Target lolos ke final sesuai posisi sebagai unggulan kedua di Swiss Terbuka tak mampu diselesaikan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Ganda campuran peringkat kedelapan dunia ini langsung tersisih pada babak pertama.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BASEL, RABU — Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja diharapkan bisa menembus final Swiss Terbuka untuk melapangkan jalan menuju Olimpiade Tokyo 2020. Namun, mereka justru tersingkir pada babak pertama. Keduanya pun harus siap dengan tantangan yang lebih berat pada sisa masa kualifikasi.
Swiss Terbuka di St Jakobshalle, Basel, 2-7 Maret, bermakna lebih penting untuk Hafiz/Gloria karena turnamen kategori BWF World Tour Super 300 itu termasuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Ajang olahraga terbesar di dunia itu dimundurkan setahun, menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021, karena pandemi Covid-19.
Maka, alih-alih mendaftarkan ke All England (17-21 Maret) yang lebih prestisius dengan kategori BWF Super 1000, tim pelatih dan PP PBSI mendaftarkan Hafiz/Gloria ke Swiss Terbuka. Dengan level turnamen lebih rendah dan menjadi unggulan kedua, pasangan ini seharusnya bisa menembus final, seperti yang diharapkan pelatih ganda campuran pelatnas, Richard Mainaky.
Akan tetapi, Hafiz/Gloria hanya tampil satu kali karena langsung kalah pada babak pertama, Rabu (3/3/2021) dini hari WIB. Ganda peringkat kedelapan dunia itu dikalahkan Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponappa (India), 18-21, 10-21.
Lawan yang sama mengalahkan Hafiz/Gloria pada babak pertama Yonex Thailand Terbuka, 12-17 Januari, ajang pertama dari tiga turnamen yang digelar dalam ”gelembung” Thailand. Kala itu, Hafiz/Gloria kalah 11-21, 29-27, 16-21.
Asisten pelatih ganda campuran, Nova Widhianto, yang mendampingi tim Indonesia di Swiss, menilai, tempo permainan pelan yang diperagakan Hafiz/Gloria menguntungkan lawan. Hal ini memberi peluang Rankireddy/Ponnappa untuk bermain cepat dengan pukulan bertenaga. Kemampuan itu dimiliki Rankireddy karena dia pun bermain pada nomor ganda putra bersama Chirag Shetty.
”Hafiz/Gloria tidak berani mengubah pola main meski sebenarnya sudah buntu. Sudah saya ingatkan, tetapi mainnya tetap tak berubah dan mereka seakan pasrah. Jadi, lawan pun menang mudah pada gim kedua,” ujar Nova.
Juara dunia ganda campuran 2005 dan 2007 bersama Liliyana Natsir itu menambahkan, sebagai pemain senior, Hafiz/Gloria seharusnya tak terbeban fakta bahwa mereka harus mendapat banyak poin untuk berpeluang lolos ke Tokyo.
Dengan posisi saat ini, peringkat kedelapan daftar peringkat ”Menuju Tokyo”, Hafiz/Gloria bisa menjadi salah satu dari dua wakil ganda campuran Indonesia di Olimpiade. Wakil lainnya adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada peringkat keempat. Dua pasangan senegara pada peringkat delapan besar memenuhi syarat untuk mendapat kuota dua wakil pada nomor ganda.
Akan tetapi, tipisnya selisih poin dengan, setidaknya, tiga pasangan di bawah mereka, membuat tempat posisi peringkat kedelapan riskan digantikan pasangan negara lain.
Hafiz/Gloria tidak berani mengubah pola main meski sebenarnya sudah buntu. Sudah saya ingatkan, tetapi mainnya tetap tak berubah dan mereka seakan pasrah. Jadi, lawan pun menang mudah pada gim kedua.
Dua dari tiga pasangan yang bisa merebut posisi Hafiz/Gloria tampil di Basel dan memenangi babak pertama. Mereka adalah Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris) dan Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai (Malaysia). Seperti Indonesia, Malaysia berupaya mendapat dua tiket ganda campuran dengan adanya Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di peringkat ketujuh.
Tak terbeban
Sebelum berangkat ke Swiss, Gloria sebenarnya menyatakan tak terbeban dengan posisi aman yang didapat Praveen/Melati. Pemain berusia 27 tahun itu justru menjadikannya sebagai motivasi untuk mendapat tiket menuju Tokyo. Namun, penampilan di lapangan tak menggambarkan semangatnya.
”Ada faktor nonteknis yang tidak bisa saya utarakan. Namun, sepulang mereka dari Swiss, kami dan ketua bidang pembinaan prestasi akan duduk bersama untuk membahas apa yang harus dilakukan ke depan,” ujar Richard.
Pelatih yang telah mengantarkan tiga ganda campuran Indonesia meraih medali di Olimpiade itu mengatakan, dengan hasil buruk di Swiss, Hafiz/Gloria justru harus lebih siap dengan tantangan lebih besar. ”Peluang lolos ke Olimpiade masih ada, tetapi tantangan akan lebih berat. Mereka harus merasa tertantang, bukan terbeban. Selama kualifikasi masih berjalan, tak boleh menyerah,” kata Richard.
Selain Hafiz/Gloria, kekalahan dialami ganda campuran lainnya, Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso. Mereka kalah dari Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia), 13-21, 12-21.
Hasil itu membuat Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari menjadi satu-satunya ganda campuran ”Merah Putih” yang melaju ke babak kedua. Setelah menang atas Lee Jhe Huei/Hsu Ya Ching (Taiwan), 21-13, 21-15, mereka akan berhadapan dengan Rankireddy/Ponnappa.
Pada babak pertama yang berlangsung Rabu, ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan menjadi wakil pertama Indonesia yang melangkah ke babak kedua. Mereka menang atas Jason Anthony Ho Shue/Nyl Yakura (Kanada), 15-21, 21-14, 21-17.