Pesan Ancaman Tim Super Nets
Meskipun tanpa Kevin Durant, Brooklyn Nets tetap beringas dalam 10 laga terakhir. Ini menunjukkan betapa superiornya kekuatan tim super tersebut.
Banyak pengamat NBA memvonis, duo megabintang James Harden dan Kyrie Irving tidak akan bisa melebur di Brooklyn Nets. Mereka, yang berposisi sebagai point guard, akan ”memakan” satu sama lain dengan ego besarnya. Namun, sejauh ini, prediksi ini terbukti salah besar.
Tanpa sosok Kevin Durant yang cedera sejak pertengahan Februari, Nets bertopang pada Harden dan Irving. Alih-alih tersungkur, mereka justru tak terbendung dengan 7 kemenangan dalam 8 pertandingan terakhir.
Satu-satunya kekalahan yang ditelan tim super ini hanya dari Dallas Mavericks, 98-115. Ketika itu, Irving diistirahatkan oleh sang pelatih Steve Nash. Harden terpaksa bertarung sendirian melawan tim ”kuda hitam” yang diperkuat Luka Doncic tersebut.
Baca juga : Saga Fenomenal James Harden Libatkan Empat Tim
Sisanya, saat Harden dan Irving berpasangan di lapangan, Nets sama sekali tidak tergoyahkan. Selama periode hujan kemenangan, mereka menaklukkan tim terbaik dari Wilayah Barat, duo Los Angeles, Lakers dan Clippers, serta Phoenix Suns.
Tren yang dijalani Nets merupakan sebuah anomali. Tim asuhan Nash ini tampak tidak banyak terpengaruh meski kehilangan pencetak skor paling efektif, Durant, yang musim ini rata-rata menghasilkan 29 poin, 7,3 rebound, dan 5,3 asis.
Fakta mengejutkan lain, Nets menghasilkan rata-rata 122,5 poin meskipun tanpa Durant. Jumlah poin itu merupakan yang tertinggi di NBA. Padahal, saat bersamaan, mereka menghadapi Lakers dan Clippers, dua tim yang punya rating bertahan terbaik di liga.
Jelas, hasil mengagumkan ini merupakan pesan bagi seluruh tim NBA. Tim super Nets telah mengubah potensi menjadi kekuatan nyata yang sangat mematikan. Kekuatan itu akan semakin mengerikan seiring datangnya Durant.
Ketika Nets mendapatkan KD kembali, setelah jeda (All-Star), hanya satu tim yang bisa mengalahkan mereka: diri mereka sendiri.
”Ketika Nets mendapatkan KD kembali, setelah jeda (All-Star), hanya satu tim yang bisa mengalahkan mereka: diri mereka sendiri,” tegas pengamat NBA, Skip Bayless, dalam akun Twitter miliknya.
Mengubah bencana
Kesuksesan Nets sejauh ini tidak lepas dari peran Nash mengatasi potensi bencana dengan bersatunya Harden dan Irving. Seperti dikhawatirkan sebelumnya, keduanya akan tumpang tindih karena memiliki posisi sama sebagai pengatur serangan tim, juga punya ego besar khas pemain megabintang.
Namun, Nash ternyata mampu membagi peran kedua pemegang bola paling dominan di NBA ini dengan sangat sempurna. Pembagian peran sukses mengubah potensi bencana Nets menjadi berkah terbesar saat ini.
Baca juga : Ketika Tim Super Kembali Menginvasi Liga
Harden diberikan kepercayaan sebagai pengatur serangan atau point guard murni tim. Tugasnya dijalankan sangat baik. Dalam 10 laga terakhir, pebasket dengan berewok tebal ini menghasilkan rata-rata 27,3 poin, 9,6 rebound, dan 10,6 asis.
Jumlah poin Harden meningkat cukup tinggi ketika tidak ada Durant. Data tersebut memperlihatkan, dia jauh lebih aktif mencetak poin untuk mengisi ketidakhadiran Durant di lapangan.
Irving lebih berperan sebagai eksekutor tim dan pembongkar pertahanan lawan. Dalam periode yang sama dengan Harden, dia menyumbang rata-rata 27,1 poin, 5 rebound, dan 6,4 asis.
Pembagian tugas tiga megabintang tim sangat merata. Ketika Durant tampil, Irving akan menjadi eksekutor kedua, disusul Harden. Sementara itu, Harden dipercaya sebagai pengatur serangan utama, disusul Irving. Tanpa Durant, urutan pembagian peran ini tetap berlaku, hanya saja dibagi untuk dua pemain.
Baca juga : Reuni Menggemparkan Sang Sahabat Durant-Harden
Irving bisa menerima pembagian peran ini. Meski tidak lagi dominan sebagai pengatur serangan utama, seperti sebelum Harden datang, perannya tetap penting untuk tim. Hal itu dibuktikan dengan kontribusi poin dan asis yang tidak berkurang.
Pebasket dengan gaya basket jalanan ini mengaku senang dengan peran barunya. ”Ketika James menjadi James, itu membuat tugas kami semua jadi lebih mudah. Saya tidak sabar untuk terus berada di sampingnya dan mencatatkan nama bersama di sejarah Nets,” kata Irving setelah menang melawan San Antonio Spurs, Selasa (2/3/2021).
Di sisi lain, Nets bisa tetap kokoh tanpa Durant karena kehebatan absolut Harden. Mantan ikon Houston Rockets ini sedang memanggungkan permainan terbaik sepanjang kariernya. Pengamat NBA, Stephen A Smith, sampai menyebutnya sebagai pebasket terbaik saat ini.
Harden seakan ingin membuktikan, dirinya pantas diberi kepercayaan sebagai point guard utama tim. Dia pun berhasil membuktikan tersebut, sekaligus mendapat rasa hormat dari Irving.
Kehebatannya sebagai pengatur serangan diperlihatkan dalam laga melawan Spurs. Dia baru saja memecahkan rekor baru sebagai pemain dengan 30 poin, 14 rebound, dan 15 asis atau triple double, tanpa sekali pun membuat turnovers. Menurut ESPN, belum ada satu pemain pun yang mampu menyamai capaian tersebut sejak data turnovers dihitung tahun 1977-1978.
Pencapaian poin dan asis sangat tinggi tanpa sebuah kesalahan atau turnovers menunjukkan kualitasnya sebagai pengatur serangan terbaik saat ini. ”Jika saya adalah point guard dan rekan setim serta staf pelatih memberi saya tanggung jawab itu, saya harus melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan operan saya, membuatnya tepat setiap saat,” sebut Harden kepada ESPN.
Kedalaman skuad
Salah satu keraguan besar lain terhadap tim super Nets adalah kedalaman skuad. Mereka menukar empat pemain pelapis solid dalam tim, seperti Caris LeVert dan Jarrett Allen, untuk Harden.
Meski begitu, keraguan tersebut bisa diatasi Nets. Selain trio megabintang, skuad mereka masih tetap bagus dalam rotasi dengan forward Joe Harris serta duo guard cadangan Bruce Brown dan Landry Shamet.
Baca juga : Taring Sebenarnya Tim Super Nets
Selama tidak ada Durant, ketiganya berkontribusi terhadap sekitar 30 persen poin Nets. Mereka sangat membantu bagi duo Harden dan Irving, terutama Harris yang sangat efektif lewat lemparan jauhnya. Musim ini, Harris mencatatkan akurasi hingga 50 persen dari tembakan tiga poin, salah satu yang terbaik di liga.
Semakin kompaknya tim super Nets bisa lebih berbahaya dengan masuknya kembali Durant. Terakhir kali Durant bermain, mereka meremukkan juara tiga kali NBA pada dekade lalu, Golden State Warriors, 134-117.
Tim super ini berhasil membuktikan kekhawatiran terhadap mereka satu per satu. Mereka justru akan lebih kuat dalam waktu dekat karena Durant segera kembali ke dalam tim.
Namun, kekuatan super ini juga dibarengi dengan beban dan target ekstra besar. Tidak ada toleransi bagi mereka selain menjuarai NBA musim ini. Jika tidak mampu, tim super yang digadang-gadang paling dominan sepanjang sejarah ini dipastikan gagal total. (AP)