Membaca Arah Sinar Perang Bintang
Tim LeBron dan Tim Durant akan bertarung di NBA All-Star 2021. Dengan kekuatan yang sama-sama menakjubkan, tim mana yang bersinar paling terang?
Sejak format NBA All-Star berubah pada 2018, Tim LeBron (James) selalu menyudahi pertandingan sebagai pemenang. Hal ini menjadi fakta yang tidak terhindarkan jelang keseruan laga “Perang Bintang”, antara Tim LeBron melawan Tim (Kevin) Durant.
Tiga musim belakangan, James selalu dipercaya menjadi kapten tim, berdasarkan suara tertinggi dari penonton, media, dan pemain. Sebagai kapten, dia memilih sendiri pemain untuk timnya.
Hasil pilihannya selalu sempurna. Tiga tim versi James tidak pernah takluk. Hal ini menegaskan kemampuan pemain berjuluk “Sang Raja” dalam memimpin dan membentuk tim. Seperti kata penulis NBA Brian Windhorst, James bisa menjalani tiga peran sekaligus, jadi pemain, pelatih, dan manajer umum.
Baca juga : Intrik Rumit Penentuan Tim Perang Bintang
Harapan datangnya skuad sempurna kembali muncul dalam gelaran All-Star 2021. James terpilih lagi sebagai kapten. Dalam draft pada Jumat (5/3/2021), dia sudah menentukan pilihah. Skuad inti Tim LeBron terdiri dari forward Giannis Antetkounmpo, duo guard Stephen Curry dan Luka Doncic, serta center Nikola Jokic.
James mengungkapkan, dua pilihan pertama Giannis dan Curry adalah bagian dari permainan caturnya. Dia sengaja memilih mereka karena bisa melengkapi kemampuannya, sekaligus menjadikan tim lebih seimbang.
Giannis punya tubuh tinggi dan kokoh, serta pertahanan gemilang. Namun, kemampuan menembaknya lemah. Kelemahan itu diisi oleh Curry, pemain kecil yang merupakan penembak terhebat di planet ini.
Sebelumnya, saya pasti mengambil KD (Kevin Durant) sebagai pilihan pertama. Saya selalu mencari yang terbaik untuk dipasangkan dengan paket keahlian saya.
Kombinasi ini menjadikan tim lebih seimbang. James butuh keseimbangan karena tidak bisa memilih Durant, yang menjadi kapten tim lawan. "Sebelumnya, saya pasti mengambil KD (Kevin Durant) sebagai pilihan pertama. Saya selalu mencari yang terbaik untuk dipasangkan dengan paket keahlian saya,” katanya.
Memiliki Durant dengan kualitas serangan dan bertahan, serta postur tubuh sangat baik, seperti punya dua pemain sekaligus. Karena itu, Tim LeBron memerlukan kombinasi sosok Giannis dan Curry pada saat bersamaan.
Pertama kali dalam sejarah, James dan Curry akan berada dalam satu tim dalam All-Star. Kombinasi ini akan sangat menarik, apalagi dilengkapi dengan perpaduan duo Eropa berteknik tinggi Doncic dan Jokic. “Sudah berakhir, teman-teman. Itu merupakan lima pemain starter yang sangat bagus,” ucap Giannis dengan optimisme tinggi dalam konferensi pers.
Baca juga : Ketika All Star Berubah Layaknya Sirkus Gajah
Eksplosivitas Tim Durant
Tim LeBron sangat lengkap juga seimbang. Setiap pemain dalam posisi mereka punya peran tersendiri. Pemain-pemain tersebut juga punya IQ dan teknik tinggi. Jika tim ini dibentuk untuk berlaga di NBA, nyaris mustahil ada yang bisa menandingi mereka.
Namun, kenyataannya, laga Senin (8/3/2021) pagi WIB nanti, di Atlanta, merupakan pertarungan All-Star. Keseimbangan tim memang berpengaruh, tetapi lebih penting adalah kecepatan dan kekuatan pemain.
Ketika “Perang Bintang”, laga lebih ditujukan untuk hiburan. Pemain pun lebih longgar ketika bertahan. Karena itu, transisi permainan akan jauh lebih cepat. Banyak poin mudah didapatkan lewat slam dunk.
Eksplosivitas pemain jadi faktor yang sangat penting. Dalam hal ini, Tim Durant lebih diuntungkan. Meski Durant digantikan bintang muda Celtics Jayson Tatum akibat cedera, tim ini masih sangat solid.
Mereka diisi oleh pemain-pemain eksplosif seperti center Joel Embiid, guard Bradley Beal dan Kyrie Irving, serta forward sekaligus MVP All-Star musim lalu, Kawhi Leonard.
Dari lima pemain ini, semua bisa bermain dalam transisi cepat. Semua juga dianugerahi fisik yang kokoh. Satu-satunya yang kurang dalam segi fisik hanyalah Irving. Tetapi, hal itu bisa ditukar dengan gaya main super cepat ala bola basket jalanan.
Dalam catatan ESPN, Tim Durant lebih unggul dalam jumlah poin di liga dibandingkan Tim LeBron. Seluruh pemain Tim Durant menghasilkan total 10.100 poin hingga tengah musim, sedangkan skuad Tim LeBron memproduksi 9.492 poin. Hal ini menunjukkan keunggulan Irving dan rekan-rekan dalam produksi poin.
Keuntungan lain, Tim Durant akan disokong cadangan yang juga meledak-ledak. Mereka punya trio guard, James Harden, Zach LaVine, dan Donovan Mithcell, serta forward raksasa Zion Williamson.
“Saya menyukai Tim Durant. Mereka punya kandidat terkuat MVP Embiid. Pilihan hebat. Lalu menambah MVP All-Star musim lalu Kawhi. Dan ada Zion yang mungkin memecahkan rekor slam dunk dalam laga All-Star,” kata pengamat NBA Skip Bayless.
Energi tersebut yang mungkin menjadi kekhawatiran bagi Tim LeBron dalam All-Star kali ini. Dalam tiga gelaran sebelumnya, James nyaris selalu bertopang dengan energi dari tiga pemain kunci, Anthony Davis, Leonard, dan Durant. Ketiganya tidak ada ada dalam sisinya kali ini.
Tim Durant sangat mungkin memberikan kekalahan pertama pada Tim LeBron, sejak format All-Star tidak lagi laga antara Wilayah Barat dan Wilayah Timur. Syaratnya, mereka harus unggul cukup jauh di menit-menit akhir laga.
Jika tidak, kepintaran, teknik, dan keseimbangan Tim LeBron akan menghukum mereka. Sebab, ketika laga berlangsung ketat, permainan kedua tim jadi sangat serius. Dalam permainan bola basket sebenarnya, James dan rekan-rekan jelas akan sulit ditandingi.
Baca juga : Wajah Baru Menghidupi Keheningan Perang Bintang
Mencari MVP
Dengan permainan transisi cepat ala “Perang Bintang”, MVP kemungkinan besar bukan pemain berposisi center. Terbukti dalam sedekade terakhir, tidak ada satu pun pemain center murni yang memenangi gelar tersebut. Center terakhir yang bisa meraih gelar itu adalah Shaquille O’Neal pada 2009.
Sejak All-Star pertama pada 1951, penghargaan yang kini bernama Kobe Bryant MVP ini didominasi oleh guard dan forward. Hal serupa terjadi tiga musim terakhir. Pemenangnya berturut-turut adalah James, Durant, dan Leonard.
Jika Tim LeBron menang, MVP kemungkinan besar jatuh ke tangan Giannis. Selain merupakan pemain paling eksplosif dalam tim, dia juga yang sangat berambisi meraih gelar tersebut. Kapten tim pada dua edisi All-Star sebelumnya itu belum pernah memenangi penghargaan ini.
James yang sudah tiga kali meraih MVP All-Star mungkin tidak akan terlalu memaksakan diri. Apalagi, di usia 36 tahun, dia sebelumnya juga mengatakan tidak punya energi lebih lagi untuk laga hiburan tersebut. Sementara itu, Curry bukan pemain individualis. Dia tidak terlalu antusias mengincar penghargaan pribadi seperti itu.
Di sisi seberang, andai menang, Tim Durant lebih banyak kemungkinan pilihan MVP. Dengan gaya permainan yang cocok dengan laga All-Star, mereka semua akan unjuk gigi. Terutama Tatum dan Beal yang baru pertama merasakan jadi tim inti. (AP)