Jungkir Balik Dunia Giroud
Laga Chelsea versus Manchester United menghadirkan dua kisah bertolak belakang para pemainnya. Ketika dunia striker Chelsea, Oliver Giroud, tengah terbalik, gelandang MU, Bruno Fernandes, justru ada di jalur paralel.
LONDON, SABTU — Striker Chelsea, Olivier Giroud, menggemparkan panggung Eropa lewat gol salto penentu kemenangan atas Atletico Madrid, Rabu (24/2/2021). Tendangan akrobatik itu tidak hanya menegaskan kehebatannya, tetapi juga menggambarkan realitas dunia yang dijalaninya.
Tendangan salto itu serupa nasib Giroud yang tengah jungkir balik. Pemain asal Perancis itu selalu berkontribusi besar terhadap tim yang dibelanya, mulai dari Arsenal, tim nasional Perancis, hingga Chelsea. Namun, apresiasi yang dia dapatkan cenderung selalu terbalik dari yang seharusnya.
”Ada beberapa pemain bagus yang tidak dihargai. Dia (Giroud) ada di daftar teratas pemain terbaik dunia yang paling diremehkan. Gol melawan Atletico (di Liga Champions Eropa) mempertegas kehebatannya,” kata Tony Cascarino, mantan striker timnas Irlandia, dikutip Talksport.
Gol indahnya membuka mata banyak orang, termasuk Manajer Chelsea Thomas Tuchel. Setelah penampilan gemilangnya di Liga Champions, Giroud akan memimpin ”Si Biru” untuk menjamu Manchester United, Minggu (28/2/2021) pukul 23.30 WIB di Stadion Stamford Bridge, London.
Baca juga: Babak Baru Kisah Ibrahimovic dengan Setan Merah
Tuchel, dalam konferensi pers, mengaku kian terpesona dengan striker kekar setinggi 1,93 meter tersebut. Giroud tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan bermain. Selalu ada gol darinya setiap 106 menit. Tuchel meyakini, Giroud punya tempat di tim inti, termasuk saat menghadapi MU.
”Kapan pun, dia pantas diberikan kesempatan bermain dari menit awal. Dia berlatih sangat baik, juga pemimpin di dalam tim ini. Dia sudah berusia 34 tahun, tetapi masih dalam kondisi terbaik. Saya kagum akan caranya menjaga tubuh,” ungkap Tuchel.
Rela berkorban
Manajer asal Jerman itu bahkan tidak segan menyamakan Giroud dengan bomber kelas dunia MU, Edinson Cavani. Keduanya dinillainya punya kualitas setara dalam hal meningkatkan performa timnya.
”Mereka (Cavani dan Giroud) penyerang yang peduli dengan tim, mau berkorban dan berjuang demi rekan-rekannya. Mereka mau berlari hanya untuk membuka ruang bagi yang lainnya. Ketika di kotak penalti, mereka punya penyelesaian akhir matang. Keduanya striker top,” ujar Tuchel.
Giroud sering tidak dianggap sebagai pemain kelas dunia karena bukan tipe striker murni. Dia tidak punya kecepatan dan kelincahan eksplosif yang diharapkan ada dalam sosok striker, seperti Sergio Aguero (Manchester City).
Baca juga: Tendangan Salto Giroud Membalikkan Nasib Chelsea
Meski begitu, peran Giroud sebagai target man tidak perlu diragukan. Selain bisa mencetak gol dari umpan silang, dia juga pemantul bola terbaik di pertahanan lawan. Giroud bisa memberi umpan dan membuka ruang bagi rekan-rekannya. Peran itu cocok dengan permainan Tuchel yang mengandalkan penguasaan bola.
Peran tidak terlihat ini sangat krusial. Mantan rekannya di Chelsea, Eden Hazard, pernah menyatakan sangat nyaman bermain dengan Giroud. Berkat tubuh kokoh Giroud di lini serang, Hazard lebih leluasa bergerak. Hal serupa dirasakan Antoine Griezmann saat menjuarai Piala Dunia Rusia 2018 bersama Perancis.
Keunggulan Giroud itulah yang menjadi titik terang bagi penyerang Chelsea lainnya, Timo Werner. Giroud dan Werner mulai dipercaya Tuchel sebagai duet di lini depan. Seperti saat melawan Atletico, mereka dipasangkan dalam formasi 3-4-1-2. Werner, yang kurang bersinar pada era manajer sebelumnya, Frank Lampard, bisa lebih leluasa bergerak berkat kehadiran Giroud.
Kemampuan hebat Fernandes musim ini benar-benar dihargai. Pemain asal Portugal ini bahkan mulai disandingkan dengan ”dewa” sepak bola, Lionel Messi.
Baca juga : Timo Werner Kembali Tersenyum di Stamford Bridge
Tak pelak, sosok Giroud bisa mengancam pertahanan MU yang inkosisten pada musim ini. Meskipun tidak diapresiasi sepatutnya, realitasnya Giroud telah mencetak 90 gol di Liga Inggris. Jumlah itu melampaui capaian para penyerang legendaris di liga itu, seperti Dennis Bergkamp (87 gol), Fernando Torres (85 gol), dan Cristiano Ronaldo (84 gol).
Setara Messi
Kontras dengan Giroud, gelandang andalan MU, Bruno Fernandes, justru sedang berada dalam dunia paralel. Kemampuan hebatnya musim ini benar-benar dihargai. Pemain asal Portugal ini bahkan mulai disandingkan dengan ”dewa” sepak bola, Lionel Messi.
Musim ini, Fernandes telah menyumbang 22 gol dan 12 asis di seluruh kompetisi. Kombinasi tersebut merupakan yang terbanyak di Inggris, melampaui Mohammed Salah dan Kevin De Bruyne. Catatan fenomenal Fernandes itu membuatnya disandingkan dengan Messi yang telah mengemas 23 gol dan 5 asis untuk Barcelona FC pada musim ini.
Namun, jika dibandingkan dengan catatan per laga, Fernandes mengungguli Messi. Fernandes, yang bermain di liga terbaik sejagat, membuat rata-rata 0,97 gol atau asis setiap laga. Adapun kontribusi Messi adalah 0,93 gol atau asis per laga.
Maka itu, Fernandes akan kembali menjadi andalan MU saat menghadapi Chelsea. Gelandang dengan sentuhan magis itu bisa merusak periode ”bulan madu” Tuchel bersama Chelsea. Mereka belum pernah kalah di delapan laga.
Fernandes, bersama penyerang Marcus Rashsford, akan jadi pemecah dominasi ”Si Biru” yang selalu mengandalkan penguasaan bola. Dengan umpan mematikan Fernandes ke Rashford, ”Setan Merah” bisa menghukum tuan rumah lewat serangan balik kilat.
Manajer MU Ole Gunnar Solksjaer mengatakan, Fernandes dan Rashford dalam kondisi cukup bugar. Mereka hanya bermain 45 menit pada laga kedua babak 32 besar Liga Europa, Jumat dini hari. Duo pemain terbaik MU itu dinilai akan menampilkan performa terbaiknya. Hal itu sangat dibutuhkan karena mereka akan tampil tanpa duo gelandang, Paul Pogba dan Scott McTominay.
”Saya sangat puas karena Bruno dan Rashford tidak cedera sampai saat ini. Selalu ada risiko cedera ketika memainkan mereka terus-menerus. Mereka berlatih lebih banyak dari biasanya. Keduanya sangat semangat jelang laga nanti,” ucap Solskjaer.
Laga ini sangat penting bagi Solskjaer. Mereka perlu tiga poin untuk tetap berada di jalur perebutan juara. Fernandes dan rekan-rekannya juga harus menjaga jarak dari Chelsea, tim peringkat kelima. MU, tim peringkat kedua, kini hanya unggul enam poin dari Chelsea.
Menurut Solskjaer, Chelsea versi Tuchel patut diwaspadai. ”Tuchel datang dan mengubah Chelsea. Ini akan jadi tantangan besar bagi kami. Anda bisa melihat statistik dan hasil yang diraih mereka dengan gaya penguasaan bola. Semoga kami bisa menghentikan laju positif mereka. Itu tugas saya,” jelasnya.
Supremasi City
Sementara itu, pada laga Sabtu (27/2/2021) malam, Manchester City menyempurnakan rekor mereka selama tahun 2021 dengan 20 kemenangan beruntun di seluruh kompetisi. Skuad asuhan Josep Guardiola kembali menang dalam pekan ke-26 Liga Inggris, yaitu atas West Ham United, dengan skor 2-1.
Uniknya, kemenangan City ini ditentukan tidak hanya dari penyerangnya, tetapi juga dari para pemain bertahannya. Kedua gol City dicetak duo bek tengah, Ruben Dias dan John Stones. Hal ini pun semakin menunjukkan kehebatan dua bek ”Si Biru Langit”. Selain menjadi benteng kokoh di pertahanan, mereka juga bisa membantu lini depan City ketika sedang buntu.
”Kami memainkan sepak bola seperti beberapa musim lalu. Kami memiliki pejuang di ruang ganti. Beberapa bulan ini sangat luar biasa. Kami berada di setiap kompetisi untuk mencoba dan memenangkan mereka (laga-laga). Saya memberi pujian besar kepada Dias, yang bermain luar biasa di klub dan negara baru musim ini,” kata Stones, dikutip BBC Sport.
City semakin mendekati takhta juara pada pekan ke-26. Mereka kokoh di puncak klasemen dengan perolehan 62 poin. Mereka pun kini unggul telak, yaitu 13 poin, dari MU dan Leicester City. (AP)