Indonesia Patriots tanpa disangka sukses merajai seri awal IBL 2021. Semangat bermain skuad berisikan pebasket muda ini mengejutkan tim-tim profesional IBL.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Indonesia Patriots atau tim nasional muda menyelesaikan seri pertama IBL dengan catatan sempurna, empat kemenangan tanpa kekalahan. Para pebasket muda ini mendominasi tim-tim lokal dengan agresivitas, kekuatan, kebugaran, dan kelincahan yang didukung daya juang tinggi. Masa depan mereka terlihat sangat menjanjikan.
Hanya dua tim yang belum terkalahkan di ”gelembung” Cisarua. Tim pertama adalah Pelita Jaya karena belum bertanding sama sekali akibat kasus Covid-19. Tim kedua adalah Patriots, yang menang empat kali beruntun dalam waktu lima hari pada seri pertama di gelembung Cisarua, Bogor.
Tim asuhan pelatih Youbel Sondakh ini menyapu bersih seri pertama tanpa kesulitan berarti. Mereka menumbangkan tim profesional mulai dari NSH Timika, West Bandits Solo, Amartha Hangtuah, hingga Prawira Bandung. Tiga kemenangan di antaranya bahkan dengan keunggulan lebih dari 10 poin.
Timnas di bawah usia 23 tahun ini pun menguasai awal musim reguler IBL. ”Tim ini punya anak-anak muda dengan talenta bagus. Capaian mereka sesuai ekspektasi. Cuma masih jauh perjalanan mereka, masih banyak yang harus diperbaiki. Tujuan kami ikut IBL, kan, untuk mengembangkan setiap individu,” kata Youbel, pelatih kepala Patriots, saat dihubungi pada Senin (15/3/2021).
Menurut Youbel, kunci keberhasilan seri awal terletak pada semangat besar tim. Tim dengan bakat-bakat muda, seperti guard Yudha Saputra (22) dan Yesaya Saudale (21), ini punya daya juang sangat tinggi.
Mereka bermain sepenuh hati dan sekuat tenaga ketika dapat kesempatan masuk lapangan. Rasa lapar bermain dan kompetisi antarpemain menjadi pemacu tim muda ini agar terus tampil maksimal. ”Semangat mereka itu utamanya (yang paling berpengaruh),” ujarnya.
Di sisi lain, kedalaman tim berperan penting dalam kemenangan-kemenangan Patriots. Youbel punya skuad dengan kualitas hampir sama dari pemain inti hingga cadangan. Bahkan, dalam setiap posisi, terdapat dua sampai tiga pemain yang bisa tampil sama baiknya.
Hal tersebut bisa dilihat dari pahlawan kemenangan tim yang berbeda-beda di setiap laga. Dari empat laga, penampil terbaik diraih oleh pemain terbeda. Yudha, Yesaya, Hendrick Yonga, dan Kelvin Sanjaya masing-masing bersinar dalam satu laga Patriots.
Tim ini punya anak-anak muda dengan talenta bagus. Capaian mereka sesuai ekspektasi. Cuma masih jauh perjalanan mereka, masih banyak yang harus diperbaiki.
Dari empat nama itu, Yudha dan Kelvin merupakan pemain inti, sedangkan Yesaya dan Hendrick datang dari bangku cadangan. Hal ini memperlihatkan kedalaman skuad yang nyaris tidak dimiliki mayoritas tim-tim IBL lain.
Kontribusi poin Patriots juga sangat merata dalam empat pertandingan. Hanya satu pemain yang paling menonjol dalam kontribusi poin, yakni Yudha, dengan total 53 poin. Sisanya ada tujuh pemain yang berkontribusi hampir sama, di antaranya Kelvin (27 poin), Yesaya (25 poin), dan Hendrick (24 poin).
Lengkap
Manajer Patriots Andi ”Batam” Poedjakusuma menilai, atletisisme tim merupakan kombinasi spesial dari skuad muda tersebut. Banyak pemain tidak hanya memiliki tubuh tinggi, tetapi juga kecepatan, kekuatan, dan teknik menembak. ”Atletisisme mereka baik banget. Tentu ini berbeda dengan zaman saya bermain. Tiap zaman, kan, pasti ada perkembangannya. Ini yang membuat mereka berbeda,” katanya.
Misalnya saja pemain setinggi 1,95 meter, Ali Bagir Alhadar. Dia punya tubuh tinggi yang terlihat kaku, tetapi sering melakukan dunk dengan eksplosif ketika bermain. Dia juga cukup sering menembak tiga poin. Paket lengkap ini yang juga dimiliki banyak pemain, seperti Yesaya, Hendrick, dan calon pemain naturalisasi asal Senegal Dame Diagne.
Kaatletisan dan agresivitas pemain terbukti dengan dominasi Patriots dalam area dekat keranjang atau paint area lawan. Total lebih dari setengah, 52 persen, poin mereka dicetak dari paint area. Poin itu datang lewat penetrasi pemain dari luar ataupun dominasi permainan center di area dalam.
Tidak ketinggalan, kecepatan transisi merupakan salah satu senjata juga bagi Patriots. Mereka sudah menghasilkan rata-rata 16,5 poin dari serangan cepat atau fast break. Serangan kilat ini juga yang membuat jumlah poin di paint area Patriots sangat banyak.
”Saya lihat mereka punya kebersamaan tinggi karena sudah 4 bulan bersama. Mereka sudah seperti keluarga. Jadi, energi satu sama lain berkaitan. Kalau ada yang memulai bermain bagus, itu menyulut seperti kebakaran ke pemain lain,” tutur Batam.
Yesaya menilai skuad Patriots masih bisa lebih kuat lagi dalam seri-seri berikutnya. Saat ini, mereka masih menyesuaikan diri dengan dua calon pemain naturalisasi asal Senegal. Kedua pemain tersebut baru bergabung beberapa pekan terakhir.
Hal paling penting adalah komunikasi. Kedua pemain kelahiran Senegal tersebut hanya bisa berbahasa Perancis. Saat ini, pemain dan pelatih masih terus menyesuaikan diri dengan kehadiran mereka. ”Nanti mereka juga lama-lama mengerti (bahasa Indonesia). Agak sulit kalau ngomong kami harus google translate dulu,” ucap Yesaya.
Di sisi lain, pemain Hangtuah, Fisyaiful Amir, menilai wajar saja kalau timnya kalah dari Patriots. Meskipun berstatus pemain lebih senior, mereka sangat menghormati skuad muda tersebut karena diisi talenta-talenta hebat. Jadi, tidak perlu malu jika kalah.
”Saya pikir semua yang ikut di IBL ini sama saja, tidak memandang mereka tim nasional muda atau apa pun. Toh, mereka diisi pemain yang memang terbaik di kampus dan klub,” tutur Fisyaiful.
Patriots masih akan menjalani tiga seri atau 12 pertandingan lagi di IBL. Dengan performa mengagumkan saat ini, mereka akan jadi perhatian besar calon-calon lawan dalam laga selanjutnya.