Resistansi Mental Bima Perkasa Seusai Diusik Kasus Covid-19
Bima Perkasa membuktikan kekuatan mentalnya dalam kemenangan atas Bali United. Alih-alih terganggu pembatalan laga akibat kasus positif Covid-19, mereka justru bisa lebih bersinar.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pembatalan laga pembuka akibat salah satu pemain dinyatakan positif Covid-19 tidak mengusik kesiapan mental skuad Bima Perkasa Jogja. Sehari setelah pembatalan, mereka justru bermain penuh energi dan memenangi laga atas tim debutan Bali United, Kamis (11/3/2021).
Bima Perkasa menang meyakinkan atas Bali United, 61-53, dalam seri pertama IBL 2021 di ”gelembung” Cisarua, Bogor. Meski kesulitan di awal laga, skuad asuhan David Singleton bermain solid setelah kuarter pertama lewat aksi heroik double doubleguard veteran Azzaryan Pradhitya (20 poin, 12 rebound).
”Saya pikir pengaruhnya justru sangat positif. Para pemain ingin bermain lebih hari ini. Mereka lebih termotivasi lagi untuk memainkan laga bola basket yang sudah lama tidak terjadi. Pemain terlihat bermain lebih keras di lapangan. Kami hanya sedang bersenang-senang,” kata Singleton, seusai laga, ketika ditanya pengaruh pembatalan laga kemarin.
Pada Rabu, Bima Perkasa seharusnya memulai perjalanan di musim baru IBL melawan Satya Wacana Saints Salatiga. Namun, beberapa jam jelang laga, panitia IBL memutuskan penundaan laga tersebut.
Hal itu disebabkan salah satu pemain mereka, Rachmad Febri Utomo, diketahui positif Covid-19 pada tes usap PCR ketiga, Senin lalu. Akibatnya, seluruh pemain dan ofisial Bima Perkasa dites ulang pada keeseokan harinya.
Atas rekomendasi tim dokter, laga ditunda untuk memastikan seluruh anggota Bima Perkasa negatif. Setelah terbukti negatif semua, mereka pun diizinkan tampil hari ini. Kabar terakhir, Febri juga sudah dinyatakan negatif, tetapi belum dimainkan dalam laga melawan Bali United.
Meski menang meyakinkan, Singleton belum puas dengan performa timnya. Terutama pada kuarter pertama ketika mereka tertinggal lebih dulu, sampai 0-9. Untungnya, perlahan Bima Perkasa mulai bangkit setelah sang pelatih mengambil timeout.
”Saya rasa ada turun dan naik bagi kami di laga ini. Kami punya momen yang bagus, begitu juga mereka. Saya rasa wajar, ini adalah laga pertama. Masih banyak yang terlalu dipaksakan. Untungnya beberapa pemain mampu tampil hebat hari ini. Hal itu sangat membantu kami,” kata pelatih asal Amerika Serikat tersebut.
Mental
Pertunjukan kekuatan mental skuad asuhan Singleton dimulai pada kuarter kedua laga ini, setelah tertinggal 8-14 di kuarter awal. Tim yang diperkuat center veteran Isman Thoyib ini bangkit dengan menyudahi paruh pertama dengan hasil imbang, 26-26.
Laga berlangsung keras antara kedua tim. Pertarungan di area dekat keranjang tidak terhindarkan. Kedua tim sama-sama punya big man berpengalaman. Bima Perkasa dengan Thoyib dan Galank Gunawan, sedangkan Bali United dengan Ponsianus Nyoman Indrawan atau Koming dan Tri Hartanto.
Pengaruhnya justru sangat positif. Para pemain ingin bermain lebih hari ini. Mereka lebih termotivasi lagi untuk memainkan laga bola basket yang sudah lama tidak terjadi.
Duel ini dimenangi para raksasa Bima Perkasa. Selain kehadiran di pertahanan, Thoyib dan Galank juga membuat guard tim, Azzaryan, Indra Muhammad (9 poin), dan Sammuel Devin Susanto (10 poin), tidak takut menembak.
Presensi Thoyib dan Galank membuat Bima Perkasa unggul dalam rebound, 50 kali, 18 di antaranya offensive rebound. Jumlah itu mengungguli tim lawan dengan hanya 41 kali.
Thoyib tidak memungkiri kedalaman pemain bertubuh besar dalam tim membuat penembak jauh lebih nyaman. Dia juga menginstruksikan para penembak untuk lebih berani. ”Ya kalau tugasnya shooter, harus shoot. Dia harus berani apa pun yang terjadi kalau ada di lapangan. Karakter itu yang harus ditunjukkan,” kata pebasket berusia 37 tahun yang menyumbang 2 poin dan 7 rebound itu.
Dengan bekal kepercayaan diri, Bima Perkasa mulai membalikkan keadaan di paruh kedua. Rotasi serangan dan efektivitas lemparan yang lebih baik membuat pasukan Jogja ini unggul 42-36 di akhir kuarter ketiga.
Pemain Bali United, Koming (12 poin), Surliyadin (11 poin), dan Lutfi Eka Koswara (12 poin), beberapa kali mengancam. Namun, ancaman itu diredam dengan poin Bima Perkasa yang terus mengalir.
Bima Perkasa tidak terkejar lagi di akhir kuarter keempat. Tembakan tiga poin Azzaryan membuat tim unggul jauh, 53-44, pada empat menit tersisa. Mereka pun mengamankan kemenangan pertama musim ini dengan sangat meyakinkan.
Menurut Thoyib, peran Azzaryan yang bermain 32 menit sangat besar di tim ini. ”Dia punya pengalaman lebih di beberapa tim dibandingkan dengan guard lain. Karena itu, dia harus membuktikan dan jadi pemimpin di lapangan. Hal yang terpenting ke depan, kami bisa menang terus,” ucap mantan center tim nasional tersebut.
Di sisi lain, laga debut Koming untuk tim kota kelahirannya berakhir mengecewakan. Pemain yang kembali dari pensiun itu harus keluar dari lapangan karena menerima pelanggaran ke-5 di menit terakhir.