Pasangan ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja absen dari All England karena membutuhkan poin untuk mengamankan posisi mereka lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Poin itu terdapat pada Swiss Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Meski berlevel lebih rendah, Swiss Terbuka 2021 bermakna lebih penting daripada All England bagi pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Mereka harus memanfaatkan kesempatan itu semaksimal mungkin untuk mendapatkan tiket Olimpiade Tokyo 2020.
Swiss Terbuka, 2-7 Maret, adalah turnamen BWF World Tour berkategori Super 300, tiga tingkat di bawah All England Super 1000 pada 17-21 Maret. Di antara dua turnamen itu seharusnya terdapat Jerman Terbuka dalam rangkaian turnamen BWF World Tour di Eropa. Namun, turnamen itu dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Semula, sepuluh wakil Indonesia, termasuk Hafiz/Gloria akan diikutsertakan dalam ketiga turnamen beruntun itu. Namun, mereka akhirnya hanya akan tampil di Swiss.
”Untuk Hafiz/Gloria, Swiss Terbuka lebih penting daripada All England karena menjadi kualifikasi Olimpiade, sedangkan All England tahun ini tidak termasuk. Sebenarnya, kalau Jerman Terbuka berlangsung, mereka bisa bermain di tiga turnamen,” ujar pelatih ganda campuran pelatnas Richard Mainaky di Jakarta, Rabu (24/2/2021).
Pandemi Covid-19 membuat hampir semua ajang olahraga pada 2020 ditunda atau dibatalkan, termasuk Olimpiade Tokyo yang ditunda setahun menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021. Sejumlah turnamen bulu tangkis pun dibatalkan, di antaranya turnamen kualifikasi Olimpiade: Kejuaraan Asia, Swiss, Malaysia, Singapura, dan India Terbuka.
Untuk mengganti kesempatan pengumpulan poin yang hilang, kelima turnamen itu tahun ini kembali dimasukkan sebagai kualifikasi Olimpiade. Kelima turnamen itu digelar dalam rentang Maret-Juni. Malaysia Terbuka Super 750 berlangsung pada 23-30 Mei, menggantikan kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman yang ditunda.
”Enggak apa-apa tidak ikut All England tahun ini, yang penting Swiss Terbuka dulu yang ada di depan mata karena untuk kepentingan Olimpiade. Tadinya mau mencoba ke All England, tetapi tidak memungkinkan,” tutur Gloria.
Untuk Hafiz/Gloria, Swiss Terbuka lebih penting daripada All England karena menjadi kualifikasi Olimpiade, sedangkan All England tahun ini tidak termasuk.
Jeda dua pekan setelah Swiss Terbuka tak memungkinkan atlet bersiap cukup untuk All England jika kembali dulu ke Jakarta. Ini karena mereka harus menjalani karantina sepekan sekembali dari Swiss, tanpa bisa berlatih. Adapun seperti dikatakan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, menanti dua pekan di Birmingham, Inggris, yang menjadi lokasi All England berisiko besar karena pandemi Covid-19 belum reda.
Benahi kekurangan
Gloria pun memanfaatkan waktu latihan untuk membenahi kekurangan yang muncul saat tampil pada tiga turnamen di ”gelembung” Thailand, selama tiga pekan Januari. Dari Yonex dan Toyota Thailand Terbuka serta Final BWF 2020—ketiganya revisi turnamen yang batal tahun lalu— hasil terbaik Hafiz/Gloria hanya perempat final.
Latihan fokus pada ketahanan otot tangan dan kaki. ”Mereka harus bisa bergerak cepat dan konsisten dalam waktu lama, dan Gloria diberi program ekstra untuk bisa seperti itu,” kata Richard.
Berdasarkan peringkat dunia dan peringkat menuju Tokyo yang dibekukan sejak Maret 2020, Hafiz/Gloria berada pada peringkat kedelapan. Ini menjadi batas peringkat untuk mendapat kuota dua wakil pada nomor ganda Olimpiade. Untuk sementara, ganda campuran telah mengamankan satu tiket lewat Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada peringkat keempat menuju Tokyo.
Posisi Hafiz/Gloria masih riskan digeser para pesaing, khususnya tiga pasangan di bawah mereka karena selisih nilai tipis. Untuk itu, Gloria menargetkan memiliki hasil lebih baik daripada para pesaing terdekat itu, yaitu Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong), Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris), dan Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai (Malaysia).
Berada pada paruh undian berbeda, Hafiz/Gloria hanya bisa bertemu Ellis/Smith pada final, adapun Goh/Lai bisa dihadapi di semifinal. Adapun Tang/Tse tak tampil di Swiss.
Untuk sampai tahap itu, Hafiz/Gloria harus menghadapi lawan tak kalah sulit di babak awal, yaitu Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnappa. Pasangan India itu mengalahkan mereka pada babak pertama Yonex Thailand Terbuka. Mereka juga kalah dari Goh/Lai pada penyisihan grup Final BWF.
“Pelatih kami punya kebiasaan tak pernah mengatakan target untuk setiap turnamen. Tetapi, kami sudah tahu tanggung jawab kami. Bagi saya, yang terpenting adalah berusaha maksimal, hasil akan mengikuti usaha itu,” kata Gloria.