat dalam hasil gabungan tes.
Mereka sama-sama mencetak pace kompetitif pada 1 menit 54 detik kecil, mengungguli pace pebalap Ducati Jack Miller yang menjadi pebalap tercepat. Miller menjadi tantangan besar bagi para pebalap Yamaha, karena jika saat start dia di depan, para pebalap Yamaha akan kesulitan mendahului.
Itulah mengapa Vinales selalu menegaskan bahwa kunci pertama memenangi balapan adalah berada terdepan sebelum tikungan pertama setelah start. Berada paling depan akan membuka peluang mengoptimalkan keunggulan M1 yang lebih cepat melewati tikungan dibandingkan tim-tim dengan motor V4.
Hasil tes pramusim Yamaha tersebut juga dinilai oleh analis MotoGP, Simon Crafar, menempatkan tim asal Iwata, Jepang itu, sebagai tim paling solid di awal musm ini.
”Saya menempatkan Yamaha di posisi teratas dalam persiapan pramusim 2021 karena mereka memiliki empat pebalap yang bukan hanya cepat dalam satu putaran di Qatar (khususnya Vinales dan Quartararo), tetapi semua pebalap Yamaha cepat dalam lap panjang. Sangat mengesankan,” lanjut mantan pebalap MotoGP dan Superbike itu.
”Kita sudah menyaksikan mereka menguji dua sasis, tahun lalu dan tahun ini, yang baru telah dikonfirmasi sebagai pilihan pertama oleh kedua pebalap tim pabrikan (Vinales dan Quartararo). Kita juga telah melihat atau mengonfirmasi lengan ayun baru, elektronik, sedikit perubahan pada fairing depan yang sepertinya meningkatkan kecepatan puncak dan perubahan radikal sepatbor depan yang saya sebut ’orang botak’, karena ban depan menyembul pada bagian atas yang memungkinkan udara mengalir di atas ban menuju radiator,” papar Crafar di laman MotoGP, Kamis (18/3/2021).
Desain sepatbor depan Yamaha itu menjadi salah satu sorotan saat tes karena bagian atasnya terbuka sehingga permukaan ban terlihat.
”Saya yakin sepatbor ini bertujuan memperbaiki masalah kelebihan panas pada ban depan yang mengusik Yamaha dalam balapan-balapan seperti di Aragon 2020. Pabrikan lain mengawali masalah yang sama dalam beberapa tahun ini. Jadi saya yakin mereka semua mencermati ini,” kata Crafar yang kini menjadi analis di MotoGP.
Mantan pebalap asal Selandia Baru itu juga mengupas performa M1 yang bukan motor tercepat, tetapi mampu mencetak waktu satu putaran sangat cepat.
”Motor mereka tidak secepat itu dan trek lurus (di Losail) sangat panjang, tetapi mereka meraih waktu melalui sisi dalam,” ujar Crafar.
Yamaha sangat baik dalam pengendalian dan saat menikung dibandingkan dengan motor-motor V4, sangat mirip dengan Suzuki, dan ini yang saya pikir, daya cengkeram tinggi dalam dua hari tes pertama. Daya cengkeram tinggi berarti Yamaha bisa membelok dengan baik dalam kecepatan lebih tinggi.
”Yamaha sangat baik dalam pengendalian dan saat menikung dibandingkan dengan motor-motor V4, sangat mirip dengan Suzuki, dan ini yang saya pikir, daya cengkeram tinggi dalam dua hari tes pertama. Daya cengkeram tinggi berarti Yamaha bisa membelok dengan baik dalam kecepatan lebih tinggi. Jika dalam kondisi daya cengkeram rendah kita bisa melihat keunggulan mereka tersebut menghilang,” lanjut Crafar.
Masalah adaptasi M1 dengan sirkuit-sirkuit yang daya cengkeramnya rendah masih menjadi misteri. Itu akan terlihat jelas mulai seri ketiga MotoGP 2021 di mana balapan akan bergulir di Eropa. Hal ini juga menjadi perhatian Vinales yang belum yakin dengan respons M1 di trek yang minim daya cengkeram.
”Kami sangat berkonsentrasi pada membalap tanpa daya cengkeram, yang selalu sulit karena trek (Losail) memiliki daya cengkeram yang luar biasa. Tingkat cengkeram trek luar biasa, jadi sangat sulit mengatakan kami siap untuk situasi tanpa daya cengkeram karena seperti yang Anda lihat, semua waktu putaran sangat cepat,” kata Vinales dikutip Motorsport.
”Namun, apa pun itu, saya merasa bagus dengan motor, di mana itu yang terpenting, dan juga lap terakhir ban-ban juga sangat bagus. Jadi, kami akan lihat. Yang pasti, dalam balapan akan berbeda, tetapi kami tetap positif karena kami pikir motor sudah siap,” pungkas pebalap asal Spanyol itu.