Tanpa kehadiran pemain asing, dua pebasket lokal naturalisasi Jamarr Johnson dan Biboy digadang-gadang akan menonjol di IBL 2021. Namun, potensi besar itu belum diperlihatkan Biboy bersama NSH.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — NSH Mountain Gold Timika memulai musim dengan harapan besar karena memiliki satu dari dua pemain lokal naturalisasi, Ebrahim Enguio Lopez atau Biboy. Sayangnya, asa itu belum bisa dikonversi jadi kenyataan. Biboy belum menunjukkan kualitas terbaik akibat terpapar Covid-19 jelang musim baru.
Tanpa permainan terbaik dari Biboy, NSH kalah dua kali beruntun dalam laga pembuka seri pertama IBL di Cisarua, Bogor, 10-17 Maret 2021. Mereka takluk dari pasukan muda Indonesia Patriots (44-55), Rabu (10/3/2021), dan tim unggulan Satria Muda Pertamina Jakarta (47-74), Jumat (12/3/2021).
Sebagai pemain paling senior dan andalan tim, Biboy masih sangat jauh dari kondisi terbaiknya. Bahkan, pelatih NSH AF Rinaldo masih memainkan pemain keturunan Filipina tersebut dari bangku cadangan.
Biboy memang kondisinya, kan, baru terpapar Covid-19 sebelum ini. Untuk mengembalikan fisiknya, agak terkendalalah. Dia juga bilang ke saya masih mencari bentuk permainan terbaiknya.
”Biboy memang kondisinya, kan, baru terpapar Covid-19 sebelum ini. Untuk mengembalikan fisiknya, agak terkendalalah. Dia juga bilang ke saya masih mencari bentuk permainan terbaiknya,” kata Inal.
Biboy baru menghasilkan rata-rata 9,5 poin dan 7,5 rebound dengan waktu bermain 19,5 menit dalam dua laga awal. Rata-rata raihan itu belum terlalu istimewa bagi Rookie of The Year 2014 tersebut. Apalagi, akurasi lemparannya hanya 33,3 persen.
Pemain berusia 32 tahun ini terakhir kali bermain di IBL pada musim 2016 bersama Aspac Jakarta. Ketika itu, kekuatan terbesarnya adalah kemampuan penetrasi dan menembak tiga poin. Tubuh gempal Biboy sering menyulitkan para lawan. Kelebihannya belum terlihat musim ini.
Menurut Inal, Biboy musim ini ditugaskan bermain di posisi empat atau power forward. Ketika menyerang, dia berharap pemain keturunan Filipina tersebut bisa menjadi eksekutor dari lemparan tiga poin.
”Kuncinya mengembalikan tembakan tiga poin dia. Untuk mengembalikan instingnya agar bisa mengeksekusi seperti yang dia inginkan,” ucap Inal yang merupakan mantan point guard nasional tersebut.
Hingga sekarang, Biboy sudah melakukan 10 kali percobaan tembakan tiga poin. Dari jumlah itu, hanya satu kali tembakan masuk. Akurasinya dari garis tiga poin hanya 10 persen (1-10). Hal ini memperlihatkan tembakan sang pemain belum mengalir seperti biasa.
Meski begitu, Inal percaya Biboy bisa kembali dalam kondisi terbaik dalam waktu dekat. Sinyal itu mulai terlihat dari perubahan performa laga pertama dan kedua. Sang pemain mulai lebih bertenaga dalam memimpin serangan dan bertahan tim.
Pada laga pertama melawan Patriots, Biboy hanya menghasilkan 6 poin dan 6 rebound dalam 19 menit lebih bermain. Sementara itu, dia memproduksi 13 poin dan 9 rebound selama 22 menit dalam laga kedua menghadapi Satria Muda. Akurasi tembakannya naik dari 22 persen menjadi 40 persen.
”Tadi dia sudah hampir double double. Sudah lumayan step up, terutama dalam akurasi tembakan. Dia mendorong diri, dengan poin dan membantu rebound. Cuma catatannya, ada bola yang harusnya dibagi, tetapi ditembak. Karena dia berpengalaman, tidak butuh waktu lama mengembalikan performanya,” tutur Inal.
Setelah laga pembuka, Biboy mengatakan, kondisi fisiknya masih sangat buruk. Dia baru kembali setelah menjalani isolasi selama 20 hari akibat positif Covid-19. Karena itu, pemain setinggi 1,83 meter tersebut belum bisa mengeluarkan kemampuan terbaik seperti yang ditunjukkan bersama Aspac pada musim 2013-2016.
Pebasket naturalisasi pertama di Indonesia ini juga masih butuh penyesuaian terhadap tim. Dalam musim pertama kembali ke IBL setelah lima tahun, dia harus langsung memimpin NSH yang kehilangan banyak pemain penting seperti guard nasional Widyanta Putra Teja. ”Mayoritas pemain belum berpengalaman. Hanya empat pemain yang berpengalaman. Kami butuh waktu adaptasi,” ucapnya.
Di sisi lain, pebasket lokal naturalisasi Louvre Dewa United Surabaya, Jamarr Andre Johnson, sedang memanggungkan performa terbaiknya. Jamarr hingga kini membawa Louvre menang beruntun dalam dua laga, dengan menghasilkan catatan pribadi fantastis 28,5 poin, 14 rebound, dan 6 asis per laga.