Jerat Ganda Malaysia Kandaskan Leo/Daniel di Swiss Terbuka
Indonesia pulang dengan tanpa hampa dari ajang Yonex Swiss Terbuka. Dua wakil tersisa, Leo/Daniel dan Shesar Hiren Rhustavito, tersingkir di perempat final.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BASEL, JUMAT — Ganda muda Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin benar-benar tak mampu lepas dari jeratan mimpi buruk pasangan Malaysia. Dalam tiga turnamen tahun ini, mereka selalu pulang dengan tangan hampa karena disingkirkan oleh ganda asal ”Negeri Jiran”. Nasib serupa terulang kembali di perempat final Yonex Swiss Terbuka 2021.
Leo/Daniel mengusung misi balas dendam dalam pertemuan dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Alih-alih terwujud, mereka justru mengulang kekalahan dari unggulan teratas turnamen tersebut lewat pertarungan tiga gim, 18-21, 21-9, 16-21, Jumat (5/3/2021) malam WIB, di St Jakobshalle, Basel, Swiss.
Laga ini seperti de javu bagi pasangan berbakat ”Merah Putih”. Sebelumnya, mereka juga takluk pada babak awal di turnamen Toyota Thailand Terbuka, Febuari lalu, 12-21, 21-6, 12-21.
Kami kecewa dengan hasil ini. Seharusnya kami tadi bisa menang karena kami merasa permainan kami tidak buruk.
”Kami kecewa dengan hasil ini. Seharusnya kami tadi bisa menang karena kami merasa permainan kami tidak buruk,” kata Leo seusai pertandingan seperti dikutip dari Tim Humas dan Media PP PBSI.
Leo/Daniel tampil lebih percaya diri dalam pertemuan kedua. Terbukti, laga berlangsung lebih ketat. Di gim pertama maupun ketiga, mereka sempat menyulitkan Chia/Soh yang sedang naik daun.
Namun, ganda pelapis di pelatnas utama ganda putra ini masih belum menemukan solusi tepat mengatasi Chia/Soh. Terutama ketika menghadapi serangan lawan yang sangat cepat dan tajam.
Chia/Soh tampak sangat solid berbagi peran. Chia dengan tubuh gempal lebih berperan sebagai tukang gebuk, sedangkan Soh dengan tinggi menjulang 1,85 meter betugas sebagai penjaga di depan net.
Ketika Chia di belakang dan Soh di depan, Leo/Daniel selalu kesulitan. Pertahanan mereka tampak rapuh ketika menghadapi pukulan smes keras dari Chia, yang diikuti sambaran bola tanggung Soh.
Leo/Daniel beberapa kali mencoba merusak formasi ideal sang lawan. Hanya saja, upaya mendorong Soh ke belakang tidak selalu berhasil. Ganda Malaysia ini selalu menemukan cara untuk menyulitkan mereka.
Laga berlangsung ketat sejak gim pertama dimulai. Meski tidak mampu unggul, Leo/Daniel terus menjaga jarak hanya satu dan dua poin ketinggalan dari sang lawan. Sayangnya, poin mereka terhenti ketika tertinggal 18-19. Chia/Soh pun menutup gim dengan dua poin beruntun lewat serangan cepatnya.
Di gim kedua, Leo/Daniel tidak mau menyerah begitu saja. Mereka mempercepat tempo permainan. Hasilnya, mereka unggul jauh saat interval gim, 11-4. Setelah tertinggal jauh, Chia/Soh tampaknya sengaja melepas gim ini sambil menyimpan tenaga untuk rubber game.
Benar saja, ganda Negeri Jiran ini langsung tancap gas di gim pamungkas. Pukulan smes dan drive tajam berkali-kali menyulitkan Leo/Daniel. Hingga Chia/Soh sempat unggul telak 16-10.
Di titik ini, Leo/Daniel belum mau menyerah. Mereka sempat bangkit, menipiskan ketinggalan menjadi hanya dua poin. Namun, di momen kritis, mereka banyak membuang peluang dengan kesalahan sendiri dan pengembalian bola tanggung.
”Di gim pertama, kami memang kalah start. Kami tidak bisa konsisten dengan pola kami. Sering keduluan nyerangnya. Di gim kedua, kami mengambil inisiatif serangan dan berhasil. Gim ketiga kami malah masuk lagi ke pola permainan lawan. Kami terpancing permainan mereka,” tutur Leo.
Dengan hasil ini, Leo/Daniel melengkapi mimpi buruk ketika berhadapan dengan pasangan Malaysia. Selain dua kali kalah dari Chia/Soh, mereka juga takluk di semifinal Yonex Thailand Terbuka, Januari lalu, dari pasangan senior Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong, 9-21, 10-21.
Shesar takluk
Kekalahan ini juga membuat Indonesia tidak memiliki wakil di partai semifinal, hari ini. Berlaga setelah Leo/Danie, tunggal putra Shesar Hiren Rhustavito juga takluk dua gim langsung dari unggulan teratas asal Denmark Viktor Axelsen, 21-17, 21-12.
Vito sempat memberi perlawanan terhadap Axelsen pada gim pertama. Ketika interval, pebulu tangkis 27 tahun ini bahkan unggul 11-9. Namun, dengan kedewasaannya, Axelsen mulai membalikkan keadaan. Laga pun berakhir tanpa kesulitan berarti bagi andalan Denmark tersebut.
”Saya ada kesempatan untuk merebut gim pertama. Namun, memang di poin-poin akhir dia lebih inisiatif untuk menyerang dan saya malah tidak siap dengan itu,” kata Vito.
Di gim kedua, perbedaan kualitas keduanya sangat terlihat. Vito kalah segala-galanya dari Axelsen. Tertinggal terlalu jauh, tunggal satu-satunya Indonesia di turnamen ini menyerah begitu saja.
”Di gim kedua, dia lebih tahan dan fokus di setiap reli untuk bisa dapat serangan. Sementara saya malah masuk ke pola permainan dia dan mudah memberikan bola yang dia inginkan,” lanjutnya.
Vito kecewa dengan hasil ini. ”Untuk hasil saya tidak puas, tetapi secara permainan saya cukup puas. Selain itu, saya mendapat banyak pelajaran hari ini dan bisa mengerti apa yang harus ditambah dan diperbaiki,” tuturnya.