Ditemukan Kejanggalan dalam Permainan Catur Dewa Kipas
"Kompas" menemukan kejanggalan dalam grafik permainan "Dewa Kipas" di Chess.com. Peringkatnya melejit dalam waktu singkat. Aplikasi kecerdasan buatan untuk membantu bermain catur daring bukanlah isapan jempol.
Fenomena ”Dewa Kipas” alias Dadang Subur, pecatur asal Indonesia yang mengalahkan pecatur profesional Amerika Serikat, Internasional Master Levy Rozman, di aplikasi permainan catur daring Chess.com masih mengundang tanda tanya besar. Benarkah ”Dewa Kipas” berbuat curang seperti dituduhkan kepadanya?
Akurasi tinggi permainan Dadang pada laga mereka saat itu, yaitu mencapai 93,3 persen, diduga banyak pihak adalah hasil bantuan kecerdasan buatan alias komputer. Bukanlah rahasia jika penggunaan alat bantu menjadi hal umum sekaligus musuh terbesar dalam permainan olahraga daring.
Kompas mencoba menggunakan aplikasi alat bantu itu lewat ponsel pintar, Selasa (9/3/2021). Di layanan Play Store misalnya, tersedia sejumlah alat bantu yang gratis maupun berbayar. Dari sekian banyak alat bantu itu, yang cukup populer adalah Stockfish dan Komodo.
Namun, aplikasi alat bantu itu tidak bisa bekerja otomatis dalam aplikasi permainan catur, seperti Chess.com dan Lichess. Pemain harus membuka aplikasi alat bantu dan permainan catur secara berbarengan. Saat ingin mendapatkan analisa langkah terbaik dari aplikasi alat bantu, pemain bersangkutan perlu keluar-masuk aplikasi permainan.
Baca juga : Kasus Dewa Kipas, Pemain Catur Harus Jujur
Jadi, ketika mau melangkah dalam aplikasi permainan, pemain itu wajib keluar sebentar untuk masuk ke aplikasi alat bantu. Aplikasi alat bantu itu akan menunjukkan langkah terbaik dalam permainan, mulai dari awal sampai akhir laga.
Akurasi nyaris sempurna
Hasilnya, dari empat laga menggunakan alat bantu dalam laga catur cepat 10 menit Chess.com, Kompas bisa menang mutlak, rata-rata dalam 20 gerakan. Bahkan, dari satu laga yang sudah dianalisa oleh perangkat program atau server Chess.com, akurasi langkah itu tercatat mencapai 98,8 persen.
Akan tetapi, menggunakan aplikasi alat bantu dan aplikasi permainan dalam waktu berbarengan di ponsel punya sejumlah kelemahan. Pemain butuh waktu beberapa detik untuk menukar aplikasi yang dibuka. Apalagi, pemain harus menunggu beberapa saat agar alat bantu bisa menganalisa langkah terbaik dari banyak peluang yang ditawarkan.
Tingkat akurasi langkah di atas 98 persen hanya mungkin dilakukan komputer yang tertanam program catur atau orang yang bermain menggunakan alat bantu. (Kristianus Liem)
Selain itu, server permainan bisa membaca pemain yang keluar masuk permainan. Bahkan, Kompas sempat terkena penalti dari Chess.com dan tidak bisa melakukan permainan baru dalam beberapa menit.
Pemanfaatan alat bantu itu paling mudah jika pemain memiliki dua piranti berbeda, misal ponsel dan laptop. Maka, pemain bisa melihat analisa dari alat bantu dan merespons lawan dengan lebih cepat. Pemain pun bisa meminimalisir risiko pelanggaran karena keluar masuk dari permainan.
Hasilnya, dari enam laga memakai cara itu, Kompas bisa selalu menang mutlak rata-rata dalam 15-20 gerakan pada laga catur cepat di Chess.com. Bahkan, pada satu laga yang sudah dianalisa Chess.com, akurasi langkah tersebut bisa mencapai 99,7 persen.
Hanya bisa di catur cepat
Kendati demikian, bermain sembari menggunakan aplikasi alat bantu hanya memungkinkan dalam laga catur cepat 10 menit. Jika bermain catur kilat 5 menit atau 1 menit, pemain sulit melakukannya karena bakal kehabisan waktu.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem berkata, hanya pecatur terdidik atau terlatih dengan konsisten di level tinggi yang bisa membuat akurasi langkah di atas 90 persen dalam suatu laga. Walau demikian, akurasi langkah seperti itu tidak mungkin bisa selalu dicapai di setiap laga. Akurasi itu bisa menurun karena teori yang dipahami gagal diterapkan pada lawan yang lebih kuat.
Di sisi lain, pemain bergelar Grand Master (GM) sulit atau jarang sekali menembus akurasi langkah mencapai 98 persen atau lebih. ”Tingkat akurasi langkah di atas 98 persen hanya mungkin dilakukan komputer yang tertanam program catur atau orang yang bermain menggunakan alat bantu,” ujarnya dihubungi kemarin.
Baca juga : Fenonema Dewa Kipas, Bukti Catur Indonesia Masih Dipandang Sebelah Mata
Maka itu, Kristianus heran sewaktu mengetahui akurasi langkah Dadang bisa mencapai 93,3 persen saat mengalahkan Rozman pada laga catur cepat 10 menit, Selasa (2/3) lalu. Dadang tidak punya rekam jejak sebagai pemain nasional.
”Tidak mungkin pemain sepertinya bisa mencapai akurasi langkah di atas 90 persen. Kalau dilihat, dia (Dadang Subur), paling hanya Master Nasional. Mungkin, dia belajar dari banyak bermain (daring). Namun, semestinya, dia tidak bisa mencapai akurasi di atas 90 persen. Hal yang masih mungkin, paling sekitar 80 persen,” kata Kristianus.
Grafik yang aneh
Berdasarkan penelusuran, memang ada yang aneh dari grafik permainan Dadang. Seusai kalah dengan akurasi langkah hanya 37,7 persen dari pecatur asal India dengan akun SikuBoi (1.579) pada 21 Februari lalu, ”Dewa Kipas” lantas selalu menang atas lawan-lawannya dengan rata-rata akurasi langkah di atas 90 persen. Peringkatnya pun cepat melejit, dari 1.544 menjadi 2.311, sebelum diblokir Chess.com.
Bahkan, ia menang telak atas empat pecatur profesional dengan akurasi langkah nyaris sempurna. Pecatur Rusia bergelar Fide Master (FM) dengan akun Orlov Oleg (2.221) misalnya, dikalahkan Dadang dengan akurasi 99,2 persen pada laga catur cepat, 2 Maret.
Uniknya, "Dewa Kipas" juga pernah menang atas pecatur Amerika Serikat lainnya dengan akun Joeschmoelo (2.194) lewat akurasi sempurna, yaitu 100 persen, pada 1 Maret lalu.
Lalu, "Dewa Kipas" melibas pecatur Ceko bergelar FM dengan akun Fialovydrak (2.255) lewat akurasi langkah 93,5 persen pada 28 Februari. Ia juga menaklukan lawan yang sama dengan akurasi 96,8 persen di laga sebelumnya. Tak hanya itu, Dadang juga melumat pecatur Ceko bergelar FM dengan akun Capatoday (2.226) lewat akurasi 98,4 persen, 28 Februari lalu.
Uniknya, "Dewa Kipas" juga pernah menang atas pecatur Amerika Serikat lainnya dengan akun Joeschmoelo (2.194) lewat akurasi sempurna, yaitu 100 persen, pada 1 Maret lalu.
Padahal, sebelum periode itu, "Dewa Kipas" beberapa kali kalah telak atas lawan-lawannya. Pada laga menghadapi pecatur asal Thailand dengan akun Wichai (1.465) dalam catur cepat 10 menit, 18 Februari, "Dewa Kipas" yang masih memiliki peringkat 1.419 kalah dengan akurasi langkah hanya 9,5 persen.
Sempat nyaris selalu kalah
Dari data yang ada, "Dewa Kipas" diketahui hanya dominan di catur cepat 10 menit. Ketika bermain catur kilat 5 menit, dirinya nyaris selalu kalah. Terakhir, 21 Februari, dia kalah dari pecatur Argentina dengan akun Brein (1.157) lewat akurasi langkah 75,4 persen.
Namun, anak Dadang Subur, Ali Akbar, bersikeras, ayahnya tidak menggunakan alat bantu. ”Saya selalu melihat bapak bermain dan beliau selalu menjelaskan hasil permainannya kepada saya,” ungkapnya di akun Facebook-nya.
Ia pun menjelaskan, akun ayahnya diblokir berdasarkan laporan pemilik akun GothamChess, Rozman, seusai laga. ”Report hanya bisa dilakukan oleh pemain yang berhadapan langsung. Dengan kata lain, GothamChess sendirilah yang melakukan report. Sedangkan, viewersnya hanya mengirimkan hate massage melalui pesan in-app di dalam Chess.com. Lalu, akun Dewa Kipas diblokir karena statistik akunnya yang mencurigakan,” terangnya.
Sebelumnya, dalam pernyataan yang dikirim oleh admin Chess.com, mereka menilai akun Dewa Kipas telah melakukan pelanggaran aturan permainan yang adil atau fair play policy. Mereka hanya berusaha untuk menjaga integritas permainan dalam layanannya sehingga melarang segala bentuk kecurangan, seperti menggunakan bantuan pendamping/asisten, mesin/komputer, dan lain sebagainya.
Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto, kemarin, kembali mengingatkan, seorang pecatur wajib bersikap jujur. ”Menjadi pecatur hebat butuh proses panjang, setahap demi setahap. Butuh pula pengorbanan. Semua itu dibangun dengan kejujuran sebagai pondasi,” ujarnya.