Imbauan lisan agar fans tidak berkerumun saat menyaksikan Piala Menpora 2021 dianggap tidak cukup. Sosialisasi yang dilakukan klub dan kelompok pendukung perlu dibarengi dengan aturan tertulis yang mengikat.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR, KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI dan PT Liga Indonesia Baru atau LIB memiliki pekerjaan rumah besar untuk meredam kehadiran para fans yang selalu ingin hadir langsung menonton tim kesayangannya berlaga di stadion pada ajang Piala Menpora 2021. Meski seluruh pihak telah melakukan sejumlah imbauan, aturan baku yang jelas dan tertulis diharapkan hadir untuk mempermudah sosialisasi kepada anggota kelompok pendukung.
Dalam sejumlah persyaratan yang terdapat dalam surat izin keramaian yang dikeluarkan Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo untuk pelaksanaan Piala Menpora 2021 terdapat poin yang melarang adanya kerumunan, baik berupa berkumpul di sekitar stadion maupun nonton bareng di kafe atau restoran.
Merujuk hal itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, serta Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita dalam sejumlah kesempatan meminta para pencinta sepak bola untuk menonton dari rumah saja. Pasalnya, larangan berkerumun itu akan menjadi bahan evaluasi Polri sebelum mengeluarkan izin keramaian untuk Liga 1 2021.
Akan tetapi, hal itu tentu bukan hal mudah. Pasalnya, sejak PT LIB mengubah format kompetisi kasta tertinggi di Indonesia menjadi Liga 1 pada edisi 2017, hukuman laga tanpa penonton yang dijatuhkan kepada sebuah klub tidak menjamin hukuman itu dipatuhi oleh kelompok pendukung klub tersebut. Meskipun tidak hadir di tribune stadion, para pendukung sering kali hadir dan berkumpul di kawasan sekitar stadion untuk memberikan dukungan moral kepada tim kebanggaannya.
Oleh karena itu, Ketua Umum The Jakmania Dicky Soemarno berharap PSSI dan PT LIB tidak hanya memberikan imbauan lisan untuk klub dan kelompok pendukung agar tidak berkerumum. Ia mengungkapkan, The Jakmania dan Persija Jakarta adalah satu bagian yang selalu mematuhi regulasi yang ada, tetapi ketika larangan berkerumun itu hanya berupa pernyataan lisan, hal itu akan menyulitkan tim dan kelompok pendukung untuk menggiatkan sosialisasi.
Kami belum menerima sosialisasi terkait larangan berkerumun itu, jadi kami dan klub (Persija) masih menunggu aturan resmi dari federasi dan operator mengenai Piala Menpora.
”Kami belum menerima sosialisasi terkait larangan berkerumun itu, jadi kami dan klub (Persija) masih menunggu aturan resmi dari federasi dan operator mengenai Piala Menpora. Harus jelas dulu aturannya baru kami bisa melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada ribuan anggota,” ujar Dicky di Jakarta, Minggu (28/2/2021).
Selama ini The Jakmania adalah salah satu kelompok pendukung yang setia mengawal laga tim kesayangannya di Liga 1. The Jakmania selalu hadir bahkan ketika Persija harus menjalani laga kandang di luar Jakarta, seperti di Stadion Sultang Agung, Bantul (Yogyakarta), pada musim 2018.
Sementara itu, Ketua Viking Heru Joko mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Persib Bandung untuk melakukan sosialisasi kepada seluruh pendukung Persib agar tidak berkerumun ketika menyaksikan laga Persib di Piala Menpora. Menurut dia, seluruh pihak harus mematuhi aturan yang telah diberikan pemerintah dan Polri agar Liga 1 2021 bisa bergulir.
”Kami akan berusaha memberikan contoh bahwa nobar itu dilarang. Melarang pendukung berkerumun itu pasti sulit, tetapi kami akan membantu klub agar setiap anggota patuh menonton laga Persib dari rumah saja,” kata Heru.
Adapun Piala Menpora 2021 akan dilangsungkan pada 21 Maret hingga 25 April 2021. PT LIB telah menetapkan empat kota penyelenggaraan Piala Menpora, yaitu Bandung (Jawa Barat), Sleman (Yogyakarta), Solo (Jawa Tengah), dan Malang (Jawa Timur).
Peserta Piala Menpora adalah 18 tim Liga 1 2020 untuk menyiasati kerumunan, Persib, Arema FC, PSS Sleman, dan Bhayangkara Solo FC tidak akan bermain di kandang mereka.
Pemain Persebaya Surabaya, Mahmoud Eid (depan), berusaha melewati penjagaan Pemain Persik Kediri Ady Eko Jayanto dalam Shopee Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2/2020).Mulai sosialisasi
Selain mempersiapkan tim untuk Piala Menpora 2021 yang akan bergulir, 21 Maret hingga 25 April, Arema Malang juga sudah memulai sosialisasi untuk para pendukung agar patuh menyaksikan pertandingan dari rumah. Untuk itu, Arema telah menggelorakan kampanye tagar #dukungdarihamur di seluruh akun media sosial.
Media officer Arema FC Sudarmaji mengatakan, klub memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi kepada para pendukung agar tidak berkerumun. Kampanye itu, lanjutnya, sengaja menyelipkan unsur malangan supaya para Aremania, sebutan pendukung Arema FC, bisa memahami dan mengikuti kampanye itu.
”Selain kampanye tagar itu, kami juga sedang merumuskan bagaimana kampanye itu tidak hanya imbauan, tetapi juga dapat menghadirkan konsep menarik bagi Aremania saat menyaksikan pertandingan dari rumah masing-masing,” kata Sudarmaji.
Sementara itu, Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita menjelaskan, pihaknya tengah mempertimbangkan berbagai masukan dari klub dan kelompok pendukung terkait larangan berkerumun itu. Hal itu, lanjut Hadian, salah satunya terkait aturan yang mengikat kepada tim apabila larangan berkumpul itu dilanggar oleh pendukung klub tertentu.
”Sebagai langkah awal, kami berterima kasih kepada klub dan kelompok pendukung yang telah melakukan kampanye untuk meminta pendukungnya tidak berkerumun dan nonton di rumah,” kata Hadian.
Untuk memanjakan para pendukung, PT LIB berkomitmen untuk menyajikan seluruh laga Piala Menpora 2021 secara gratis di televisi. Selain itu, Piala Menpora 2021 juga akan tersedia secara streaming yang bisa disaksikan di telepon pintar.
Direktur IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, tidak mengkhawatirkan fanatisme penonton yang ingin hadir langsung ke lapangan meksipun dilarang. Menurut dia, profil penonton basket didominasi oleh anak muda. Karena itu, mereka relatif lebih terbiasa dengan memanfaatkan siaran langsung pertandingan dari digital.
”Kita sudah paparkan dalam rapat koordinasi bersama Menpora dan Polri. Profil penonton basket itu relatif masih muda. Artinya mereka sudah biasa dalam hal digital. Ketika kita bilang tidak bisa ke lapangan, akan lebih mudah bagi mereka memahami,” katanya.
Penonton IBL biasanya juga didominasi oleh keluarga, mulai dari ayah, ibu, hingga anak kecil. Kansnya sangat kecil bagi mereka untuk memaksa datang di kondisi saat ini. Apalagi fanatisme terhadap kompetisi basket tidak sebesar ajang sepak bola ”Karena itu mereka seharusnya punya concern yang sama untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi ini,” kata Junas.
Selain itu, IBL juga akan diselenggarakan dalam sistem ”gelembung” di Robinson Cisarua Resort, Bogor, Jawa Barat. Sistem karantina dalam kawasan tersebut membuat penonton tidak bisa mengakses lapangan pertandingan.