Intrik Rumit Penentuan Tim ”Perang Bintang”
Pemilihan skuad All-Star penuh dengan intrik. Selain untuk strategi kemenangan tim, pemilihan tak jarang juga digunakan untuk kepentingan pribadi kapten tim.
ATLANTA, JUMAT — Kapten tim LeBron James dan Kevin Durant telah memilih skuad masing-masing untuk bertarung dalam gelaran NBA All-Star 2021. Pilihan para kapten ini penuh intrik. Pilihan diduga tidak hanya untuk strategi kemenangan tim, tetapi juga untuk kepentingan mereka di luar ajang ”Perang Bintang”.
Draft NBA All-Star sudah menjadi tradisi dalam empat musim belakangan. Dalam draft, kapten tim yang ditentukan berdasarkan suara terbanyak dari penonton, media, dan pemain memilih skuad masing-masing untuk berlaga di All-Star.
Dengan penerapan format ini sejak 2018, ”Perang Bintang” tidak lagi mempertemukan tim Wilayah Barat melawan tim Wilayah Timur. Pemain dari kedua wilayah bisa bersatu, tergantung dari pilihan kapten tim.
Baca juga: Ketika All Star Berubah Layaknya Sirkus Gajah
Musim ini, James dan Durant terpilih menjadi kapten masing-masing. Mereka pun memilih pemain bergantian dalam draft jelang laga Tim LeBron vs Tim Durant, pada Jumat (5/3/2021) pagi WIB, disiarkan langsung oleh TNT.
Tim LeBron mendapat kesempatan memilih pertama. James mengambil peraih dua kali peraih Most Valuable Player (MVP) beruntun asal Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo. Setelah itu, dia yang bergantian giliran dengan Durant memilih Stephen Curry, Luka Doncic, dan Nikola Jokic.
Tim Durant, meski mendapat giliran kedua, tidak kalah kuat. Durant mengambil rekan satu timnya di Brooklyn Nets, Kyrie Irving, sebagai pemain pertama. Kemudian, dia melengkapi skuad dengan Joel Embiid, Kawhi Leonard, dan terakhir Bradley Beal.
Menurut James, dua pilihan pertamanya, Giannis dan Curry, sudah dipikirkan jauh-jauh hari. Pemain berjuluk ”Sang Raja” ini yakin Durant akan memilih Irving. Karena itu, dia memilih dua pemain tersebut yang dipercaya bisa saling melengkapi.
Saya punya sistem untuk memilih pemain terbaik yang paling cocok dengan kemampuan saya. Karena itu, saya sudah memikirkan siapa pilihan pertama, pilihan tim lawan, lalu mulai menentukan pilihan kedua. Saya tidak tahu lagi setelah itu karena banyak pemain hebat yang tersisa.
”Saya punya sistem untuk memilih pemain terbaik yang paling cocok dengan kemampuan saya. Karena itu, saya sudah memikirkan siapa pilihan pertama, pilihan tim lawan, lalu mulai menentukan pilihan kedua. Saya tidak tahu lagi setelah itu karena banyak pemain hebat yang tersisa,” kata James yang empat tahun beruntun menjadi kapten.
Baca juga: Akhir Kontroversi dan Tuan Rumah yang Terpuruk
Setelah skuad inti terbentuk, draft dilanjutkan untuk memilih tim cadangan. Kali ini, giliran Tim Durant yang mendapat kesempatan pertama. Durant lagi-lagi memilih langsung rekan satu timnya, James Harden. Kemudian, dia melengkapi tim dengan Devin Booker, Zion Williamson, Zach LaVine, Julius Randle, Nikola Vucevic, dan Donovan Mitchell.
Sementara itu, Tim LeBron mengambil megabintang Portland Trail Blazers, Damian Lillard, sebagai pemain cadangan pertama. Sisanya, James memilih Ben Simmons, Chris Paul, Jaylen Brown, Paul George, Domantas Sabonis, dan Rudy Gobert.
Draft ini berlangsung santai. Durant dan James beberapa kali saling bercanda dalam pemilihan. Misalnya, Durant sempat kesal ketika James memilih Simmons ke dalam skuad cadangan. ”Sial. Saya mau Simmons. Saya sangat menginginkan dia,” kata Durant.
Hal nyaris serupa dilakukan James ketika Durant memilih bintang muda fenomenal, Williamson. Meski begitu, keduanya menolak ketika ditawarkan pertukaran pemain seusai draft.
James mengaku sudah puas dengan pilihannya. ”Saya sangat puas. Kami berdua memilih tim yang diinginkan masing-masing. Tim Durant terlihat sangat kuat, begitu juga dengan tim saya. Semoga kami bisa memberikan gim terbaik nanti,” ucap pebasket 36 tahun tersebut.
Walaupun ikut memilih tim, Durant tidak akan berlaga di All-Star pada Senin pagi WIB karena sedang cedera. Posisinya akan digantikan oleh bintang Boston Celtics, Jayson Tatum. Meski begitu, dia tetap antusias. ”Saya tidak sabar untuk menonton permainan ini,” sebut Durant.
Penuh intrik
Dalam draft, termasuk tahun ini, terlihat bagaimana setiap kapten punya strategi membentuk tim terbaik. Mereka tidak mau kalah dalam pertarungan gengsi setahun sekali di ajang ”Perang Bintang”.
Di sisi lain, pemilihan pemain juga kerap digunakan para kapten untuk kepentingan di luar ajang. Contohnya, pada Draft All-Star 2019. Ketika itu, James digosipkan memilih pemain untuk direkrut sebagai rekan di Los Angeles Lakers. ”Sang Raja” mencari rekan megabintang untuk berduet dengannya di klub.
James memilih Durant, Irving, Leonard, dan Harden sebagai tim inti. Lalu, Anthony Davis dan Klay Thompson sebagai cadangan. Faktanya, semua pemain itu sedang dalam situasi mendekati habis kontrak ataupun meminta pertukaran ke tim lain.
Gosip ini terbukti dengan Davis yang pindah ke Lakers pada musim berikutnya. Intrik ini berujung manis. James bersama Davis sukses menjuarai NBA pada musim lalu.
Pengamat NBA Skip Bayless menilai, James kembali melakukan intrik serupa, hanya saja tujuannya bukan untuk juara. James memilih Doncic, diduga untuk rencana masa depan membangun merek sepatu baru, di bawah Nike, yang akan bernama ”Tim LeBron”. ”LeBron pernah mengajak Doncic ke dalam mereknya. Pemilihan Doncic sangat mungkin, untuk tujuan itu lagi,” katanya.
Dalam siniar (siaran digital melalui internet) Road Trippin’ pada Desember 2020, James mengatakan ingin menjadikan Doncic sebagai pemain pertama yang akan menggunakan mereknya nanti. Namun, dia perlu menunggu karena Doncic telah menandatangani kerja sama dengan merek sepatu ternama, Jordan, pada akhir 2019.
Di sisi lain, Durant juga membawa kepentingan pribadi dan klub dalam draft tersebut. Dia mengambil rekan satu timnya di Nets, Irving, di tim inti dan Harden di tim cadangan, lebih dulu ketimbang pemain lain.
Baca juga: Pesan Ancaman Tim Super Nets
Padahal, tidak ada aturan baku memilih pemain dalam draft. Dia bisa saja tidak memilih rekannya. Namun, Durant justru bermain aman. Bahkan, ketika memilih Harden, dia tidak menyebutkan nama. ”Ini hal yang sudah pasti. Saya memilih dia karena bermain untuk Nets,” ucapnya.
Durant tampaknya sedang membangun keharmonisan tim super Nets. Dia tidak mau mengambil risiko problem isu kepercayaan dalam tubuh tim calon juara tersebut. Adapun tiga megabintang itu baru bersatu musim ini. Banyak pengamat menilai masalah ego dan kepercayaan akan menjadi tantangan besar bagi mereka. (AP)