Atletico Madrid tidak ingin pulang dengan tangan hampa dari Inggris. Perubahan taktik di lini tengah jadi perhatian kedua pelatih.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, SELASA - Meskipun menderita kekalahan 0-1 dari Chelsea dalam duel pertama babak 16 besar Liga Champions, Atletico Madrid tetap memiliki kepercayaan diri tinggi untuk berjuang merebut tiket ke perempat final. Skuad Atletico memiliki kenangan manis dalam lawatan terakhir ke tanah Inggris, ketika menyingkirkan Liverpool di Stadion Anfield, 12 Maret 2020.
Gelandang serang Atletico, Marcos Llorente, mengungkapkan, kemenangan dramatis 3-2 atas Liverpool dalam laga kedua babak 16 besar Liga Champions musim lalu masih membekas di benak seluruh pemain Atletico. Tiket ke babak 8 besar diraih tim berjuluk ”Los Rojiblancos” setelah mampu membalikkan ketertinggalan 0-2 saat laga telah berlangsung 95 menit. Llorente mencetak dua gol untuk membantu Atletico unggul melalui perpanjangan waktu.
“Kami telah membuktikan diri bisa melawan kemustahilan dalam sebuah laga besar. Mereka (Chelsea) harus mewaspadai atas apa yang kami lakukan kepada Liverpool di Anfield, sebab kami bersemangat untuk bermain maksimal demi membawa pulang kemenangan,” ujar Llorente seperti dilansir laman klub.
Setahun berlalu, Atletico akan kembali bermain di Inggris untuk menghadapi Chelsea pada laga kedua babak 16 besar, Kamis (16/3/2021) pukul 03.00 WIB, di Stadion Stamford Bridge. Dalam dua lawatan terakhir ke Stamford Bridge, Atletico tidak terkalahkan. Bahkan, saat bermain di laga kedua babak semifinal musim 2013-2014, Atletico mampu mencuri kememangan 3-1 setelah hanya bermain 0-0 di Madrid.
Presiden Atletico Enrique Cerezo tidak ketinggalan menyampaikan optimismenya untuk bisa membalikkan ketertinggalan dari Chelsea. Menurut Cerezo, keyakinan untuk lolos ke babak selanjutnya membuat pasukan ”Los Rojiblancos” memiliki ambisi besar untuk tampil habis-habisan di Stamford Bridge.
”Selain keyakinan, kami juga berharap diselimuti keberuntungan saat bermain di London. Jika dua hal itu ada di pihak kami, maka kami yakin bisa berlaga di perempat final,” kata Cerezo kepada Marca.
Keyakinan itu pun dimiliki pula oleh publik Spanyol. Dalam jajak pendapat yang dilakukan harian olahraga Mundo Deportivo, sebanyak 80,24 persen atau 1.336 responden yakin Atletico mampu melakukan remontada atau membalikkan ketertinggalan dari Chelsea di laga kedua. Jajak pendapat itu diikuti oleh sekitar 1.665 responden.
Perubahan taktik
Dalam latihan terakhir sebelum terbang ke London, Selasa (16/3), Pelatih Atletico Diego Simeone fokus melatih taktik yang akan diperagakan anak asuhannya di Stamford Bridge. Simeone sepertinya telah belajar dari kegagalan taktik yang diterapkannya dalam laga pertama ketika menerapkan formasin 3-4-2-1 yang di lapangan berubah menjadi 5-3-2.
Dalam laga pertama di Stadion Arena Nationala, Bucharest, Rumania, ”Los Rojiblancos” tampil inferior dibandingkan Chelsea. Atletico hanya memiliki 36 persen penguasaan bola serta gagal membuat tendangan ke gawang Chelsea.
Oleh karena itu, Simeone butuh pendekatan baru untuk membongkar kekokohan lini belakang Chelsea. Sejak ditangani Thomas Tuchel, akhir Januari, Chelsea baru kemasukan dua gol dari 12 laga.
Simeone tidak hanya menyiapkan timnya dengan formasi 3-4-2-1, juga formasi 4-4-1-1. Pada dua formasi itu, penyerang Luis Suarez akan ditemani Joao Felix. Perubahan dilakukan Simeone dengan mengganti Saul Niguez dengan gelandang perusak, Geoffrey Kondogbia.
”Efisiensi dalam memaksimalkan peluang akan menentukan pertandingan. Hal itu yang menghilang dari kami di laga pertama,” ucap Llorente.
Di sisi lain, Tuchel juga perlu mengubah taktik. Chelsea kehilangan dua gelandang utama, yakni Mason Mount dan Jorginho yang dihukum akumulasi kartu kuning. Mount, yang telah mencetak tiga gol di era Tuchel, hanya sekali absen dari 12 laga bersama pelatih asal Jerman itu. Sementara itu, Chelsea hanya mampu meraih hasil imbang pada dua laga di Liga Inggris saat Jorginho tidak dimainkan atau tidak bermain penuh selama 90 menit.
Tanpa dua gelandang utama, Tuchel hanya punya Mateo Kovacic dan N’Golo Kante di posisi gelandang. Kondisi itu pun membuat Kovacic diistirahatkan melawan Leeds United di Liga Inggris, akhir pekan lalu. Tenaga prima Kovacic amat dibutuhkan Tuchel untuk melengkapi kuartet lini tengah Chelsea dalam strategi andalan, 3-4-1-2. “Dengan kehilangan dua pemain utama, saya harus menyiapkan perubahan taktik itu,” kata Tuchel.
Dengan pengalaman membawa Paris Saint-Germin ke partai final di musim lalu, Tuchel berambisi untuk mengakhiri nasib buruk tim berjuluk “Si Biru” itu di Liga Champions. Sejak dikalahkan Atletico di babak semifinal edisi 2013-2014, Chelsea tidak pernah lolos dari babak 16 besar dalam empat penampilan terakhir di Liga Champions.
Menurut Javier G Gomara, editor Mundo Deportivo, keunggulan lini tengah menjadi kunci Chelsea membuat Atletico tidak berdaya di pertemuan pertama. Dengan demikian, kehilangan Mount dan Jorginho akan menjadi kerugian besar bagi Chelsea.
“Tidak heran kedua pelatih memberikan perhatian khusus untuk meramu lini tengah jelang laga kedua. Dengan formasi kedua tim yang nyaris serupa, maka siapapun yang memenangi duel lini tengah akan merebut tiket ke perempat final,” tulis Gomara. (AFP)