Fenonema ”Dewa Kipas”, Bukti Catur Indonesia Masih Dipandang Sebelah Mata
Pecatur Indonesia sejatinya punya potensi. Namun, sering kali, kemenangan mereka belum diakui dunia. Ini jadi pelecut PB Percasi agar bisa melahirkan lagi pecatur tangguh yang dihormati dunia, seperti GM Utut Adianto.
Jagat media sosial dihebohkan pecatur tak terkenal asal Indonesia dengan nama akun Dewa_Kipas yang berhasil mengalahkan pecatur daring populer asal Amerika Serikat dengan akun GothamChess pada laga catur cepat 10 menit di aplikasi Chess.com, Selasa (2/3/2021). Kemenangan Dewa_Kipas tidak diterima GothamChess dan penggemarnya yang menyaksikan laga via akun Twitch. Hal ini berujung dengan pemblokiran akun Dewa_Kipas dari layanan gim catur daring tersebut.
Ali Akbar yang belakangan diketahui sebagai anak pemilik akun Dewa_Kipas dalam pernyataan di Facebook pribadinya, Kamis (4/3/2021) pagi, sempat mengabarkan bahwa akun ayahnya diblokir atau ditutup oleh admin Chess.com karena dianggap curang dalam laga tersebut. Pendukung GothamChess diduga secara massal melaporkan dugaan kecurangan akun Dewa_Kipas kepada admin layanan gim tersebut.
Boleh jadi, Dewa_Kipas dikira curang karena statistiknya timpang dibandingkan GothamChess. Dewa_Kipas baru memiliki Elo rating 2.311 dengan delapan pengikut di Chess.com, sedangkan GothamChess telah mencapai Elo rating 2.421 dengan 19.064 pengikut di layanan gim tersebut. Belum lagi tingkat akurasi permainan Dewa_Kipas mencapai 93,5 persen dalam laga itu, sedangkan lawannya 81 persen. Maka itu, Dewa_Kipas dituduh menggunakan alat bantu.
Dalam pernyataan yang dikirim oleh admin Chess.com, mereka menilai akun Dewa_Kipas telah melakukan pelanggaran aturan permainan yang adil atau fair play policy. Mereka hanya berusaha untuk menjaga integritas permainan dalam layanannya sehingga melarang segala bentuk kecurangan, seperti menggunakan bantuan pendamping/asisten dan mesin/komputer.
GothamChess dalam pernyataan di Twitter pribadinya, Rabu (3/3/2021), sempat meminta admin Chess.com perlu membuat sistem keamanan lebih baik agar permainan bisa lebih jujur. ”Situs dan penyelenggara catur perlu memasarkan acara dengan lebih baik. Terasa seperti penggemar tidak tahu ke mana harus mencari dan hanya bertanya satu sama lain,” ujarnya.
Namun, kedua pihak sudah mencoba berdamai. Ali Akbar telah menghapus pernyataan awalnya yang telah mendapatkan perhatian masyarakat Indonesia secara luas sehingga turut menyerang akun media sosial GothamChess. Bahkan, dia meminta masyarakat tidak lagi menghujat GothamChess yang memiliki nama asli Levy Rozman tersebut.
Tolong berhenti menyerang akun GothamChess. Masalah kami sudah mendapatkan titik terang. Sebagai tanda persahabatan, Levy akan mengadakan acara khusus catur yang melibatkan pemain-pemain terkenal di Indonesia.
”Tolong berhenti menyerang akun GothamChess. Masalah kami sudah mendapatkan titik terang. Sebagai tanda persahabatan, Levy akan mengadakan acara khusus catur yang melibatkan pemain-pemain terkenal di Indonesia,” terang Ali Akbar di Facebook pribadinya, Kamis siang.
Adapun Levy melalui akun Twitter GothamChess menyampaikan, dirinya telah berbicara dengan Ali Akbar dan sepakat untuk berdamai. ”Saya telah berbicara dengan Ali Akbar, putra lelaki pemilik akun Dewa_Kipas. Kami sepakat untuk mencari solusi yang positif. Akan segera dibahas,” katanya coba menenangkan fenomena yang menjadi trending topic Twitter tersebut.
Pensiunan pecatur
Lalu, siapakah sebenarnya Dewa_Kipas yang bisa menaklukkan GothamChess yang juga memiliki pengikut 93.100 di Twitter, 347.000 di Twitch, dan 699.000 di Youtube? Dari keterangan Ali Akbar, Dewa_Kipas adalah nama samaran ayahnya, Dadang Subur.
Ayahnya merupakan pensiunan pecatur yang berusia 50-an tahun. ”Nama Dewa_Kipas itu sudah dipakai ayah saya 10 tahun lebih. Nama itu berasal (terinspirasi) dari nama bat pingpong kesayangannya, model hurricane king yang dipakai oleh mantan juara dunia tenis meja Wong Li Kin (Wang Liqin),” jelas Ali Akbar.
Menurut foto dan video yang diunggah Ali Akbar lewat Google Drive, Rabu, ayahnya telah menggeluti catur sejak lama. Bahkan, Dadang pernah menjadi atlet daerah Kalimantan Barat yang pernah menjuarai Kejuaraan Catur Sekota Singkawang, Kalimantan Barat, pada 2005 dan pernah mengikuti Pra-PON Ke-18 Zona Kalimantan di Pontianak, Kalimantan Barat, pada 2011. Selepas pensiun, ayahnya masih rutin belajar dan mencatat semua hasil belajar secara manual di buku.
Beberapa waktu terakhir, kata Ali Akbar di Facebook, Kamis, ayahnya tertarik bermain dan belajar catur dari aplikasi Shredder Chess. Di layanan itu, ayahnya hanya bisa bertanding dengan robot atau komputer. Dengan tekun, sehabis bertanding, dia mencatat dengan tangan satu per satu jalannya laga dan coba mempelajarinya. Kemudian, dia mencoba bermain dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dan terus begitu.
Tiga minggu lalu, Ali Akbar memperkenalkan ayahnya dengan aplikasi Chess.com yang memungkinkan bermain dengan pemain lain secara daring. Ayahnya sangat girang karena bisa benar-benar bertanding melawan manusia, bukan hanya robot.
Sejak itu, Dadang seperti kecanduan dan bermain tanpa henti. Karena bermain mulai dari Elo rating 800 atau terendah, dia termotivasi untuk mengejar Elo rating yang pernah dicapainya di Shredder Chess, sekitar 2.400. Tak pelak, setelah tiga minggu, dia sudah menembus Elo rating 2.311 di Chess.com sebelum akunnya ditutup.
”Ayah saya ingin bertemu dengan pemain terkenal Indonesia dalam laga peringkat di Chess.com, seperti Grand Master (GM) Susanto Megaranto. Jadi, dia mendorong Elo rating-nya sampai suatu hari nanti dia bisa bertemu idolanya tersebut,” tuturnya.
Tidak istimewa
Dengan latar belakang sebagai pecatur, tak berlebihan jika Dewa_Kipas alias Dadang Subur mampu mengalahkan GothamChess. Dadang pun mengatakan tidak ada yang istimewa atas kemenangan tersebut. Dia hanya memainkan strategi catur yang dipelajari dan dihafalnya dari banyak berlaga dengan robot di Shredder Chess. Dia mengaku sudah bermain ratusan kali di aplikasi itu dengan hasil, antara lain, kalah 100-an kali, remis 40-an kali, dan menang atas GM empat kali.
”Kalau dikira gerakan saya gerakan komputer, ya karena saya belajar terus dari bermain dengan robot (di Shredder Chess). Saya catat semua hasil pertandingan dan saya pelajari. Dan semua teori gerakan catur itu sama saja. Tidak selalu semua teori itu bisa dijalankan, makanya kadang akurasi bisa 90-an persen dan bisa juga kurang,” ujarnya dalam keterangan video yang direkam dan diunggah Ali Akbar di Facebook.
Dadang menuturkan, dalam laga itu, dirinya hanya fokus menjaga bangunan permainan sambil menanti lawan lengah. Peluangnya menang terbuka saat GothamChess melakukan gerakan kurang maksimal di langkah ke-19. Ketika itu, dia yang bermain dengan buah hitam memajukan pion dari g5 ke g4 di langkah ke-18, sedangkan lawan membalas dengan memajukan kuda f3 ke e5 di langkah berikutnya. ”Setelah itu, saya memajukan kuda e5 untuk memakan kuda putih di d2. Dari sana, saya mulai unggul,” katanya.
Dari analisis Chess.com, GothamChess melakukan dua kali gerakan blunder yang fatal. Pertama, dia menggeser benteng dari h6 ke f6 di langkah ke-31. Kedua, dia memajukan banteng c1 ke c7 untuk memukul benteng lawan di langkah ke-32. Dua gerakan blunder itu membuat dirinya terpojok dan kalah di langkah ke-35. ”Saya sudah biasa melawan dan menang atas pecatur predikat master. Bahkan, saya pernah menang lawan GM (di gim daring),” tutur Dadang.
Akan tetapi, admin Chess.com tampaknya bersikukuh ada pelanggaran pada akun Dewa_Kipas sehingga terjadi pemblokiran. Bahkan, tindakan itu dilakukan tanpa tekanan dari siapa pun. ”Kami tidak akan pernah menutup akun berdasarkan sejumlah laporan dari GothamChess atau akun lain atau komunitas mereka. Semua pemblokiran dilakukan oleh tim fair play setelah ditinjau secara cermat sesuai dengan kebijakan fair play kami,” ujar Chess.com dalam akun Twitter resminya, Kamis.
Pernah dialami atlet
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kristianus Liem mengutarakan, fenomena kemenangan pecatur Indonesia atas pecatur asing yang tidak diakui pernah pula dialami pecatur nasional GM Novendra Priasmoro (2.502). Itu sewaktu mengikuti turnamen catur kilat minggu di Chess.com, Titled Tuesdays, sekitar enam bulan lalu. Turnamen itu cukup bergengsi karena diikuti sampai 50-an GM karena berhadiah cukup besar.
Saat itu, Novendra bisa mengalahkan pecatur kuat kelahiran Rusia tetapi membela Amerika Serikat, GM Super (Elo rating di atas 2.600) Gata Kamsky (2.665), dalam salah satu laga. Seusai laga, Kamsky tidak menerima hasil itu dan melaporkan dugaan kecurangan yang dilakukan Novendra. Pecatur berusia 46 tahun yang pernah mencapai Elo rating 2.763 pada Juli 2013 itu mengira Novendra menggunakan alat bantu karena terlihat akurasi gerakannya mencapai 98 persen.
”Gata tidak percaya karena akun Novendra masih menggunakan predikat FM (FIDE Master) walaupun saat itu gelarnya sudah mencapai GM. Dia semakin marah-marah karena sehabis kekalahan itu konsentrasinya terganggu dan bermain jelek di laga-laga berikutnya. Bahkan, dia minta akun Novendra dicek dan diblokir,” kata Kristianus.
Setelah kejadian itu, lanjut Kristianus, akun Novendra sempat diperiksa, tetapi tidak terbukti ada pelanggaran sehingga tidak diblokir. ”Gata akhirnya mengakui keistimewaan Novendra dalam melihat posisi sekakmat. Novendra sering enggak mikirin kalah materi, tapi lebih mengarahkan pada mematikan raja lawan. Dalam laga itu, Gata mau merebut satu bidak yang dibiarkan Novendra. Ternyata, Novendra malah memasang jaring-jaring sekakmat yang enggak disadari Gata,” tuturnya.
Karena pandemi Covid-19, catur daring memang sedang digemari oleh atlet maupun masyarakat. Dalam masa pandemi, tak sedikit prestasi ditorehkan oleh dunia catur Indonesia, seperti tim campuran lolos dari Divisi Kedua ke Divisi Utama Olimpiade Catur Daring 2020 pada Agustus tahun lalu dan tim putri runner-up kejuaraan beregu Piala Asia Catur 2020 pada Oktober tahun lalu.
Walakin, insiden yang dialami Dewa_Kipas dan Novendra turut menyadarkan bahwa dunia catur Indonesia belum sepenuhnya diakui. Pecatur Indonesia yang sejatinya punya potensi masih diragukan oleh dunia tatkala memenangi laga krusial, dianggap kebetulan ataupun diduga ada kecurangan.
Ini sudah sepatutnya menjadi pelecut semangat Percasi agar bisa melahirkan kembali pecatur tangguh yang dihormati dunia, seperti GM Utut Adianto yang pernah menjadi GM Super dengan Elo rating tertinggi 2.615 pada Januari 1998. Kehadiran Utut-Utut baru akan membuat kemenangan Dewa_Kipas dan Novendra tak sekadar angin lalu, melainkan puting beliung yang tak dipandang sebelah mata.