Real Madrid termasuk penyintas tangguh di level Eropa. Mereka kerap bisa menemukan jalan ketika menghadapi masalah seperti yang terjadi saat mereka bertandang ke kandang Atalanta.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BERGAMO, KAMIS - Real Madrid bisa bernapas lega ketika akhirnya mengalahkan Atalanta, 1-0, pada laga pertama Babak 16 Besar Liga Champions Eropa di Bergamo, Kamis (25/2/2021) pagi waktu Indonesia. ”El Real” yang tengah dilanda badai cedera beruntung bisa memaksa Atalanta bermain lebih defensif.
Sebelum laga ini berlangsung, Atalanta menjadi kubu yang mendapat banyak keuntungan. Mereka tampil di kandang, hanya satu pemain yang absen karena cedera, dan Real datang dengan skuad yang pincang. Malam itu Real tidak diperkuat sejumlah pemain pilar, termasuk Karim Benzema, Sergio Ramos, Dani Carvajal, dan Eden Hazard.
Atalanta sudah membayangkan bisa mendapatkan pijakan kuat pada laga pertama ini dengan menampilkan permainan menyerang yang menjadi ciri khas mereka. Namun, taktik mereka menjadi berantakan ketika wasit, Tobias Stieler, memberikan kartu merah kepada gelandang bertahan Atalanta, Remo Freuler, pada menit ke-17.
Wasit melihat Freuler menjatuhkan Ferland Mendy yang berpeluang mencetak gol dan wasit langsung mengeluarkan kartu. Insiden ini membuat Pelatih Atalanta Gian Perio Gasperini geram terhadap wasit. ”Laga ini telah dirusak,” kata Gasperini.
Menurut mantan pelatih Inter Milan, Palermo, dan Genoa itu, sepak bola sedang bunuh diri akibat keputusan wasit itu. Ia sampai mengatakan wasit tidak pernah bermain sepak bola sehingga tidak bisa membedakan antara kontak fisik dan pelanggaran.
Gasperini termasuk pelatih yang tidak segan menyampaikan kritik keras jika sedang kesal seperti ini. ”Saya pernah dihukum karena mengatakan sesuatu di Liga Italia dan UEFA mungkin akan menghukum saya juga. Namun, sepak bola sedang bunuh diri,” katanya.
Kartu merah itu menjadi pukulan telak bagi Atalanta yang sedang mencoba melanjutkan mimpi mereka untuk terbang tinggi dalam kompetisi ini.
Musim lalu mereka sempat membuat sensasi dengan menembus ke babak perempat final untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada musim ini, mereka finis di peringkat kedua Grup D, setelah mengalahkan Liverpool dan Ajax pada laga tandang.
Ketika bertemu tim kuat seperti Real yang sedang pincang, tim berjuluk ”Sang Dewi” ini justru bernasib sial. Setelah bisa bertahan dengan baik dan waktu normal 90 menit hampir habis, Real memberi tamparan lebih keras melalui gol Mendy pada menit ke-86. Mendy praktis menjadi biang penderitaan Atalanta malam itu.
Zidane puas
Meski Real baru bisa mencetak gol menjelang laga berakhir, Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane mengaku puas dengan penampilan timnya. Ia puas masih bisa mencetak gol dan tidak kebobolan saat bertandang melawan salah satu tim paling agresif di Italia.
Zidane tidak mempermasalahkan jika serangan timnya malam itu dinilai tidak tajam karena memang tidak ada pemain seperti Benzema, Hazard, atau Ramos. Ia telah mencari alternatif pola serangan lain dengan meminta Isco untuk berperan sebagai penyerang bayangan.
Saya pernah dihukum karena mengatakan sesuatu di Liga Italia dan UEFA mungkin akan menghukum saya juga. Namun, sepak bola sedang bunuh diri.
Ketika kehilangan striker utama, pemain di posisi lain dituntut untuk ikut membantu serangan dan inilah yang terjadi pada Mendy. Gol tunggal ini terjadi ketika Mendy masuk ke sisi tengah dan mendapat umpan dari Luka Modric.
”Kami sudah sering berlatih pola serangan ini. Seharusnya memang bukan Mendy yang mengambil tembakan tersebut,” kata Zidane, mengisyaratkan pola serangan mereka sangat dinamis.
Secara keseluruhan, Real memanfaatkan keunggulan satu pemain dengan baik, menguasai 68 persen penguasaan bola. Mereka juga lebih banyak menyerang dengan membuat 10 tembakan, empat di antaranya mengarah ke gawang lawan. Sebaliknya, Atalanta hanya menghasilkan dua tembakan tanpa satu pun yang membahayakan gawang Real.
Kemenangan pada laga pertama ini membuat Real lebih mudah menghadapi laga kedua yang akan digelar di Madrid pada pertengahan Maret. Mereka sudah mengantongi satu gol tandang dan besar kemungkinan Benzema sudah bisa tampil. Namun, mereka bakal kehilangan Casemiro yang terkena akumulasi kartu kuning.
”Masih banyak peluang yang bisa terjadi pada laga kedua. Kami harus bermain lebih baik,” kata Zidane. Atalanta dan Gasperini telah bertekad untuk membalas kekalahan ini di Madrid dan Zidane pantas untuk tetap waspada.
El Real sejauh ini telah menyelamatkan wajah Spanyol ketika wakil-wakil lainnya dari La Liga menelan kekalahan pada laga pertama babak 16 besar ini. Atletico Madrid telah dikalahkan Chelsea, 0-1; Barcelona dikalahkan Paris Saint-Germain, 1-4, dan Sevilla ditundukkan Borussia Dortmund, 2-3.
Pada musim lalu, perjalanan Real terhenti pada babak 16 besar ini setelah disingkirkan Manchester City dengan jumlah agregat gol, 2-4. Zidane wajib menjaga harga diri El Real sebagai tim yang paling sering menjuarai kompetisi ini. Setelah mengalahkan Atalanta di Bergamo, perjalanan mereka masih jauh dan berat. (AP/AFP/REUTERS)