Sisihkan Gladbach, Manchester City Masih Tak Bercela
Tanpa kesulitan, Manchester City melaju ke babak perempat final. City unggul agregat 4-0 atas Borussia Moenchengladbach.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BUDAPEST, RABU — Manchester City seakan belum memiliki cela di Liga Champions Eropa musim ini. City menunjukkan dominasi atas Borussia Moenchengladbach pada dua laga babak 16 besar dengan mengemas kemenangan agregat 4-0. Selanjutnya, Manajer City Pep Guardiola mengemban misi untuk mengakhiri nasib buruk anak asuhannya yang selalu gugur di babak perempat final dalam tiga musim terakhir.
Menjalani duel kedua melawan Gladbach di tempat netral, Stadion Puskas Arena, Budapest, Hongaria, tidak sedikit pun mengurangi keganasan City. Kombinasi operan pendek klub berjuluk ”The Citizens” itu sangat merepotkan Gladbach. Taktik Guardiola yang tidak menurunkan satu penyerang pun murni semakin menyulitkan lini belakang Gladbach untuk mengantisipasi pergerakan pemain City.
Dalam laga kedua itu, City kembali meraih kemenangan seperti laga pertama, 2-0. City hanya membutuhkan 18 menit untuk mengakhiri perlawanan wakil Jerman itu. Gelandang flamboyan Kevin De Bruyne membuka keran gol lewat tendangan keras dari kotak penalti di menit ke-12. Gol De Bruyne itu adalah gol ke-100 yang dicetak City di seluruh ajang musim 2020-2021.
Enam menit berselang, giliran gelandang Ilkay Guendogan yang lolos dari jebakan offside Gladbach untuk menerima umpan terobosan Phil Foden di kotak penalti Gladbach. Dengan tenang Guendogan mencetak gol ketiganya di Liga Champions musim ini. Secara total, gelandang berkebangsaan Jerman itu telah menyumbangkan 15 gol bagi City di musim ini. Catatan itu menjadi rekor gol pribadi bagi Guendogan.
Guardiola menyebut dua gol awal yang dicetak anak asuhannya membuat laga berjalan mudah bagi City karena The Citizens telah memiliki tabungan dua gol dari pertandingan pertama.
”Seluruh pemain bermain sangat baik untuk memanfaatkan keunggulan kami di laga pertama. Kami mengontrol permainan sejak awal, kami mengalirkan bola secara cepat dengan melibatkan para pemain di posisi yang berbeda,” kata Guardiola kepada BT Sport.
Guardiola pun tetap tenang dengan keberhasilan City melaju ke babak delapan besar. Menurut dia, laga perempat final akan menjadi ujian yang sesungguhnya bagi City.
Pada tiga musim terakhir, City mengakhiri perjalanan Liga Champions di babak delapan besar. Musim lalu, City tumbang dari Olympique Lyon, kemudian kalah selisih gol tandang dari Tottenham Hotspur di musim 2018-2019, serta dikandaskan Liverpool pada edisi 2017-2018.
”Setelah jeda internasional di akhir bulan ini, kami akan mulai fokus memikirkan babak delapan besar. Kami amat berharap bisa bersaing karena kami pantas berada di fase itu,” ucap pelatih asal Spanyol itu.
Lini belakang kokoh
Selain bermain taktis dan efektif di lini depan, City juga semakin kokoh di lini belakang. Di Liga Champions musim ini, City baru kemasukan satu gol setelah menjalani delapan pertandingan. Satu-satunya gol yang bersarang ke gawang Ederson Moraes terjadi di laga pembuka fase grup, 21 Oktober lalu, saat City menumbangkan Porto 3-1.
Setelah itu, City tidak kemasukan gol di tujuh laga beruntun. Alhasil, City mampu menyamai rekor tidak kebobolan tim treble winner Inter Milan yang mencatat rekor itu saat menjadi juara Liga Champions musim 2009-2010. City hanya tertinggal dari rekor Arsenal di musim 2005-2006 yang memainkan 10 laga beruntun tidak kemasukan gol.
Dari akumulasi jumlah menit, City tidak kebobolan selama 706 menit. Durasi itu hanya kalah dari Arsenal yang menjaga gawang tidak kemasukan selama 995 menit pada 27 September 2005 hingga 17 Mei 2006.
Catatan itu juga membuat Ederson masuk dalam jajaran elite kiper di Eropa karena mampu menjaga gawang City tidak kemasukan lebih dari 600 menit. Ia menjadi kiper keenam yang mampu mencatatkan rekor itu di Liga Champions Eropa. Ederson telah sejajar dengan lima kiper legendaris, seperti Edwin van der Sar, Gianluigi Buffon, Dida, Jens Lehmann, dan Keylor Navas.
”Selalu penting untuk menjaga stabilitas di lini belakang sebab laga akan berjalan mudah apabila kami tidak kebobolan. Rekor pertahanan kami sangat berharga bagi Ederson dan para pemain belakang,” ujar De Bruyne.
Seluruh pemain bermain sangat baik untuk memanfaatkan keunggulan kami di laga pertama. Kami mengontrol permainan sejak awal, kami mengalirkan bola secara cepat dengan melibatkan para pemain di posisi yang berbeda.
Guardiola tidak ketinggalan memuji permainan para pemain belakangnya. Secara khusus, Guardiola memuji penampilan duet bek tengah, Ruben Dias dan John Stones.
”Dias dan Stones telah membuat peningkatan bagi permainan tim. Bagi saya, bermain sempurna di lini pertahanan tidak hanya peran dari bek, tetapi juga ada sumbangsih dari para penyerang dan gelandang, kami bertahan sebagai sebuah tim,” kata manajer berusia 50 tahun itu.
Kiper Gladbach, Yann Sommer, mengakui bahwa bermain melawan City berjalan sangat sulit bagi timnya. Hal itu pun amat dirasakan para pemain Gladbach dalam dua duel yang dijalani di babak 16 besar.
”Meski begitu, saya tetap bangga dengan tim ini yang mampu mencetak sejarah lolos ke fase gugur Liga Champions. Capaian itu tidak akan terlupakan hanya karena dua permainan buruk kami melawan tim yang kuat,” ujar Sommer kepada Sky Sports. (REUTERS)