DBL, kompetisi bola basket pelajar, justru dimulai lebih dulu dibandingkan dengan liga profesional, IBL. Kesuksesan penyelenggaraan DBL bisa membuka jalan industri basket yang vakum setahun terakhir.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah vakumnya kompetisi olahraga dalam masa pandemi Covid-19, harapan muncul dari penyelenggaraan liga bola basket pelajar atau DBL Indonesia. Kompetisi yang absen tahun lalu ini sukses menyelenggarakan seri DBL di Nusa Tenggara Barat pada 22-26 Februari 2021 dengan protokol kesehatan ekstraketat.
DBL kembali menggelar kompetisi untuk pelajar putra dan putri, akhir Februari, di GOR Turida, Mataram, NTB. Dengan penyelenggaraan ini, DBL menjadi kompetisi bola basket pertama yang dimulai semasa pandemi, mendahului kompetisi profesional Liga Bola Basket Indonesia (IBL).
CEO dan pendiri DBL Indonesia, Azrul Ananda, mengatakan, kompetisi bisa berjalan karena sejumlah adaptasi yang dilakukan. Adaptasi itu, antara lain, tidak ada kerumunan penonton seperti biasa yang merupakan ciri khas DBL. Penyelenggaraan liga itu mendapatkan rekomendasi dan pengawasan dari pemerintah daerah setempat.
”Tim kami banyak terbantu karena arahan yang jelas dari regulator di NTB dan Mataram. Meskipun saat ini belum ada standar yang baku dalam penyelenggaraan kegiatan olahraga secara nasional, berbagai permintaan dari regulator bisa dijalankan. Kolaborasi seperti ini yang kami yakini akan dapat membangkitkan kembali industri olahraga dan penyelenggaraan event di Indonesia,” ujar Azrul dalam siaran pers DBL yang diterima pada Senin (1/3/2021).
Berbagai protokol kesehatan ketat diterapkan DBL untuk bisa menggelar seri NTB. Para pemain wajib menjalankan tes usap sekitar tiga jam sebelum pertandingan. Hal serupa berlaku untuk panitia dan petugas pertandingan. Selama lima hari bertanding, total 820 kali tes usap dilakukan.
Meski dilangsungkan tanpa penonton, kompetisi pelajar terbesar di Indonesia ini tidak kehilangan antusiasme para pendukung. Tayangan siaran langsung digital, melalui aplikasi DBL Play, berhasil meraup sekitar 188.290 penonton.
Berbeda dengan sebelumnya, musim ini, seluruh pertandingan ditayangkan langsung lewat platform digital. Musim lalu, hanya beberapa pertandingan yang disiarkan langsung.
DBL saja yang (kompetisi) amatir sekolah sudah jalan. Padahal, sekolah tatap muka saja belum. Logikanya tidak ada masalah untuk IBL nanti.
Jumlah penonton dalam satu pertandingan bisa 11.594 orang. Jumlah itu lebih banyak sekitar delapan kali lipat dibandingkan dengan kapasitas gedung pertandingan. Hal ini menandakan tingginya potensi penyelenggaraan kompetisi di tengah pandemi meski tanpa kehadiran penonton langsung.
”Ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat dan bisa merefleksikan bagaimana masyarakat sudah sangat ingin menonton pertandingan olahraga walau harus dengan cara yang baru,” tambah Azrul.
Kepala Kepolisian Daerah NTB Irjen (Pol) Muhammad Iqbal menilai, penyelenggaraan DBL bisa jadi contoh bagi kompetisi lain. ”Sejak awal, kami yakin DBL bisa menjadi pionir penyelenggaraan kompetisi olahraga di Indonesia. Hasilnya, penerapan protokol kesehatan memang berjalan dengan sangat ketat dan sangat detail,” jelasnya.
Setelah kesuksesan di seri NTB, kompetisi akan berlanjut ke seri Sumatera Selatan pada 5-9 Maret 2021. Adapun tim SMAN 5 Mataram sukses mengawinkan gelar juara putra dan putri dalam seri NTB.
Kesuksesan penyelenggaraan DBL bisa menggeliatkan ajang-ajang basket lain. Misalnya, IBL, yang merencanakan mulai musim baru pada 10 Maret, di Robinson Cisarua Resort, Bogor, Jawa Barat.
Manajer klub IBL Amartha Hangtuah Ferri Jufry mengatakan, tidak ada lagi alasan membatalkan kembali rencana liga profesional. Jika kompetisi pelajar bisa digelar, IBL seharusnya juga mampu dilangsungkan. Apalagi, IBL menerapkan sistem ”gelembung” dengan protokol kesehatan lebih ketat.
Sejauh ini IBL sudah dua kali batal menggelar kompetisi semasa pandemi akibat terkendala izin dari Polri dan pemerintah pusat. ”DBL saja yang (kompetisi) amatir sekolah sudah jalan. Padahal, sekolah tatap muka saja belum. Logikanya tidak ada masalah untuk IBL nanti,” ucap Ferri.