Laga Liga Champions merupakan harapan terbaik bagi Liverpool untuk bisa bangkit dari krisis. Namun, mereka harus menghadapi RB Leipzig yang sedang tampil garang di Liga Jerman.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BUDAPEST, SELASA — Liverpool sedang dalam kondisi tidak ideal untuk bertemu RB Leipzig pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions di Puskas Arena, Budapest, Hongaria, Kamis (11/3/2021) pukul 03.00 WIB. Namun, hasil positif dari laga ini bisa menjadi obat bagi ”Si Merah” agar bisa pulih dari krisis terburuk dalam sejarah klub.
Liverpool saat ini membutuhkan semacam suntikan penambah semangat dan rasa percaya diri setelah menderita enam kekalahan beruntun di kandang sendiri, Stadion Anfield, di ajang Liga Inggris. Padahal, Liverpool sebelumnya bisa tampil tak terkalahkan dalam 68 laga kandang selama hampir empat tahun.
Pada musim ini pun Liverpool telah menelan 9 kekalahan dari 28 laga yang telah dijalani. Ironisnya, jumlah kekalahan itu merupakan kombinasi dari jumlah kekalahan yang diderita Liverpool dalam tiga musim sebelumnya atau dari 114 laga di Liga Inggris.
Kekacauan yang terjadi di setiap lini menjadikan Liverpool saat ini sebagai tim yang tidak lagi ditakuti. Rentetan cedera yang dialami para bek utama seperti Virgil van Dijk, Joel Matip, dan Joe Gomez membuat lubang di sektor pertahanan. Celakanya, lini serang Si Merah juga ikut tumpul meski masih ada trio penyerang tajam, Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino.
Data statistik setiap laga yang dijalani Liverpool di Liga Inggris akhir-akhir ini pun sangat mengenaskan. Dari 115 tembakan yang mereka lakukan di Anfield, tak satu pun tembakan berbuah menjadi gol. Kemampuan tim untuk merebut bola dengan cara menekel pun kini turun menjadi 57 persen. Padahal, dalam satu dekade terakhir, kemampuan tekel Liverpool mencapai kisaran 70-80 persen.
Belum lagi dari jumlah gol yang masuk ke gawang mereka, yang sudah mencapai 36 gol pada musim ini. Musim lalu ketika menjuarai Liga Inggris, Liverpool hanya kebobolan 33 gol dan musim 2018-2019 hanya 22 gol. Bahkan, tim dari zona degradasi di Liga Inggris seperti Fulham juga mampu mencetak gol di Anfield.
Krisis ini membuat Liverpool harus rela melepas trofi Liga Inggris yang mereka simpan musim ini. Jika tidak ada perbaikan yang signifikan, mereka juga harus rela tidak mendapatkan tiket ke kompetisi Eropa musim depan. Sang juara bertahan ini sekarang terperosok ke peringkat ke-8.
Para pendukung maupun para mantan pemain Liverpool kini sangat kecewa. Mantan bek Liverpool, Jamie Carragher, sampai mengatakan Si Merah bukan lagi tim dengan mentalitas monster, melainkan mentalitas cebol.
Asa di Eropa
Di Liga Champions, nasib Liverpool sejauh ini masih bagus. Mereka bisa menembus babak 16 besar dan mengalahkan Leipzig, 2-0, pada laga pertama. Si Merah masih menyimpan asa untuk melaju ke babak perempat final, minimal dengan mencegah Leipzig mencetak gol pada laga kedua nanti.
Pada laga kedua ini Liverpool menjadi tuan rumah, tetapi mereka tidak bisa lagi menuding Anfield sebagai faktor penyebab kegagalan jika kalah lagi. Kedua laga babak 16 besar ini digelar di Puskas Arena, Budapest, sebagai tempat netral karena masalah pandemi Covid-19.
Keuntungan sudah ada di tangan Liverpool sehingga laga kedua di Budapest ini menjadi kesempatan terbaik untuk bangkit dari krisis. Laga ini tidak akan mudah karena penampilan Leipzig sedang membaik dan baru saja memenangi empat laga terakhir di Liga Jerman. Saat ini mereka berada di peringkat kedua dan hanya terpisah dua poin di bawah Bayern Muenchen yang menghuni puncak klasemen Liga Jerman.
Manajer Liverpool yang berasal dari Jerman, Juergen Klopp, sempat pesimistis menatap laga kedua ini. ”Jika kami bisa lolos (ke babak perempat final), meski tidak ada jaminannya, kami bisa merasa lebih percaya diri,” katanya, Senin (8/3/2021).
Namun, sehari kemudian Klopp sudah mulai optimistis. ”Dua alasan kenapa kami masih bisa menjuarai Liga Champions musim ini, yaitu kualitas dan karakteristik sepak bola pada umumnya. Setiap tim selalu punya kesempatan pada laga berikutnya dan kami akan memberikan perlawanan terbaik,” ujar Klopp seperti dikutip Liverpool Echo.
Jika kami bisa lolos, meski tidak ada jaminannya, kami bisa merasa lebih percaya diri.
Manajer Leipzig Julian Nagelsmann sadar bahwa laga kedua ini sangat penting bagi Liverpool. Ia meyakini akan menghadapi tim yang sedang marah karena terluka dan ini bukanlah kabar bagus. Apalagi Nagelsmann masih melihat Liverpool sebagai klub kelas dunia.
”Kami tidak tertarik dengan hasil Liverpool di liga domestik karena kami saat ini dalam posisi kalah. Kami adalah tim penantang, bukan tim favorit,” ujarnya.
Meski menyatakan diri bukan sebagai tim favorit, Leipzig pada musim lalu mampu menembus babak semifinal dan pada musim ini berhasil menyingkirkan Manchester United di fase grup. Mereka jelas memiliki potensi untuk menambah penderitaan Liverpool. (AFP/REUTERS)