Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi harus segera tampil maksimal pada penampilan pertama mereka tahun ini di All England, setelah setahun absen bertanding. Mereka juga harus mampu mengembalikan suasana kompetisi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah libur setahun, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon kembali berpasangan pada turnamen All England, 17-21 Maret. Setelah terlambat mengawali penampilan pada 2021, pebulu tangkis ganda putra nomor satu dunia itu tak boleh terlambat ”panas” daripada pemain lain.
Pasangan berjulukan ”Minions” itu tak tampil dalam tiga turnamen penutup musim kompetisi 2020 di Bangkok, Thailand, pada Januari 2021, karena Kevin terinfeksi Covid-19 pada Desember 2020. Turnamen yang digelar selama tiga pekan beruntun itu adalah Yonex dan Toyota Thailand Terbuka, yang berkategori BWF Super 1000, serta Final BWF.
Di Thailand, turnamen diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat dan semua peserta diwajibkan menjalani karantina di kamar hotel masing-masing sepekan sebelum turnamen. Dengan peraturan tersebut, Kevin tak bisa menyusul karena tak boleh ada partisipan yang memulai penampilan pada turnamen kedua atau ketiga.
All England pun menjadi kejuaraan pertama Kevin/Marcus pada 2021. Turnamen bulu tangkis tertua itu pula yang menjadi panggung terakhir mereka tahun lalu sebelum kompetisi bulu tangkis dihentikan karena pandemi Covid-19. Juara All England 2017 dan 2018 itu dikalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) di final.
Tanpa ajang pemanasan sebelum All England, peraih medali emas Asian Games 2018 itu harus waspada sejak awal. Semula mereka dijadwalkan tampil pada Jerman Terbuka, sepekan sebelum All England, tetapi turnamen BWF Super 300 itu dibatalkan.
Kevin/Marcus pun tak akan meremehkan semua lawan. Apalagi, All England adalah turnamen paling presitisius yang gelar juaranya diimpikan semua pebulu tangkis. Persaingan di All England juga akan lebih ketat darpiada di Thailand. Meski tetap tanpa kehadiran skuad China, kali ini Jepang akan turun dengan kekuatan penuh.
Di Thailand, Chen Long dan kawan-kawan tak bertanding karena Pemerintah China tak mengizinkan mereka keluar negeri pada masa pandemi. Adapun Jepang batal tampil setelah tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, terinfeksi Covid-19 menjelang keberangkatan ke Thailand.
”Semua kami waspadai karena kami belum bertanding, sedangkan beberapa lawan sudah main di Thailand. Kalau melihat di Thailand, Lee Yang/Wang Chi Lin bermain sangat bagus. Nanti juga akan ada pemain Jepang. Kami akan mencoba bermain semaksimal mungkin,” ujar Marcus melalui tim humas PP PBSI di Jakarta, Sabtu (27/2/2021).
Lee/Wang adalah ganda Taiwan yang menyapu bersih gelar juara dalam tiga turnamen di Thailand. Namun, mereka tak akan tampil di All England.
Tanpa kehadiran ganda peringkat ketiga dunia itu dan pemain-pemain China, Kevin/Marcus akan bersaing dengan pasangan peringkat 10 besar lain dari Jepang, seperti Endo/Watanabe dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Selain itu, ada ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, yang berpeluang menjadi lawan pada perempat final paruh atas undian.
Dua ganda putra Indonesia lainnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, akan bersaing pada paruh bawah undian. Kedua pasangan itu memulai penampilan pada tahun ini di Thailand, dengan hasil terbaik diraih Hendra/Ahsan yang lolos ke final turnamen Final BWF.
Persiapan
Selain mewaspadai lawan, Kevin/Marcus mengantisipasi hilangnya aura kompetisi dari diri mereka. Pelatih pun mempersiapkan mereka dengan menciptakan suasana pertandingan dalam latihan, seperti dengan latih tanding melawan pemain lain dan bermain melawan tiga orang.
”Semua program diintensifkan karena kami sudah setahun tak bertanding,” kata Marcus. Sementara itu, seperti dikatakan Kevin, program latihan untuknya difokuskan untuk menaikkan kekuatan tangan setelah absen berlatih cukup lama.
Semua kami waspadai karena kami belum bertanding, sedangkan beberapa lawan sudah main di Thailand.
Selain melalui latih tanding, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi pun sering mengingatkan agar mereka bisa mengatasi suasana pertandingan yang telah lama hilang. ”Saya sering meminta mereka untuk membayangkan suasana pertandingan dan mencari solusinya,” kata Herry.
Indonesia mengirimkan sembilan wakil ke All England. Selain ganda putra, tunggal putra diwakili tiga pemain, yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Tommy Sugiarto. Nomor putri dan ganda campuran masing-masing mengirim satu wakil, yaitu Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Gresysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), dan juara bertahan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran).
Skuad pelatnas utama lainnya, seperti Shesar Hiren Rushtavito, Ruselli Hartawan, dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja akan tampil pada Swiss Terbuka, 2-7 Maret. Jeda dua pekan dengan All England tak memungkinkan perjalanan mereka berlanjut ke Birmingham.
Seperti dijelaskan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky menempatkan mereka menunggu dua pekan di Birmingham berisiko tinggi karena pandemi Covid-19 belum reda. Sementara itu, jika kembali ke Jakarta, persiapan atlet tak akan maksimal karena Gloria dan kawan-kawan harus menjalani karantina selama sepekan setelah tiba di Jakarta.