Kalah dari Porto, Juventus Alihkan Fokus ke Serie A
Dalam dua musim beruntun di Liga Champions Eropa, Juventus selalu tersingkir pada babak 16 besar. Mereka kembali lagi untuk fokus mempertahankan dominasi di Liga Italia.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
TURIN, RABU — Juventus masih kesulitan untuk mengembalikan kejayaan mereka di kompetisi Eropa seusai disingkirkan Porto pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Allianz, Turin, Rabu (10/3/2021) pagi waktu Indonesia. ”Si Nyonya Besar” masih punya tugas besar untuk mempertahankan kejayaan mereka di Serie A atau Liga Italia.
Pada laga kedua melawan Porto ini, Juventus menang, 3-2, tetapi skor tersebut belum cukup untuk membawa mereka ke babak perempat final. Meski menang, Juventus tetap kalah dalam perhitungan gol tandang karena pada laga pertama Porto menang, 2-1, di kandang mereka. Kedua laga ini berakhir dengan jumlah agregat gol, 4-4, tetapi Porto unggul karena bisa mencetak dua gol tandang, sedangkan Juventus hanya satu gol tandang.
Dengan hasil ini, Juventus mengulangi kisah pilu yang sama pada musim lalu ketika mereka juga disingkirkan Olympique Lyon pada babak 16 besar. Si Nyonya Besar yang mampu menjuarai Liga Italia selama 9 musim beruntun pada 2011-2012 harus kembali patah hati di Eropa sejak menjuarai Liga Champions pada 1996.
Hati Juventus dan para pendukungnya bisa semakin remuk jika mereka gagal merebut puncak klasemen Liga Italia yang kini diduduki Inter Milan. Juventus masih berada di peringkat ketiga dengan 52, sedangkan Inter kian kokoh dengan perolehan 62 poin. Setidaknya, konsentrasi Juventus kini tidak lagi terbelah meski duel melawan Porto ini menyisakan luka yang dalam.
”Kami akan butuh berhari-hari untuk melupakan kegagalan ini. Namun, kami harus tetap bermain dengan sungguh-sungguh karena sekarang masih bulan Maret dan kami masih punya banyak waktu untuk mendaki klasemen Serie A,” kata Pelatih Juventus Andrea Pirlo. Ucapan Pirlo ini langsung menjadi ancaman nyata bagi Inter ataupun AC Milan yang berada di atas Juventus saat ini.
Melawan 10 orang
Kegagalan ini sangat sulit dilupakan Pirlo dan para pemain Juventus karena penampilan mereka malam itu sangat buruk. Bahkan, Porto masih bisa mencetak gol meski hanya bermain dengan 10 orang karena wasit telah memberikan kartu merah kepada penyerang Porto, Mehdi Taremi, pada menit ke-54.
Juventus sebenarnya hanya butuh minimal kemenangan 1-0 untuk bisa lolos ke perempat final. Namun, gawang mereka justru bobol pada menit ke-19 karena Porto mendapat tendangan penalti yang dieksekusi dengan baik oleh Sergio Oliveira.
Kami akan butuh berhari-hari untuk melupakan kegagalan ini. Namun, kami harus tetap bermain dengan sungguh-sungguh karena sekarang masih bulan Maret dan kami masih punya banyak waktu untuk mendaki klasemen Serie A.
Situasi ini membuat para pemain Juventus menjadi tidak tenang dan sang bintang, Cristiano Ronaldo, tampak sangat kesal. Si Nyonya Besar baru bisa mencetak gol pada menit ke-49 melalui tendangan Federico Chiesa. Pemain pinjaman dari Fiorentina itu kembali mencetak gol pada menit ke-63.
Dengan kedudukan skor 2-1 untuk keunggulan Juventus, laga pun dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Oliveira kembali mencetak gol lewat tendangan bebas pada menit ke-115 dan Juventus juga menambah gol pada menit ke-117 melalui Adrien Rabiot.
Selain faktor permainan yang buruk, Juventus juga tersingkir karena faktor pertahanan Porto yang sangat rapat. Pepe, kapten Porto, adalah pemain veteran yang menjadi motor pertahanan Porto malam itu. Menurut catatan Squawka, ia berhasil membuang bola dari area pertahanan sebanyak 18 kali.
”Sulit untuk menjelaskan mengapa kami bisa bertahan dengan 10 pemain. Namun, yang jelas, hari ini kami menunjukkan karakter. Kami bisa fokus dan itu membuat laga ini menjadi lebih mudah untuk dijalani,” kata Pepe.
Pelatih Porto, Sergio Conceicao juga menekankan aspek mental para pemainnya yang menjadi faktor utama keberhasilan tim. ”Saya punya sekelompok pemain yang bisa menerjemahkan keinginan klub. Setelah Taremi mendapat kartu merah, kami menunjukkan DNA Porto. Kami tidak pernah berhenti untuk percaya. Itulah DNA sejati Porto,” katanya. (AP/AFP/REUTERS)