Strategi Bertahan Tanpa Penonton
Kehadiran "fans"menyokong industri olahraga dari hasil penjualan tiket. Industri olahraga Tanah Air terus mencoba bertahan dari dampak pandemi Covid-19, meskipun pertandingan tak dihadiri para "fans".
Meski sulit harus menjalankan kompetisi tanpa penonton di tengah pandemi Covid-19, kompetisi olahraga nasional masih punya seribu jalan untuk bertahan.
Maret 2021, menjadi titik balik industri olahraga di Indonesia. Setelah setahun absen akibat jerat pandemi, kompetisi seperti Liga Bola Basket Indonesia (IBL) dan turnamen pramusim sepak bola Piala Menpora 2021 akan digelar, meskipun tanpa penonton.
Tanpa kehadiran penonton, IBL bersiasat dengan lebih mengandalkan sponsor. Di tengah pandemi, saat kompetisi lain kesulitan mencari dukungan dana, mereka justru mendapat cukup banyak sponsor.
Baca juga: Tim-tim Siap Bersiasat Hadapi Piala Menpora
Sponsor yang telah menadantangani kontrak beberapa tahun tetap bertahan, seperti Go-Jek, sedangkan ada beberapa sponsor baru yang datang, di antaranya Bank Mandiri.
Direktur IBL Junas Miradiarsyah, Minggu (28/2/2021), mengatakan, kuncinya adalah menawarkan keuntungan lebih kepada sponsor dengan berbagai konten virtual di dalam dan luar lapangan.
”Fans-nya kan tetap ada, pertandingan juga. Hanya medianya saja yang berubah. Biasa fans di lapangan, sekarang di layar kaca. Karena tidak ada penonton di lapangan, ini jadi peluang untuk memperkuat di digital,” kata Junas.
Contohnya, IBL sempat bekerja sama dengan Go-Jek membuat web series tentang keseharian pebasket. Itu merupakan salah satu cara mereka tetap mempertahankan sponsor, ketika kompetisi absen setahun.
Baca juga: IBL Menanti Efek Domino Piala Menpora
Berkah sponsor juga didapatkan oleh klub IBL, Satya Wacana Saints Salatiga. Di tengah pandemi, mereka justru punya sponsor baru untuk mengarungi musim depan, yaitu Bank Jateng.
Manajer Satya Wacana Zaki Iskandar melihat, kondisi saat ini justru jadi peluang besar bagi klub. Mereka bisa menggaet sponsor baru dengan potensi penonton. Eforia penonton dari siaran langsung digital akan membuncah karena sudah menanti lama.
Vakumnya kompetisi tidak membuat Satya Wacana hanya diam menunggu. Mereka justru menambah tim pemasaran. Tim asal Jawa Tengah ini juga memperbarui merek dengan menambah nama Saints sebagai panggilan tim.
Inovasi sepak bola
Inovasi serupa juga dilakukan oleh tim-tim sepak bola. Salah satu tim yang melakukan gebrakan dari sisi finansial ialah Persita Tangerang.
Manajemen klub berjuluk ”Pendekar Cisadane” itu menjadi pionir di Indonesia dalam pengelolaan stadion bersama pihak sponsor. Mulai akhir Januari 2021, markas Persita yang awalnya bernama Stadion Sport Center menjadi Stadion Indomilk Arena.
Perubahan nama stadion adalah bagian dari komitmen kerja sama kami dengan Indofood sebagai salah satu sponsor Persita. Langkah itu adalah salah satu inovasi kami dari sejumlah rencana inovasi yang meliputi infrastruktur, fasilitas, dan pernak-pernik tim untuk menyiasati ketiadaan penjualan tiket pertandingan.
”Perubahan nama stadion adalah bagian dari komitmen kerja sama kami dengan Indofood sebagai salah satu sponsor Persita. Langkah itu adalah salah satu inovasi kami dari sejumlah rencana inovasi yang meliputi infrastruktur, fasilitas, dan pernak-pernik tim untuk menyiasati ketiadaan penjualan tiket pertandingan,” ujar Direktur Komersial Persita Evelyn Cathy yang dihubungi, Minggu (28/2).
Secara terpisah, CEO Bali United Yabes Tanuri mengatakan, seluruh elemen Bali United tengah mempersiapkan diri untuk berkontestasi pada 2021.
Selain para pemain dan pelatih yang telah memulai latihan sejak Januari, manajemen juga berusaha menggaet sponsor baru untuk memenuhi kebutuhan operasional klub, terutama di Liga 1 2021 dan Piala AFC 2021, yang akan dilangsungkan tanpa penonton.
Baca juga : Bali United Antusias Sambut Turnamen Pramusim
Hingga awal tahun ini, tim berjuluk ”Serdadu Tridatu” itu masih menjalin kerja sama dengan sekitar 22 sponsor. Itu menjadikan Bali United sebagai salah satu tim dengan jumlah sponsor terbanyak di Indonesia. Bahkan, beberapa sponsor, seperti Wuling Motors, dan Indomie terus menghadirkan langkah-langkah kerja sama baru selama 2020. Wuling, misalnya, menyerahkan lima mobil untuk operasional klub, Desember lalu.
Tim lain, Persipura Jayapura, mulai menemui titik terang untuk memenuhi kebutuhan dana operasional menjelang berlaga di kompetisi tingkat nasional dan internasional pada 2021.
Setelah sempat membubarkan tim, Januari lalu, karena masalah finansial, tim berjuluk ”Mutiara Hitam” itu telah mendapatkan komitmen dari PT Freeport Indonesia untuk melanjutkan kerja sama.
Kepastian kerja sama itu pun diumumkan melalui unggahan foto di akun media sosial Persipura, 22 Februari lalu. Dalam foto itu terdapat tulisan ”We would like to Thank You PT Freeport Indonesia for 2021”.
”Kami masih menunggu kepastian kerja sama itu. Jadi, kami belum memastikan kapan memulai persiapan untuk latihan dan pemanggilan pemain dan pelatih,” kata Sekretaris Umum Persipura, Rocky Bebena.
Tanggung jawab penuh
Kini, setelah pemerintah memberikan jalan bagi dunia olahraga melanjutkan kompetisi, peserta maupun panitia penyelenggara dituntut bertanggung jawab menjalankan protokol kesehatan.
”Jangan sampai ada protokol yang tidak dijalani atau menutup-nutupi data (kalau ada yang positif Covid-19). Andai itu terjadi, sanksi pasti akan ditegakkan mulai dari teguran ataupun hukuman bagi pelanggar hingga menghentikan kejuaraan (Piala Menpora),” ujar Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto, Sabtu (27/2).
Sejauh ini, lanjut Gatot, protokol kesehatan yang dipresentasikan oleh PSSI ataupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) sudah ideal. Protokol itu dibuat dengan detail dan penuh kewaspadaan yang mengambil referensi dari aturan otoritas kesehatan nasional maupun internasional, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), hingga Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Pengamat olahraga Fritz E Simandjuntak menyampaikan, berkaca dari masa normal, kompetisi sepak bola nasional memiliki rekam jejak negatif. Mulai dari perkelahian antarpemain, sikap manajer yang berlebihan, kerusuhan suporter, hingga tidak tegas dalam memberikan sanksi ataupun saling lempar tanggung jawab.
”Saya berharap ada tim pengawas yang selalu memantau secara ketat guna memastikan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara disiplin sebelum dan sesudah laga. Sanksi pun patut ditegakkan secara tegas jika terjadi pelanggaran, seperti mendiskualifikasi pemain atau klub yang melanggar,” ujarnya.
PSSI dan PT LIB juga memiliki pekerjaan rumah besar untuk meredam kehadiran fans yang ingin menonton di stadion atau acara nonton bareng (nobar) di tempat umum.
Ketua Umum The Jakmania Dicky Soemarno berharap PSSI dan PT LIB tidak hanya memberikan imbauan lisan untuk klub dan kelompok fans agar tidak berkerumum. Ia mengungkapkan, The Jakmania dan Persija Jakarta selalu mematuhi regulasi yang ada, tetapi ketika larangan berkerumun itu hanya berupa pernyataan lisan, hal itu akan menyulitkan tim dan kelompok fans untuk menggiatkan sosialisasi.
Sementara itu, Ketua Viking Heru Joko mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Persib Bandung untuk melakukan sosialisasi kepada seluruh pendukung Persib agar tidak berkerumun ketika menyaksikan laga Persib di Piala Menpora.
”Kami akan berusaha memberikan contoh bahwa nobar itu dilarang. Melarang pendukung berkerumun itu pasti sulit, tetapi kami akan membantu klub agar setiap anggota patuh menonton laga Persib dari rumah saja,” kata Heru.
Media Officer Arema FC Sudarmaji mengatakan, klub memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi kepada para pendukung agar tidak berkerumun. Kampanye itu, lanjutnya, sengaja menyelipkan unsur ”Malangan” supaya para Aremania, sebutan pendukung Arema FC, bisa memahami dan mengikuti kampanye itu.
Sementara itu, Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita menjelaskan, pihaknya tengah mempertimbangkan berbagai masukan dari klub dan kelompok pendukung terkait larangan berkerumun itu. Hal itu, lanjut Hadian, salah satunya terkait aturan yang mengikat kepada tim apabila larangan berkumpul itu dilanggar oleh pendukung klub tertentu.
Direktur IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, tidak mengkhawatirkan fanatisme penonton yang ingin hadir langsung ke lapangan meksipun dilarang. Menurut dia, profil penonton basket didominasi oleh anak muda. Karena itu, mereka relatif lebih terbiasa dengan siaran langsung pertandingan secara digital.
Olimpiade Tokyo
Di luar rumitnya penyelenggaraan ajang olahraga di dalam negeri, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) serta Kemenpora harus segera menyiapkan kontingen Indonesia ke Olimpiade Tokyo 2020 yang akan digelar di tengah pandemi Covid-19. Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo akan sangat berbeda dengan Olimpiade sebelumnya.
Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo telah menerbitkan buku panduan pertama per 3 Februari lalu. Lalai dalam menjalani panduan itu akan berakibat penarikan akreditasi atau hak berpartisipasi di Olimpiade maupun ajang lain.
Isi panduan itu, antara lain atlet dan staf pendukung wajib menjalani karantina 14 hari sebelum tiba di Jepang, tes Covid-19 sebelum dan sesampai di Jepang, dan penggunaan aplikasi ponsel untuk melaporkan kesehatan serta pelacakan kontak.
Baca juga: Olimpiade Tokyo Tetap Sesuai Jadwal
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari memastikan, hampir semua isi panduan itu sudah dipenuhi oleh semua cabang yang melakukan pelatnas untuk persiapan Olimpiade Tokyo.
Selama ini, pelatnas telah menerapkan protokol kesehatan ketat mulai dari pakai masker, latihan dalam karantina, pembatasan pergerakan, jaga jarak, menjaga kebersihan individu, hingga arena tempat latihan. Okto menilai, Indonesia justru selangkah lebih maju karena para atlet telah melakukan vaksinasi Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah membuat industri olahraga Tanah Air untuk melakukan inovasi sebagai upaya bertahan. Olimpiade Tokyo yang telah ditunda setahun akibat pandemi juga melakukan banyak penyesuaian. Ibarat sebuah pertandingan sepak bola, laga melawan pandemi Covid-19 masih berlangsung dan pemenangnya belum diketahui.