Percasi: Grafik Akurasi Langkah ”Dewa Kipas” Tak Normal
Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia melakukan bedah data Dewa Kipas guna memastikan kualitas permainannya. Hasil menunjukkan, ada indikasi curang dalam permainannya di Chess.com, terutama mulai 22 Februari.
JAKARTA, KOMPAS — Menanggapi fenomena pecatur daring ”Dewa Kipas” alias Dadang Subur, Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia atau PB Percasi melakukan bedah data Dewa Kipas untuk memastikan kualitas permainannya. Hasilnya menunjukkan, grafik akurasi langkah Dadang Subur tak normal selama bermain di aplikasi catur daring Chess.com mulai 22 Februari 2021.
Pengamat catur nasional dan internasional sekaligus ahli teknologi informasi PB Percasi, Heri Darmanto, dalam konferensi pers mengenai Edukasi Catur Daring dan Problematikannya dari Kasus Dewa Kipas, Jumat (12/3/2021), mengatakan, pihaknya telah mengambil data 369 laga Dewa Kipas sejak bergabung dengan Chess.com pada 11 Februari. Rinciannya, Dewa Kipas memainkan 333 laga catur cepat 10 menit, sedangkan sisanya catur 15 menit dan 5 menit.
Hasilnya, dari 11-21 Februari, grafik akurasi langkah permainan Dadang Subur masih normal atau manusiawi. Pola permainan itu layaknya pecatur rata-rata, yakni naik-turun atau kadang bagus dan kadang jelek. ”Saat itu, grafik permainannya membentuk gunung dan lembah. Itu sangat manusiawi, seperti pecatur umumnya, seperti grafik milik Grand Master Putri (WGM)/Internasional Master (IM) Irene Kharisma Sukandar dan GM Susanto Megaranto,” ujarnya.
Baca juga: Dugaan Kecurangan ”Dewa Kipas” Wajib Dibedah
Namun, keanehan muncul mulai 22 Februari sampai 2 Maret atau sebelum diblokir Chess.com. Sejak itu, grafik permainan Dadang Subur tidak lagi membentuk gunung dan lembah, tetapi membentuk garis datar di puncak. Jika pun ada lembah, itu hanya dalam tiga laga dengan akurasi langkah cuma 35,1 persen, 8,1 persen, dan 50,4 persen pada 25 Februari. Di luar akurasi langkah 0 persen pada 16 Februari, akurasi 8,1 persen adalah yang terendah dari semua laganya.
Anehnya lagi, sejak 22 Februari hingga 2 Maret, akurasi langkahnya rata-rata di atas 90 persen. Bahkan, di luar akurasi langkah 100 persen pada 1 Maret, Dadang Subur pernah mencatat akurasi langkah mencapai 99,5 persen atau nyaris sempurna pada tanggal yang sama. ”Grafik itu sangat aneh dibandingkan dengan milik Irene dan Susanto,” kata Heri.
Tidak normal
Irene menuturkan, dia sudah meminta Heri untuk membandingkan grafik akurasi langkah permainan dirinnya, Susanto, dan Dadang Subur. Hasilnya, grafik permainan normal itu milik dirinya dan Susanto, yakni stabil naik-turun. Grafik permainan tidak normal milik Dadang Subur karena selalu stabil di puncak, terutama mulai 22 Februari sampai 2 Maret.
Padahal, lanjut Irene, untuk stabil bermain dengan akurasi langkah di atas 90 persen itu sangat sulit. Terbukti, jarak akurasi dirinya sangat jomplang, yakni terendah hanya 45 persen dan tertinggi cuma 95 persen, sedangkan jarak akurasi Susanto antara 50 persen dan 95 persen. Sementara sejak 22 Februari hingga 2 Februari, rata-rata akurasi Dadang Subur antara 90 persen dan 99 persen.
”Untuk dapat akurasi di atas 90 persen, sangat susah sekali. Kalaupun kami bisa, itu dalam partai mini. Biasanya, di pembukaan, lawan tidak paham dengan jebakan awal. Untuk itu, laga tidak melebar hingga ke permainan tengah dan akhiran. Kemenangan telah didapat sejak awalan. Semakin cepat menang, akurasi juga akan dinilai semakin tinggi. Makanya kami bisa mencapai 95 persen tersebut,” tuturnya.
Baca juga: Ditemukan Kejanggalan dalam Permainan Catur Dewa Kipas
Susanto menyampaikan, dalam laga catur daring, sangat rawan timbul kecurangan berupa pemakaian alat bantu dari program komputer atau engine. Pecatur yang menggunakan alat bantu bisa dilihat dari lama waktu berpikirnya. Umumnya, lama berpikir mereka stabil di kisaran 10 detik, termasuk ketika langkah mudah yang tidak perlu berpikir panjang lagi atau langsung otomatis merespons.
Pecatur yang menggunakan engine biasanya spare waktu berpikirnya sekitar 10 detik dan konsisten. Itu karena mereka sedang membaca engine. Langkahnya juga pasti aneh. Saat main catur cepat, langkah pecatur tanpa engine tidak mungkin bagus terus, tapi pasti ada turunnya. Kalau pakai engine, langkahnya sering tidak masuk akal, seperti ada tempo (membuat jebakan).
”Pecatur yang menggunakan engine biasanya spare waktu berpikirnya sekitar 10 detik dan konsisten. Itu karena mereka sedang membaca engine. Langkahnya juga pasti aneh. Saat main catur cepat, langkah pecatur tanpa engine tidak mungkin bagus terus, tapi pasti ada turunnya. Kalau pakai engine, langkahnya sering tidak masuk akal, seperti ada tempo (membuat jebakan),” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Kompas dalam laga Dewa Kipas melawan pecatur asal Amerika Serikat Internasional Levy Rozman dengan akun GothamChess dalam laga catur cepat 10 menit di Chess.com, Selasa (2/3/2021), lama berpikir Dewa Kipas sangat konsisten dengan tercepat 5,1 detik pada langkah ke-34 dan terlama 51,6 detik pada langkah ke-22. Adapun Rozman berpikir amat fluktuatif dengan tercepat 0,1 detik pada langkah ke-24 dan ke-35, serta terlama 1 menit 47,3 detik pada langkah ke-32.
Tidak ada data
Lagi pula, grafik permainan Dadang Subur yang fantastis dalam Chess.com tidak sesuai dengan fakta lapangan. Heri mengutarakan, dari penelusuran laman resmi Federasi Catur Internasional atau FIDE, tidak ditemukan nama Dadang Subur yang berarti dia tidak pernah bermain catur tingkat internasional.
Baca juga: Kasus Dewa Kipas, Utut: Pemain Catur Harus Jujur
Lalu, dari penelusuran Daftar Rating Nasional (DRN) PB Percasi, tidak ditemukan pula nama Dadang Subur. Hanya saja, ada nama Dadang S yang diduga itulah Dadang Subur. Namun, rating nasional Dadang S cuma 2021. Menurut laman Ches Result, tidak ditemukan juga nama Dadang Subur, tetapi Dadang S yang pernah beberapa kali ikut kejuaraan lokal tetapi tidak pernah juara.
Artinya, selama ini Dadang Subur tidak pernah berpestasi di tingkat nasional dan internasional. ”Kalau kata anak Dadang Subur, Ali Akbar, ayahnya pernah juara Turnamen Catur Se-Kota Singkawang, Kalimantan Barat, beberapa tahun lalu dengan bukti piagam penghargaan. Sewaktu dikonfirmasi ke Percasi Kalbar, memang benar Dadang Subur pernah menjuarai kejuaraan itu, tetapi sebatas itu saja,” katanya.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem menjelaskan, kalau memang Dadang Subur pemain kuat, seharusnya dia bisa menembus peta catur nasional. Apalagi PB Percasi sudah membuka jalan untuk siapa pun merintis karier dari bawah hingga nasional melalui kejuaraan daerah, kejuaraan nasional, hingga kejuaraan terbuka yang ada hampir setiap minggu ketika masa normal atau sebelum pandemi Covid-19.
”Pola pembinaan PB Percasi sudah benar. Kita membuka jalan kepada semua orang yang ingin merintis karier hingga ke timnas melalui kejuaraan-kejuaraan yang ada. Bukti pembinaan sudah berjalan dengan baik, bisa dilihat dari prestasi catur Indonesia, antara lain menjadi juara umum SEA Games 2019 Filipina dengan 2 emas, 3 perak, dan 1 perunggu, serta melahirkan GM baru setelah 16 tahun, yakni GM Novendra Priasmoro, tahun lalu,” tuturnya.
Kristianus menegaskan, PB Percasi tidak bakal pernah menilai seseorang hanya sekadar menang dalam laga daring yang menjadi viral atau menjadi heboh di jagat maya. Apalagi laga itu hanya permainan biasa atau bukan laga memperebutkan gelar bergengsi dari kejuaraan resmi.
Pemblokiran beralasan
Puncak kecurigaan atas grafik permainan Dadang Subur merupakan pemblokiran atau penutupan akunnya oleh admin Chess.com sejak 2 Maret silam. Heri menerangkan, pemblokiran tidak dilakukan admin Chess.com tanpa alasan.
Chess.com ialah aplikasi atau laman gim catur daring terbesar di dunia saat ini dengan jumlah pengguna mencapai 59 juta pascaberdiri pada 2007. Penggunanya, antara lain, para GM top dunia, seperti GM Magnus Carlsen (2.847) dan GM Hikaru Nakamura (2.736). Bahkan, Chess.com beberapa kali dipakai oleh FIDE untuk menggelar kejuaraan bergengsi selama masa pandemi, seperti Olimpiade Catur Daring 2020 pada 25 Juli-30 Agustus lalu.
Besarnya kepercayaan publik terhadap Chess.com karena mereka memiliki integritas dan kredibilitas tinggi dalam mewujudkan permainan yang jujur di tengah potensi kecurangan tinggi. Mereka memiliki sistem keamanan tinggi untuk mendeteksi kecurangan yang sudah diakui atau diverifikasi oleh para GM top dunia.
Baca juga: Fenonema ”Dewa Kipas”, Bukti Catur Indonesia Masih Dipandang Sebelah Mata
Maka itu, pemblokiran akun Dewa Kipas memang karena akun itu melakukan pelanggaran aturan permainan jujur atau fair play policy Chess.com. Sebagaimana yang diumumkan melalui Twitter, Kamis (4/3/2021), admin Chess.com memblokir bukan karena intervensi pengguna lain ataupun pendukung dari pengguna tersebut. Pemblokiran dilakukan secara independen setelah diperiksa oleh tim secara ketat.
Bahkan, ada sekitar 500 pengguna yang diblokir setiap hari karena curang. ”Sebagai layanan profesional yang sudah dapat kepercayaan dunia, Chess.com tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya dengan memblokir akun secara sembrono,” ujar Heri.
Kepala Bidang Catur Sekolah PB Percasi Hendry Jamal mengatakan, dalam memblokir, Chess.com setidaknya melihat beberapa aspek mulai dari rating, gelar, sampai cara bermain pecatur bersangkutan. Pemeriksaan atau investigasi akan dilakukan kalau ada yang tidak selaras dari aspek-aspek tersebut, seperti rating rendah dan belum memiliki gelar tetapi grafik permainan sangat kuat. ”Dari kecurigaan itu, mereka bakal memeriksa secara teliti sebelum memutuskan untuk memblokir,” katanya.
Pelajaran untuk masyarakat
Kepala Bidang Kepelatihan PB Percasi Lisa Karlina Lumondong menuturkan, fenomena Dewa Kipas tidak boleh dibiarkan terus bergulir liar. Justru ini harus menjadi pelajaran untuk masyarakat, terutama yang mendukung Dewa Kipas tanpa memahami duduk perkara yang sebenarnya.
Sebab, perilaku masyarakat pendukung Dewa Kipas sudah cukup berlebihan. Mereka menyerang sejumlah akun media sosial milik GothamChess sehingga pemilik akun itu memblokir pengguna Indonesia untuk mengakses Youtube, Twitter, hingga Instagram-nya.
Baca juga: Ingin Akhiri Tudingan Curang, Dewa Kipas Siap Melawan Jagoan Catur Lainnya
Secara keseluruhan, berita Dewa Kipas menjadi heboh karena masyarakat kurang paham dengan seluk-beluk catur. ”Masyarakat sepatutnya melakukan cek silang terhadap semua informasi yang diterimanya. Jangan buru-buru merespons, apalagi dengan berlebihan yang berujung dampak buruk. Perilaku seperti itu justru memalukan dan bisa menjadi stigma negatif untuk pecatur-pecatur Indonesia di dunia internasional,” pesannya.
Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya mengutarakan, kalaulah Dadang Subur pecatur kuat, pemblokiran akunnya di Chess.com tidak menjadi halangan untuk terus bermain catur bukan justru buru-buru pensiun atau berhenti bermain. Sebab, pemblokiran bukan akhir segalanya dan orang kuat akan tetap kuat walau pernah menerima sanksi.
”Contohnya pesepak bola Barcelona, Lionel Messi. Dia pernah terkena kartu merah. Tapi, bukan berarti setelah itu kemampuan bermainnya berkurang. Habis kena sanksi, dia tetap bisa bermain dengan hebat. Itu justru cerminan atlet sejati yang punya mental tangguh,” tuturnya.
Terlepas dari itu, Eka menyampaikan, PB Percasi sangat terbuka untuk semua pencinta catur di Tanah Air, termasuk bagi Dadang Subur. ”Untuk itu, kalau memang Pak Dadang ingin bermain dengan pecatur Percasi, kami siap menerimanya kapan saja,” ungkapnya.
Susanto menceritakan, setelah berita Dewa Kipas viral, salah satu media daring nasional pernah memfasilitasi komunikasi antara dirinya dan Dadang Subur. ”Saat itu, Pak Dadang mau bermain dengan saya. Saya, ya, siap-siap saja main online maupun offline. Tapi, belakangan, katanya Pak Dadang mengurungkan niat karena dianggap kami tidak sekelas,” pungkas Susanto.