Musim Pembuktian “Super Mario”
Mario Suryo Aji memasuki musim krusial di Kejuaraan Dunia Moto3 Yunior CEV. Jika dia bisa memenuhi target meraih podium dan mengakhiri musim 2021 di posisi lima besar, jalan menuju Grand Prix Moto3 akan terbuka lebar.
JAKARTA, KOMPAS – Mario Suryo Aji optimistis bisa lebih kompetitif pada musim ketiganya di Kejuaraan Dunia Moto3 Yunior CEV, jenjang terakhir sebelum naik kelas ke Grand Prix. Mario pun menargetkan bisa meraih podium, dan mengakhiri musim 2021 di posisi lima besar. Pebalap binaan Astra Honda Motor itu sudah memahami karakter sirkuit-sirkuit di Eropa, serta mampu membalap lebih agresif. Dia juga sudah pulih dari cedera tangan kiri dan tinggal menjalani program penguatan otot.
Pebalap berjuluk “Super Mario” itu diharapkan bisa menyusul Andi Farid Izdihar yang berkiprah di Grand Prix Moto3 musim 2021 bersama Honda Team Asia. Pebalap yang akrab disapa Andi Gilang itu, pada musim 2020 bersaing di Moto2. Mario akan segera kembali ke home base di Barcelona, Spanyol, dalam waktu dekat, untuk menjalani persiapan akhir menghadapi FIM CEV 2021.
Persiapan Mario musim ini bisa ideal dibandingkan musim lalu yang terganggu oleh awal pandemi Covid-19. Dia bahkan tidak bisa mengikuti dua balapan pertama 2020 di Estoril dan Algarve. Mario kemudian mengalami cedera retak tulang tangan kiri pada seri Jerez musim lalu. Dia kembali tampil di Aragon dalam kondisi belum pulih 100 persen.
Baca juga : 12 Pebalap AHRT Berburu Prestasi Internasional
Namun, dalam kondisi yang belum bugar itu, Mario justru bisa membuat kejutan dengan finis di posisi keenam dan ketujuh pada dua balapan di Valencia. Sedangkan pada balapan ketiga di Valencia, Mario sempat berada di posisi lima tetapi kemudian terjatuh karena motornya terlalu miring saat melewati tikungan.
Pencapaian Mario dalam kondisi masih cedera itu, membangkitkan optimisme bahwa pebalap asal Madiun, Jawa Timur itu, bisa lebih kompetitif saat kondisi fisiknya bugar. Kekuatan fisik akan melengkapi kemajuan pesat Mario dalam teknik membalap. Kini dia sudah semakin memahami karakter lawan-lawannya, dan menyesuaikan gaya membalapnya dengan kompetisi yang sangat ketat. Salah satu indikatornya adalah, pada musim 2020 dia sudah bisa mendahului beberapa pebalap, di mana itu tidak bisa dia lakukan pada musim debutnya pada 2019.
Salah satu penampilan agresif Mario musim lalu adalah pada seri keenam di Aragon, di mana dia finis ke-12 setelah start dari posisi ke-26. Dia mendahului para pebalap di depannya untuk meraih empat poin krusial. Ini penampilan yang melampaui harapan mengingat Mario absen dalam empat seri awal, dua seri di Estoril dan Algarve karena pandemi Covid-19, serta dua seri di Jerez akibat cedera.
Target tinggi
Peningkatan performa itulah yang membuat Mario ditargetkan bisa meraih podium pada musim ketiga di Kejuaraan Dunia Moto3 CEV dan mengakhiri musim di posisi lima besar. “Untuk semua kejurnas termasuk MX2 dan juga level Asia, target kita adalah juara, tetapi untuk level CEV dan SS600 lima besar,” ujar Andy Wijaya Deputy General Manager Marketing Planning and Analysis PT Astra Honda Motor.
Saya ingin membuktikan bahwa anak Indonesia bisa berprestasi di arena balap dunia.
"Untuk musim 2021 ini saya memiliki tekad kuat untuk meraih hasil maksimal. Untuk saya pribadi prestasi terbaik sangat penting bagi karier saya ke depan. Oleh karena itu, saya tidak akan mengecewakan dukungan dan kesempatan yang telah diberikan oleh AHM pada tahun ketiga di CEV Moto3. Saya ingin membuktikan bahwa anak Indonesia bisa berprestasi di arena balap dunia," ujar Mario.
Musim ketiga ini sangat krusial bagi Mario, karena bisa menjadi penentu dia akan dipromosikan ke Grand Prix Moto3. Astra Honda Motor biasanya melakukan evaluasi akhir untuk promosi setiap dua hingga tiga tahun. “Normalnya kita lakukan evaluasi dalam dua atau tiga tahun, sehingga kita bisa lihat perkembangannya. Evaluasi-evaluasi itu yang nantinya akan menentukan apakah kita akan menaikan pebalap bersangkutan ke level selanjutnya, sudah siap atau belum,” jelas Manager Motorsport AHM Rizky Christianto.
“Tentunya kami juga akan melihat perkembangan dari sisi kompetensi, teknik, kepribadian, dan juga tekat masing-masing di tahun berjalan, dan ini yang akan menjadi evaluasi kita bersama, supaya proses penjenjangan ini benar-benar berjalan dengan baik, pengembangan pebalap menuju puncak juga berjalan baik,” tegas Andy Wijaya.
Jika Mario musim ini bisa memenuhi target finis di lima besar, serta meraih beberapa kali podium, jalannya menuju level Grand Prix Moto3 akan semakin terbuka. Mario yang dinilai oleh pelatihnya Diego Lozano memiliki gaya membalap seperti Marc Marquez, memang ditargetkan bisa bersaing di papan atas musim ini.
“Progres Mario sangat bagus. Dia berkembang sangat pesat. Kualitas terbaik Mario adalah pantang menyerah, sangat cepat dalam balapan, dan selalu memberikan yang terbaik saat balapan,” tegas Lozano saat wawancara daring November lalu.
“Dia masih muda, kuat, dan mampu berkembang pesat. Saya yakin, tahun depan (2021) akan lebih baik. Kami tetap harus bekerja keras, dan saya yakin bisa,” tegas Lozano.
Pemulihan cedera
Terkait pemulihan cedera tangan kiri yang diderita musim lalu, Mario mengaku pemulihan berjalan sesuai harapan dan sudah tidak merasakan sakit. Dia tinggal menjalani program penguatan otot dalam persiapan akhir di Barcelona bersama tim pelatihnya. “Di dua putaran terakhir kemarin (musim 2020), alhamdulillah sudah melakukan pemulihan, belum 100 persen tetapi sudah bisa tampil cukup maksimal. Di Valencia juga ada tiga balapan, tangan sudah oke. Untuk persiapan selanjutnya lebih dilatih strenght,” ujar Mario dalam peluncuran tim Astra Honda Motor 2021, Kamis (25/2/2021) di Jakarta.
Manager Motorsport AHM Rizky Christianto juga menyatakan bahwa, kondisi fisik Mario sudah bugar dan tinggal menjalani persiapan akhir. “Setelah balap CEV 2020 berakhir, dia juga menjalani pemulihan di Madiun, sekarang kondisinya fit 100 persen, dan akan menjalani program latihan yang akan kami laksanakan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Mario biasanya mempersiapkan diri untuk setiap balapan di Sant Quirze, Barcelona, Spanyol. Dia mengasah kekuatan fisiknya dengan bersepeda dan berlari dibimbing oleh pelatih personalnya. “Latihan sepeda lumayan besar efeknya, karena balapan juga perlu endurance. Dari lap ke lap pasti tenaga lebih terkuras kalau kita gak sering latihan kardio. Dampak latihan kardio gak hanya power tetapi juga konsentrasi, kalau kardio bagus konsentrasi bisa terjaga hingga garis finis,” tegas Mario.
Mario merupakan salah satu dari 12 pebalap Astra Honda Motor yang akan bersaing di level internasional pada musim 2021. Mario menjadi satu-satunya pebalap yang tampil di CEV. Pada ajang Asia Road Racing Championship, Rheza Danica Ahrens dan Irfan Ardiansyah akan tampil di kelas Superport 600 cc, sedangkan di kelas Asia Production 250cc ada trio Lucky Hendriansya, Muhammad Adenanta Putra, dan Herjun Atna Firdaus.
Untuk ajang motokros, kroser andal Delvintor Alfarizi akan menjadi andalan di kelas MX2. Tahun ini, Delvintor akan berjuang mengulang pencapaian gelar juara nasional kejurnas motokros kelas MX2 tahun 2019. Dia juga mendapat wild card untuk tampil pada ajang begengsi kejuaraan dunia motokros MXGP seri Indonesia.
Para pebalap belia juga mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya di ajang Asia Talent Cup (ATC) serta Thailand Talent Cup (TTC). Mereka yang akan tampil di ATC 2021 yang dipromotori oleh Dorna Sports, adalah Herjun Atna Firdaus, Azryan Dheyo Wahyumaniadi, Herlian Dandi, dan Fadillah Arbi Aditama. Sedangkan di ajang TTC 2021 ada pebalap bertalenta Chessy Meilandri dan Veda Ega Pratama. Mereka akan memacu motor Honda NSF250R.