Warisan terbesar dari catur adalah bermain dengan kekuatan sendiri. ”Ini adalah permainan para kesatria,” kata Utut Adianto, Ketua Umum Percasi. Maka itu, pecatur wajib untuk jujur.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Utut Adianto mengingatkan semua pecatur Indonesia agar menjujung tinggi aspek kejujuran saat bertanding di mana pun. Kecurangan dalam bentuk apa pun, termasuk dalam pertandingan daring, dapat dideteksi dan dianalisis dengan tepat.
”Saat bertanding di depan papan catur, kita hanya sendirian tanpa bantuan. Demikian juga seharusnya saat bertanding secara daring. Kita harus bertanding sendiri. Ada tata nilai yang harus dihormati, yaitu kejujuran. Warisan terbesar dari catur adalah bermain dengan kekuatan sendiri. Ini adalah permainan para kesatria,” kata Utut dalam acara ”Coaching Clinic: GM Utut Adianto”, yang digelar oleh Sekolah BPK Penabur dan Sekolah Catur Utut Adianto, Sabtu (6/8/2021) di Jakarta.
Pernyataan itu dikemukakan oleh Utut karena sebagian besar pecatur di Indonesia dan dunia terpaksa bertanding secara daring sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Dua bulan lalu, BPK Penabur juga menggelar turnamen catur daring yang diikuti sekitar seribu peserta dari tiga provinsi. Selain itu, terdapat juga kasus pecatur Indonesia yang diblokir akunnya oleh Chess.com karena dinilai bermain curang dengan bantuan program komputer catur.
Pecatur Indonesia yang akunnya diblok oleh Chess.com bernama Dadang Subur dengan nama akun Dewa_Kipas. Akun Dadang diblok seusai bertanding dan mengalahkan International Master Levy Rozman dengan nama akun GothamChess. Pada laga itu, Dadang, yang tidak menyandang gelar apa pun dari federasi catur dunia atau FIDE, memiliki akurasi langkah 93,5 persen, sedangkan Rozman hanya 81 persen.
Ali Akbar, anak Dadang, mengatakan, para pendukung GothamChess diduga secara massal melaporkan dugaan kecurangan akun Dewa_Kipas kepada admin layanan gim catur tersebut sehingga akhirnya memblokir akun Dewa_Kipas. Adapun Rozman, dalam pernyataan di Twitter pribadinya, Rabu (3/3/2021), sempat meminta admin Chess.com perlu membuat sistem keamanan lebih baik agar permainan bisa lebih jujur.
Dalam pernyataan yang dikirim oleh admin Chess.com, mereka menilai akun Dewa_Kipas telah melakukan pelanggaran aturan permainan yang adil atau fair play policy. Mereka hanya berusaha untuk menjaga integritas permainan dalam layanannya sehingga melarang segala bentuk kecurangan, seperti menggunakan bantuan pendamping/asisten dan mesin/komputer.
Pecatur yang tidak ditempa dalam berbagai turnamen kelas dunia hampir tidak mungkin menciptakan langkah-langkah dengan akurasi di atas 90 persen.
Tanpa menyinggung kasus Dewa_Kipas tersebut, Utut mengatakan, ada perbedaan nyata dalam langkah catur yang dimainkan manusia dan yang dimainkan oleh program komputer. Langkah catur oleh manusia biasanya teratur dan berdasarkan pemahaman konsep-konsep tertentu. Langkah catur itu lebih sederhana dan merupakan langkah termudah untuk memukul buah catur lawan atau merebut keunggulan tanpa ada balasan serangan lawan.
Sementara langkah dari program komputer catur biasanya jauh lebih rumit dan di luar perhitungan nalar manusia. Langkah itu biasanya tidak mengikuti pemahaman dari konsep tertentu karena hanya mengandalkan perhitungan.
Cara mendeteksi kecurangan dalam pertandingan secara daring, kata Utut, salah satunya dengan meninjau ulang setiap langkah dan dicocokkan dengan langkah dari beberapa program komputer catur. Jika langkahnya sama persis dengan salah satu dari program komputer itu, bisa dikategorikan sebagai kecurangan.
”Sebenarnya, saya juga dapat melihat dan menjelaskan kecurangan yang dilakukan dengan menggunakan program komputer catur. Namun, penjelasan itu hanya dapat dipahami oleh pecatur yang minimal sudah bergelar master nasional. Jika baru setingkat juara catur tingkat RT (rukun tetangga), ya, tentu tidak akan paham karena berkaitan dengan konsep catur,” kata Utut.
Saat ditanya apakah orang yang belajar catur dari komputer akan sehebat komputer, Utut mengatakan, komputer dapat memberi ide-ide baru, tetapi ide itu hanya dapat dipahami oleh pecatur yang memiliki pemahaman konsep yang kuat. Jika pecatur tidak memahami konsep dengan baik, belajar dari komputer hanya akan membuatnya bingung.
”Pada tahap awal, pecatur muda harus memahami dulu konsep centrum (penguasaan bagian tengah papan) dan evaluasi posisi dengan baik. Pemahaman ini memerlukan waktu, tahapan, dan kedewasaan. Tidak bisa diakselerasi,” kata Utut.
Pendiri Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) dan anggota Dewan Pembina Percasi, Eka Putra Wirya, mengatakan, langkah berakurasi tinggi pada catur daring biasanya hanya dapat dijalankan oleh pecatur yang memang terdidik dan terlatih dalam berbagai turnamen kelas dunia. Pecatur yang tidak ditempa dalam berbagai turnamen kelas dunia hampir tidak mungkin menciptakan langkah-langkah dengan akurasi di atas 90 persen.
”Bagaikan pemain sepak bola, pemain yang tidak berkelas nasional tidak mungkin dapat membuat tendangan-tendangan seakurat tendangan Cristiano Ronaldo. Tendangan akurat Ronaldo didapat dari hasil latihan belasan tahun sampai puluhan tahun dan ditempa dalam pertandingan kelas dunia,” kata Eka.